Nama : Vira Mareta
NIM : 11140110058
Kelas : E1
Kampung Sindang barang adalah kampung adat budaya
yang terletak di daerah bogor, jawa barat. Di kampung budaya ini adalah kampung
yang memperkenalkan budaya – budaya jawa barat, atau yang disebut dengan
pasundan. Di dalam kampung budaya ini diperkenalkanlah budaya – budaya yang
berasal dari sunda. Seperti budaya – budaya sunda, yaitu adanya angklung yang
dimainkan oleh ibu – ibu yang berasal dari sunda, kemudian permainan enggrang
juga diperkenalkan di kampung budaya ini, namun di dalam kampung budaya ini ada
juga perkenalan adat budaya khas dari sunda seperti, tumbuk nandur, yaitu
seperti bercocok tanam dan turun ke sawah, lalu adanya permainan enggrang lalu
tradisi dengan mengambil ikan di sungai. Kemudian adanya tradisi yang di
namakan muleh kampung artinya adalah pulang ke kampung. Di dalam kampung budaya
ini juga diperkenalkan alat – alat masak yang dipakai orang – orang sunda pada
zaman dahulu.
Kampung budaya Sindang Barang ini, masih asri dan
khas. Tempatnya yang sejuk dan banyak batu – batuan dan masih terdapat sawah.
Lalu rumah – rumah yang terdapat di sindang barang tersebut juga masih terbuat
dari bilik – bilik, atau seperti anyaman yang terbuat dari bambu, baunya pun
masih terasa, dari pintu, tembok dan jendelanya pun masih terlihat jelas,
seperti rumah adat sunda. Di kampung sindang barang ini, orang – orang yang
singgah atau tinggal di sindang barang ini pun memakai baju khas pasundan atau
sunda, dan yang laki – laki, memakai kain di atas kepalanya, seperti blankon
jika di jawa tengah. Tetapi ketua adat di sindang barang tersebut menjelaskan
kalau kain yang dipakainya itu adalah asal mula awal dari terbentuknya blankon
yang lebih praktis, dibandingkan dengan blankon kain yang diikat – ikat yang
berasal dari sunda modern.
Di kampung sindang barang tersebut, halamannnya luas, dan terdapat banyak sawah. Terkadanag sindang barang ini pun menjadi objek wisata juga oleh para turis, atau pun yang berasal dari luar kota. Perjalanan ke sindang barang ini cukup sulit untuk dicari, tetapi jika ingin ke kampung budaya sindang barang ini, sebaiknya bertanya kepada warga sekitar karena kampung budaya ini sudah cukup terkenal, dan jalannya yang cukup terjal untuk dilalui.
Kampung sindang barang tersebut pun juga terdapat
sawah – sawah yang masih asri. Serta jalannan yang berbatuan dan banyak bambu
membuat seperti tidak ingin meninggalkan kampung tersebut.
Adapula kolam ikan dan dapur di sekitaran kampung
tersebut , di kolam tersebut terdapat ikan emas yang jika banyak turis yang
datang , di adakannya permainan untuk meangkap ikan. Letak dapur dan kolam ikan
tersebut tidak terlalu jauh, hanya saja dapur yang di dalam rumah tepatnyanya
di belakang, dan kolam ikan letaknya di belakang di luar rumah.
Penduduk di kampung ini pun sangat ramah – ramah dan
jika bertanya mereka akan menjawab dengan lembut. Namun banyak juga anak – anak
kecil yang sedang bermain di kampung tersebut, seperti duduk – duduk di atas
pohon dengan santai.
Lingkungan di kampung tersebut seperti desa, tetapi
budaya – budaya di kampung tersebut tidak kalah indahnya dengan kampung di
kebudayaan lain. Pakaian di kebudayaan tersebut juga tergolong adalah pakaian
yang masih digunakan oleh orang tradisional di pasundaan, Jawa Barat. Karena
letak kampung ini adalah du Jawa Barat, maka budaya yang kental dan yang
terdapat di kampung ini adalah budaya adat sunda.
