Nama : Oktavia Susanti Hadi
Nim : 111 4011 0241
Kelas : E 1
Hai teman-teman dari seluruh penjuru kota! Kita
tahu bahwa Indonesia mempunyai berbagai macam dan ragam kepulauan dan kota -
kota. Ada kota Jakarta, Bandung, Medan,
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Gorontalo, Bali, Semarang, Surabaya,
Bogor, Cibubur, Tegal, Pekalongan, Jepara, dan masih banyak kota yang belum
bisa di sebutkan satu per satu. Nah, bagi kalian nih yang tinggal di Pulau Jawa
pasti tahu kan Pulau Jawa itu luas banget .. Ada Jawa Barat, Jawa Timur, dan
Jawa Tengah. Di dalam kepulauan tersebut masih di bagi lagi menjadi kota – kota
dengan berbagai macam kebudayaan yang unik. Kebudayaan mana yang akan saya
kupas habis? Kebudayaan Jawa Tengah, lebih tepatnya adalah ibu kota Provinsi
Jawa Tengah yaitu SEMARANG. Pada paper ini saya akan mengupas habis tentang
kota Semarang. Siapa sih yang ga tahu kota Semarang ..
Jalanan di kota S |
Yuk kita kita mulai membahas habis Kota
Semarang.,
Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa. Budaya dan bahasa nya masih sangat kental. Kota yang di juluki Venice van Java ini merupakan kota yang penuh dengan sejarah dan peninggalan - peninggalan.
Misalnya saja, Pertempuran Lima Hari di mana
terdapat pertempuran masyarakat kota Semarang yang bertempur melawan
balatentara Jepang yang bersih kukuh untuk tidak menyerah kepada pasukan
Republik.
Kompleks Bank |
Selain kota yang penuh dengan sejarah dan
peninggalan,
Museum Mandala Bakti |
kota Semarang ini juga terkenal dengan kota
lama dan juga kuliner nya lhoo ..
Lumpia Mataram |
Bagi kalian nih yang suka tempat – tempat
bersejarah, ada beberapa tempat di Semarang yang bisa kalian kunjungi dan tidak
boleh di lewatan: bangunan Lawang Sewu, Tugu Muda, Museum Mandala Bakti, Museum
Ronggowarsito, Museum Jamu Jago, Museum Nyonya Meneer, dan Muri. Untuk bangunan
bersejarah agama kalian dapat mengunjungi:
Masjid Agung Semarang, Gereja Blenduk, Gereja Randusari Katedral
Semarang, dan Klenteng Sam Poo Kong. Ada
juga tempat wisata bermain untuk anak – anak dan keluarga: Wonderia dan Istana
Majapahit. Jangan lupa untuk melihat keindahan alam Semarang yaitu Goa Kreo,
Agro Wisata Sodong serta Kampung Wisata Taman Lele .
Tugu Muda |
Budaya masyarakat semarang masih sangat kental
dengan budaya Jawa. Dari cara berbicara, bahasa, cara duduk, cara berpakaian,
makanan, minuman, sampai dengan cara menatap orang yang lebih tua pun masih ada
budayanya. Cara berbicara masyarakat semarang tidak boleh bernada tinggi dan
harus sopan, apalagi jika berbicara dengan orang yang lebih tua tidak boleh
menatap mata nya karena di anggap menantang dan tidak sopan. Orang semarang
terkenal ramah, suka tersenyum, dan sopan. Semarang sudah banyak orang Tiong
Hoa nya juga tetapi disini kami tidak boleh membeda-bedakan dan memiliki hak
yang sama. Bahasa yang digunakan sehari – hari adalah bahasa jawa halus yang
bercampur dengan bahasa Indonesia. Walaupun sama – sama di Jawa Tengah tetapi
lihat saja, antara kota Semarang dengan Solo pun sudah berbeda bahasa nya. Sama
– sama bahasa jawa tetapi Semarang lebih halus bahasanya. Semarang memiliki ke
khas an nya sendiri yang unik dalam budaya kehidupan sahari – hari. Makanan
Semarang pun tidak pernah meninggalkan cirri khas nya yaitu manis. Makanan khas
semarang cenderung manis – manis dan budaya orang Jawa kalau minum cenderung
minum teh. Pagi – pagi pun masyarakat Semarang kebanyakan masih membudayakan
membaca Koran dan tidak pernah melewatkan segelas teh manis hangat. Kebudayaan
itu masih mendarah daging di masyarakat Semarang. Nah, sekarang mari kita bahas
makanan khas di kota semarang..