Kebudayaan yang menjadi kebiasaan mereka adalah
bahasa yang mereka gunakan adalah masih bahasa sunda yang kental, dan pakaian
yang masih memakai blankon ikat. Blankon ikat adalah blankon yang bentuknya
seperti tutup kepala, yang seperti dikatakan oleh wakil
dari kepala kampung tersebut adalah balnkon jawam yang awalnya adalah dari jawa barat, kemudian jawa – jawa
lainnya mengikuti modelnya tetapi seperti topi.
Tradisi yang
terdapat di kampung tersebut adalah beranek ragam , dari mulai permainan , pekerjaan
, hingga kekebudayaan sampai ke musik. Seperti permainan enggrang ternyata di
buday ini pun juga masih memiliki budaya enggrang, yang tingginya bermacam –
macam, tidak jauh berbeda dengan permainan enggrang yang terdapat di betawi,
tetapi di kampung budaya ini juga dimainkan dengan seru.
Budaya
Adapun tradisi menumbuk padi, dengan cara yang
paling awal, yaitu dengan memilah – milih butiran beras dan kemudaian di asah
dengan tempayan, lalu dimasukan kedalam lobang, dan ditumbuk dengan seperti
suatu kayu yang sangat besar, dan ditumbuk secara manual. Sampai beras tersebut
siap untuk dimasak.
Lalu , musik yang
dikenalkan di kebudayaan pasundan kampung sindang barang ini adalah bangaimana
cara memainkan angklung yang benar, dengan menggoyang – goyangkan ke kiri dan
kek kanan. Lalu terdengar suaranya, angklung yang dimainkan bukanlah angklung
biasa, yang besarnya hampir setengah badan manusia, lalu ada juga yang bermain
alat musik yang seperti gendang, yang dimainkan dengan menggunakan angklung
tersebut. Lalu biasanya adat ini yang memainkan adalah seorang wanita,
dimainkan dengan tarian – tarian traditional dari sunda.
Lalu wanita yang
tinggal di kampung ini biasanya, hanya ingin memasak makanan yang telah ada di
perkebunannya sendiri. Lalu juga di ajarkan bagaimana bercocok tanammn yang
benar, dan dapat dikenalkan sejarah – sejarah yang ada di kampung sindang
barang tersebut.
Jika terdapat turis
yang menginap atau hanya sekedar ingin mengetahui adat budaya apa yang terdapat
di kampung ini pun, juga menyediakan tempat penginapan dengan hrag yang
relatif. Turis yang datang dikenakan biaya penginapan dengan harga yang lebih mahal,
dibanding dengan yang lokal.
Kepala adat
tersebut mengatakan, bahwa di kampun sindang barang ini memilki, bebrapa rumah
besar yang masih ada, dan penginapan yang selayaknya. Makanan yang disediakan
adalah makanan khas sunda yang sangat kental dengan lalapan, dan sambal –
sambalan.
Di kampung sindang
barang ini, juga adanya pembajakan sapi. Suasana di kampung tersebut sangat
asri, dan mebuat betah orang yang tinggal disana, walaupun jedndela dan
lantainya terbuat dari kayu, tetapi nyamuk yang hinggap tidak ada sedikit pun,
dan udaranya yang sejuk. Hanya saja jika di malam hari penerangan di kampung
tersebut tidak cukup banyak. Tetapi suasana desa yang sangat kental dan dapat
bercengkrama dengan warga sekitar.
Pemandangan di pagi
hari sangat indah , karena adanya matahari pagi yang begitu terbit langsung
terlihat dan sangat indah. Sangat mendukung suasana dan lingkungannya. Air di
kampung tersebut sangat dingin , karena masih tergolong cuaca yang sejuk yang
terletak di daerah pegunungan tinggi, Bogor.
Bebatuan yang masih
asri tampak di daerah kampung sindang barang tersebut. Tempat penginapan yang
terdapat di sindang barang tersebut juga tidak terlalu mahal, harganya sekita 300
ribu, untuk lokal, tetapi jika turis harganya sedikit lebih mahal.