“ Tentang Kuliner “
Yaakkk .. Apa yang terlintas di pikiran kalian
jika mendengar oleh – oleh dari Semarang? Pastinya adalah Lumpia Semarang dan
ikan Bandeng Presto. 2 makanan khas Semarang ini yang paling banyak di cari
ketika di Semarang, selain itu juga ada mochi, nasi ayam, mie kopyok, gado –
gado, es pankuk, tahu pong, mie titee, wingko babat, dan masih banyak lagi.
Yang paling di cari oleh wisatawan pasti lah
Lumpia atau yang sudah biasa di “panggil” Lumpia Semarang. Mengapa bisa disebut
makanan khas Semarang? Karena lumpia ini sangat unik sejarahnya, yaitu
perpaduan dari cita rasa orang Tiong Hoa dan Indonesia, asal mulanya di buat
oleh orang Tiong Hoa yang menetap dan menikah dengan orang Semarang.
Makanan ini mulai di kenal dalam pesta
olahraga GANEFO pada masa pemerintahan Soekarno. Apa saja isi dari Lumpia?
Lumpia Semarang berisi Rebung, telur, dan daging yang jadi satu di gulung
dengan kulit lumpia. Ada 2 macam lumpia: goreng dan basah. Makanan ini tidak
bisa tahan lama, apa lagi yang basah karena makanan ini tidak di beri pengawet
sama sekali dan paling enak di nikmati saat baru matang dengan cocolan saus
manis kental ala Semarang beserta cabai, bawang merah, dan acar mentimun. Hmm..
yummy.. Harganya pun tidak terlalu mahal, hanya sekitar Rp. 8.000 – Rp. 10.000
per biji. Lumpia Semarang ini sangat mudah di temukan di sepanjang Jalan
Mataram.
Cukup dengan lumpia, sekarang gantian si Ikan
Bandeng Presto . Ikan Bandeng Presto tidak kalah laris dan di cari oleh para
wisatawan, karena cara bumbu dan cara memasak nya yang unik. Bumbu nya sangat
sederhana, hanya dengan bawang putih, kunyit, dan garam. Nah, cara memasaknya
ini yang unik, yaitu dengan cara Presto : dialasi dengan daun pisang, lalu
ditaruh dalam panci yang berisi air. Air yang terdapat dalam panci dipanaskan
dengan tekanan tinggi dan uap air yang dihasilkan itulah yang membuat ikan
Chanos chanos ini matang dan membuat duri – duri tersebut sangat lunak.
Bandeng Presto |
Oleh-oleh khas semarang ini bisa dibeli dengan
mudah, karena di sepanjang jalan Pandanaran menjadi tempat pusat oleh-oleh
Semarang. Biasa nya yang jual Ikan Bandeng Presto pasti ada jualan
“gandengannya” yaitu wingko babat. Jadi ga repot deh mencari oleh – oleh khas
Semarang.
Jl. Pandanaran |
“ Tentang Kota Lama “
gereja blenduk |
Kota lama, kota peninggalan, kota bersejarah.
Mengapa disebut kota lama? Pada abad ke 18 (era pemerintahan Hindia Belanda),
Kota Lama menjadi pusat perekonomian dan budaya masyarakat Jawa Tengah yang
begitu kental. Contohnya, daerah utara dihuni oleh masyarakat kampung melayu
yang mayoritas beragama Islam dengan bukti Masjid Layur (masjid Menara).
Rumah di Kota Lama |
Di daerah barat diuni oleh orang Jawa Islam
dengan bukti Masjid Kauman Semarang. Di daerah selatan dihuni oleh masyarakat
keturunan Tiong Hoa yang membentuk daerah Pecinan Semarang. Dan yang terakhir
adalah Kota Lama dengan bukti banyak bangunan unik yang bisa kita lihat,
misalnya Gereja Blenduk. Gereja Blenduk yang bersejarah itu sekarang mulai bisa
di masuki dan terbuka untuk umum. Jadi kalau penasaran seperti apa sih bangunan
Gereja Blenduk dari dalam, sekarang sudah tidak perlu bertanya – Tanya dan
langsung masuk saja. Dan sekarang kawasan kota lama pun sudah mulai hidup
kembali dengan ada nya kantor pos, stasiun kereta api, kantor polisi, bank
Mandiri, rumah makan Ikan Bakar Cianjur, Sate dan Gulai kambing 29, dan lain -
lain.
“ Tugu Muda “
Tugu Muda |
Di Semarang ternyata juga ada sejarah
peninggalan Belanda lho yaitu Lawang Sewu atau pintu seribu.
Maklum orang semarang masih sangat kental
budaya nya kalau berbicara bahasa dan bahasa sehari – hari nya memakai bahasa
jawa halus bercampur dengan bahasa Indonesia , jadi bangunan seribu pintu lebih
di kenal dengan Lawang Sewu yang terletak di bundaran Tugu Muda yang pada jaman
dahulu kala disebut Wilhelminaplein. Bangunan bersejarah ini di bangun oleh
pemerintahan kolonial Belanda, pada 27 Februari 1904 dan selesai di bangun pada
tahun 1907. Wali kota Semarang memutuskan untuk mencatat bangunan Lawang Sewu
ini masuk dalam bangunan kuno / bangunan bersejarah di Kota Semarang yang patut
dilindungi dan di lestarikan.
Lawang sewu ini pertama kali didirikan
tujuannya adalah untuk dipakai sebagai kantor pusat perusahaan kereta api
penjajah belanda (Nederlandsch Indishe Spoorweg ( NIS ) ). Gedung ini terdiri
dari 3 lantai dengan style art deco. Bangunan karya Prof Jacob F Klinkhamer dan
BJ Queendag ini terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang atau bisa disebut
juga Monas nya kota Semarang. Mengapa bisa disebut Lawang Sewu? Karena bangunan
ini memiliki pintu yang sangat banyak, tetapi kenyataannya jika dihitung tidak
mencapai 1.000 pintu. Pintu – pintu yang terlihat dari luar bangunan ternyata
itu adalah jendela dari dalam bangunan, tetapi karena jendela tesebut tinggi,
lebar, dan banyak maka menyerupai pintu dan disebut sebagai bangunan Lawang
Sewu / pintu seribu. Bangunan ini mempunyai 2 sayap (ke kanan dan ke kiri).
Jika kita masuk ke bangunan utama, makan akan langsung menemukan tangga besar menuju lantai 2. Di antara tangga, ada kaca besar yang bergambar 2 wanita muda Belanda. Konon katanya bangunan ini menyimpan berbagai kisah misterius. Gedung yang terdiri dari 3 lantai ini dipakai sebagai tempat untuk menyiksa juga pada masa Belanda. Sekian lama bangunan tersebut menjadi mistis, akhirnya pemerintahan kota Semarang melakukan pergerakan yang cukup berani untuk membuka Lawang Sewu untuk umum. Resmi dinuka pada tanggal 5 Juli 2011 oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono dan berlangsung juga event Pameran Kriya Unggulan Nusantara.
Bagi kalian yang masih penasaran, ada
testimony dan cerita singkat yang menceritakan pengalaman nya yang sangat seru
sewaktu berkunjung ke Lawang Sewu:
http://ngacir.com/misteri-lawang-sewu-percayakah/
“ Gereja Randusari Katedral Semarang “
Gereja Randusari Semarang terletak di Jl. Dr.
Soetomo dimana letaknya berdekatan dengan Lawang Sewu, Museum, dan Gedung
Pemerintahan Kota Semarang. Bangunan ini pertama-tama bukan dibangun untuk
Gereja, melainkan sebagai gedung kesehatan “Dienst voor Volkgezondheid”. Lalu
gedung ini di beli dan di renovasi pada tahun 1926 oleh pengurus gereja. Setelah renovasi selesai, gereja ini di sah
kan oleh Mgr. Antonius van Velsen, vicanis apostolik Batavia dan menjadi gereja
paroki pada tahun 1930. Gereja mengalami perluasan kawasan pada tahun 1937 dan
resmi menjadi gereja katedral pada tahun 1937 bersamaan dengan diangkatnya
Albertus Soegijapranata sebagai vikaris apostolik yang pertama diSemarang.