Di kampung sindang
barang tersbut, rata – rata penduduknya lebih kepada alam, namun di kampung ini
rata- rata menyamakan kebudayaannya dengan agama, karena penduduk masih percaya
akan mitos – mitos yang ada. Walaupun sudah zaman modern sekarang, penduduk di
kampung ini pun sangat mempercayai tentang mitos, walaupun kebanyakan
penduduknya yang beraga islam.
Sejak abad 16 Sindang Barang terbakar dan
masih tersisa peninggalan, diteruskan oleh keturunan selanjutnya hingga
sekarang. Kampung ni pun juga mempunya peraturan dan prosedur yang berlaku bagi
setiap penduduknya. Kepala adat, penangung jawan yang dipnaggil Pak Ukad
sendiri menurunkan warisan adatnya ke anaknya, namun begitu adanya kekuatan
mistis atau mitos, yang zaman sekarang kebnyakan orang sudah tdak
mempercayainya. Namun hal mistis tersebut juga terkadang ada dan tumbuh. Ada 4
unsur di dunia ini, yaitu tanah, air, angin, dan api. Jika ke 4 unsur itu dapat kena dan kita dapat
hancur jika dirusak. Atau kejadian – kejadian alam yang bisa terjadi dengan
sendirinya. Seperti kebakaran, tanah longsor, angin puting topan, atau juga
tsunami. Namun ada baiknya jikalau kita dapat menjaga alam dengan baik.
Seperti cerita yang di ceritakan pak Ukad,
dengan air yang panas bisa menimbulkan energi dengan air yang mendidih bisa
memanggil anaknya dengan bertahan napas, bukan memanggil tetapi dengan adanya
perasaan yang memanggil, dari tanah yang adanya energi yang tembaga yang
berasal dari tanah. Namun panasnya itu yang ditujukan oleh seseorang. Seperti
ilmu pernapasan yang bisa dipakai dan bisa berkomunikasi dengan alam lain, dari
zaman dahulu.
Seperti pada teori komunikasi antar budaya
yang adanya spiritual sebagai cara pandang, yang ada di buku komunikasi lintas
budaya oleh Larry A. Samovar
Namun , memanen padi yang besar dan yang
kecil itu tidak sembarangan. Apakah adanya air yang ada atau penanaman yang
harus menghadap ke mana , istilah yang ada di adat ini. Seperti ada di barat ,
timur, utara, ataupun selatan.
Secara alam terdapat adanya energi yang
dapat menyerap enegrgi di kehidupan, yang bernama pamali. Kebiasaaan kebudayaan
yang seperti itu masih berlaku dankekompakan orang adat tersebut yang masih
berdekatan.
Di budaya ini tidak sembarangan, biasanya
tidak percaya dengan mitos tetapi jika harus percaya maka percaya dengan
terpaksa, dan mengikuti arah mata angin.
Kepala adat tersebut mempercayai dan
menghargai adanya unsur alam yang dapat terjadi hingga sampai ke yang tidak
logis sekalipun, karena unsur alam tersebut sangat penting, dan tidak boleh
sembarangan.
Namun , asal usul kampung budaya ini pada
tahun 1970 adalah rumah – rumah modern, tetapi acara adat itupun masih ada,
yang disebut sedeka segurubumi adalah istilahnya yang melakukan pesta adalah seperti
orang keraton, lalu pesta majikan pare yang ada di masyarakat yang mengadakan.
Karena Sindang barang adalah bagian dari
pajajaran, karena terdapat istri Prbu Siliwangi, yaitu adalah serentaun majikan
pare.
Seperti kata pak ukad sendiri, setiap 8
tahun sekali atau sawindu sekali adalah mengadakan pesta pueragurubumi. Namun
setiap setahun sekali adalah serentaungurubumi. Masyarakat di sindang barang
sendiri, di bogor ini adalah banyak budaya yang sudah digali di kampung ini.
Namun, kampung ini memperkenalkan juga
berbagai rumah adatnya. Di kampung sindang barang ini pun, terdapat rumah yang
berstruktur di zaman pajajaran seperti Imah Gede, yaitu Imah kepala adat atau
girang serat adalah penasehat raja yaitu Ki Lengser penasehat raja yang memberi
penasehat raja, dan tidak jauh dari rumah si Raja jika ada masalah keluarga.