Bangunan yang di desain oleh T.H.van Oyen dan anemer Kleiverde ini serupa
dengan sebuah kompleks yang sekarang terdiri dari gedung gereja, gedung
pertemuan inti, dan Sekolah menengah Pertama Dominico Savio dan Sekolah Dasar
Bernadus. Terdapat 3 pintu masuk gereja, masing – masing berada di sebelah
utara, selatan, dan pintu utama nya terletak di bagian barat.
Bangunan dan tatanan gereja menganut budaya
barat, yaitu tempat duduk jemaat memanjang kebelakang dan altar di depan nya
menjadi seperti studio. Atap dari gereja pun berbentuk limas yang di tutup
dengan genteng. Pada puncak limas, terdapat menara yang dilapisi dengan plat
logam. Pintu utama menggunakan kayu tebal dan berdaun ganda, jadi sinar
matahari dapat langsung masuk kedalam gereja. Jawa Tengah diresmikan sebagai
Vikaristapostolik pada 9 Agustus 1940 oleh Mgr.A.Soegijopranoto,S.J yang
menjabat sebagai Uskup Agung pertama di Indonesia.
Nama asli dari gereja ini adalah Santa Perawan
Maria Ratu Rosario Suci dan berkembang menjadi Gereja Katedral.
Perbincangan dengan Romo Alib mengatakan bahwa
Gereja Randusari Semarang ini masih memiliki ke khas an nya sendiri dibanding
Gereja Katolik yang lain. Romo yang berasal dari Jogja ini menyatakan bahwa
kebudayaan kota Semarang bisa dilihat dari bahasa nya. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa Indonesia karena sebagian besar penduduk Semarang berbahasa
Indonesia. Sedangkan ada juga Gereja yang memakai bahasa Jawa karena penduduk
lokal di sekitar sana lebih memakai bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari.
Kebudayaan sangat berakar dengan masyarakat dan tidak bisa dipisahkan.
Kebudayaan berasal dari kata Budi dan Daya, hasil dari cita rasa manusia. Dalam
konteks gereja yang di maksud dengan kebudayaan adalah titik dimana beriturgi
sampai dengan memuji Tuhan. Prinsip ketika di tasbihkan menjadi imam adalah
Ketaatan pada pemimpin (Uskup Agung). Jadi Romo tidak bisa berpindah tempat
atau rolling tanpa sepengetahuan pemimpin dan hanya Uskup Agung yang mempunyai
wewenang untuk me-rolling para romo.
Seperti Romo Alib yang selama 3 tahun
berada di Solo untuk melayani dan pada juli 2011 lalu diminta untuk melayani
Gereja Katedral Semarang. Jangka waktunya memang tidak bisa ditentukan, tetapi
selalu berpegang pada prinsip utama, yaitu selalu taat pada pemimpin kemanapun
kita diminta untuk melayani.
Mengapa Gereja Randusari disebut Gereja
Katedral? Karena gereja ini memiliki simbol dalam rupa kursi Tahta Uskup.
Jika kita lihat ke dalam gereja, ada 3 tempat
duduk dan yang 1 ditengah itu berbeda dari 2 lainnya. Itulah bukti simbol Uskup
Agung memiliki tahta kepemimpinan sebagai Uskup di Keuskupan Agung Semarang.
Lewat simbol kursi ini yang membuat suatu ciri khas tersendiri dari gereja
Katedral.
Dari observasi saya di Semarang bisa
disimpulkan bahwa kebudayaan Kota Semarang masih begitu kental walaupun
penduduk aslinya bukan hanya orang Jawa tetapi juga orang-orang keturunan Tiong
Hoa. Hidup saling menghormati dan menghargai orang lain masih begitu tertanam
di kehidupan sehari-hari orang Semarang.
Sekian dan terima kasih ..
Sekian dan terima kasih ..
artikelnya bagus,sangat membantu,terimakasih
ReplyDeletetengs tengs :D
ReplyDelete