Namun adanya saung telu, yaitu adalah
tempat zaman dahulu hiburan. Ada juga tampian,
saung lesung, leiud, girang serat, yaitu adalah tempat – tempat keraton,
lalu tampian pisah dengan rumah.
Namun adanya bale riungan adalah tempat
bersuara, yang biasanya dipakai untuk bersuara. Adanya pasarahan yaitu adalah
tempat istirahat atau wisma tamu. Lalu pandengen atau pangiwa adalah tempat
istirahat juga. bale tajuk agung adalah tempat – tempat semedi atau musholla
yang di pakai di kampung ini.
Budaya yang dipakai di kampung sindang
barang ini adalah, rengkong adalah
memasukan padi kedalam leuid dengan bambu sepanjang 2 meter, dengan tali dan
dipikul dengan digoyangkan, yang dulu adalah dipakai duntuk ritual, tetapi
zaman sekarang dianggap kesenian. Budaya zaman dahulu dengan sangaranget dengan
berpakaian dengan hiasan – hiasan dulu yang dipertunjukan.
Namun budaya di kampung sindang barang ini
pun memakai hitam dan putih. Kebudayaan reog di kampung ini pun juga berkembang
dengan sejarah yang dari dahulu sudah mengakar di sebelum merdeka memamg sudah
ada, dan pernah dipakai ke irian.
Di sana jika bermalam atau menginap, dan
sekedar di berikan makanan, yang ternak atau ditanam oleh para penduduk sekitar,
dan makannya khas sunda yang sangat enak. Seperti ayam goreng dan lalapan serta
tidak lupa terdapat sambal di dalamnya. Beberapa kegiatan yang terdapat di Sindang
Barang ini pun banyak permainan tradisional, dan mempraktikan alat masak yaitu
dandang.
Suasana di kampung adat tersbut , khusunya
di tempat penginapanya masih terbuat dari kayu – kayu dan bambu – bambu, serta
kamar mandi yang terpisah dari kamar. Tetapi masih tradisional. Tetapi , ada
juga tempat penginapannya yang ada kamar mandi dalamnya, tentu harganya lebih
mahal.
Jendela di tempat penginapan tersebut
masih terbuat dari kayu yang bolong – bolong dan di tutupi oleh kain putih dan
hanya sehelai, jika larut malam terdengar bunyi serangga, atau seperti tokek. Dan
penerangan di dalam tempat penginapan tersebut masih gelap dan hanya sedikit
penerangan yang ada di dalamnya, hanya terdapat beberapa bolam lampu yang
membuat peneranagannya berkurang.
Lalu , gelas yang disediakan pun masih
terbuat dari tanah liat, dan kursinya yang terbuat dari bambu, tetapi bermalam
di sini semakin larut tidak ada nyamuk sama sekali, jadi tidak perlu memaki
autan.
Di kampung sindang barang tersebut masih
seperti pedesaan dan penduduknya yang ramah membuat para pengunjung betah untuk
tinggal di situ berlama – lama, walaupun jalannya yang sangat terjal dan banyak
bebatuan dan sangat irit dan hampir tidak ada lampu untuk menrangi jalan yang
ada di kawasan adat tersebut.
Lalu, adat yang ada di kampung tersebut
diturunkan langsung turun menurun. Budaya – budaya yang ada di kampung adat ini
pun juga sangat menarik dan banyak rumah – rumah yang masih kental adatnya dan
banyak turis yang ingin berkunjung, seperti kata pak usman, yang menjadi
karyawan di organisasi kampung sindang barang tersebut.
Kampung budaya sindang barang ini , adalah
kampung adat yang menraik dan harus di kunjungi. Tak lupa saya juga bertanya
dengan anak yang sedang bermain di kampung tersebut, tidak pemalu dan membuat
saya penasaran untuk datang ke sana lagi.
Thankyou! :)
No comments:
Post a Comment