Nama : Oriza Cintya Sagita
Kelas : E-1
NIM : 11140110045
Pertama-tama Kampung Betawi itu apa sih? Kampung Betawi yang terletak di Setu Babakan ini merupakan kampung wisata betawi kepunyaan pemerintah, di mana terdapat rumah-rumah betawi, makanan-makanan khas betawi, dan setiap hari Sabtu dan Minggu ada banyak budaya betawi seperti tari-tarian, musik gambang kromong, rebana biang, dan sebagainya. Mau tahu lebih banyak tentang budaya orang betawi terlebih akan komunikasi antar budayanya? Silahkan baca lebih lanjut :)
Dalam Kampung
Betawi ini jangan dikira hanya khusus bagi masyarakat yang dari suku Betawi
saja, di sana sudah banyak percampuran suku budaya juga, antara lain, suku
Jawa, suku Madura, suku Batak, suku Dayak, dan lain – lain. Tapi itu semua
tidak mengganggu dan menghilangkan budaya khas suku Betawi, bahkan memper –
erat hubungan dan komunikasi di antara budaya yang berbeda ini, dari sini
setiap suku dapat belajar ke – khasan antar budaya dan terutama saling
menghargai setiap budaya yang masing – masing miliki. Toh setiap budaya pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing yang apabila bersatu itu jauh
lebih indah daripada bermusuhan J. Selain itu setiap seminggu sekali
masyarakat di sana melakukan penghijauan lingkungan dan meningkatkan kesenian
budaya Betawi. Di sana pun kita dapat melihat langsung aktivitas sehari – hari masyarakat
setempat seperti bercocok tanam, berdagang, budi daya ikan tawar, membuat
kerajinan tangan, latihan pukul (pencak silat), dan juga membuat makanan dan minuman khas
betawi, seperti dodol betawi, soto mie, kerak telor, laksa, toge goreng, tape
uli, bir pletok, dan lain – lain.
Apa saja sih
seni budaya betawi? Betawi memiliki
banyak sekali seni budaya yang patut diacungkan jempol, seperti tari Topeng,
tari Cokek, Lenong, (Rebana Biang dan Gambang Kromong salah satu budaya Betawi campuran yang dalam bulan ini tampil dalam pentas seni di Perkampungan Budaya Betawi setiap hari Sabtu dan Minggu) dan yang paling fenomenal yaitu Ondel-ondel. Semua seni
budaya itu dapat kita temukan di panggung terbuka setiap hari Sabtu dan Minggu.
Seluruh pengunjung juga dapat ikut serta dan menari dan berfoto, tidak hanya duduk
dan menonton saja. Menurut salah satu pengelola Kampung Betawi Setu Babakan, Irma,
yang saya wawancarai, Kampung Betawi ini dikelola oleh Tim Pengelola
Perkampungan Budaya Betawi yang terdiri dari masyarakat dan Pemerintah Daerah
(PEMDA) DKI Jakarta yang saat ini menjadi Lembaga Pengelola Perkampungan Budaya
Betawi yang anggotanya bukan pegawai negri sipil (PNS). Tapi, tetap
berkoordinasi dengan Pemda setempat karena masih berada di bawah Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan dimana sebelumnya bernama Dinas Kebudayaan dan Permuseuman.
Kelas : E-1
NIM : 11140110045
Pertama-tama Kampung Betawi itu apa sih? Kampung Betawi yang terletak di Setu Babakan ini merupakan kampung wisata betawi kepunyaan pemerintah, di mana terdapat rumah-rumah betawi, makanan-makanan khas betawi, dan setiap hari Sabtu dan Minggu ada banyak budaya betawi seperti tari-tarian, musik gambang kromong, rebana biang, dan sebagainya. Mau tahu lebih banyak tentang budaya orang betawi terlebih akan komunikasi antar budayanya? Silahkan baca lebih lanjut :)
Komunikasi antar budaya
terjadi di saat seseorang atau beberapa orang yang memiliki budaya yang berbeda
(beda ras, bahasa, agama, kedudukan sosial – ekomomi, atau gabungan) bertemu
dan berbicara.
Apa sih yang
menyebabkan konflik? Ada banyak
suku bangsa dan etnis berbeda di setiap negara, khususnya di negara kita
tercinta Indonesia. Perbedaan budaya seringkali menimbulkan konflik dan dapat
menciptakan kekerasan, permusuhan, hingga menimbulkan isu suku, agama, ras, dan
antargolongan (SARA). Padahal bila ditarik kembali pada masa di mana Indonesia
merdeka dan terciptanya semboyan atau moto Indonesia yaitu bhineka tunggal ika.
Di mana
Kata bhinneka
yang berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Lalu, kata tunggal yang
berarti "satu", dan kata ika yang berarti "itu". Makna dari
Bhinneka Tunggal Ika yaitu meskipun berbeda-beda tapi tetap satu. Semboyan ini
menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Indonesia yang terdiri dari
berbagai macam budaya, ras, bahasa, suku, dan agama. Seharusnya tidak akan ada
konflik permasalahan tentang perbedaan budaya. Oleh karena itu dalam paper ini saya
akan menjelaskan betapa pentingnya bahasa dan budaya, yang sebenarnya dapat
mempersatukan kita.
Menurut
Benjamin Lee Whorf, bahasa membentuk pola pikir kita dan menentukan apa yang
akan kita pikirkan. Selain itu menurut Rita Mae Brown, bahasa merupakan peta
budaya. Bahasa menyatakan dari mana seseorang datang dan ke mana ia pergi. Jika
kita berbicara dalam bahasa yang berbeda, kita akan memandang dunia yang
berbeda (Ludwig Wittgenstein).
Bahasa sangat berperan bagi sosial budaya. Apa saja sih peran bahasa bagi suatu
budaya? Yuk kita lihat :)
Apa
itu bahasa? Bahasa merupakan sejumlah simbol atau tanda yang disetujui untuk
digunakan oleh sekelompok orang untuk menghasilkan arti. Hubungan antara simbol
yang dipilih dan arti yang disepakati kadang-kadang berubah (Samovar, Porter, McDaniel,
2010, p.269).
Peranan
sosial budaya dari bahasa yaitu;
- Bahasa sebagai alat pertukaran informasi
Tanpa bahasa, anda tidak dapat
berbicara, membaca, menulis, mendengarkan orang lain, dan berpikir. Akibatnya,
anda tidak akan dapat berkomunikasi dengan baik. Bahasa memungkinkan anda
menyatakan emosi, menyarakan rasa sakit, kegembiraan, kekecewaan, dan rasa
terkejut.
- Bahasa menyatakan identitas
Bahasa berperan besar dalam
membentuk dan menyatakan identitas. Seperti etnis, sebagian etnis bisa kita
kenal dari bahasa mereka, misalnya budaya betawi yang khas nyok yang berarti
ayo. Dialek dan aksen juga dapat menjadi bagian identitas seseorang. Penggunaan
bahasa juga berperan untuk mengatur orang dalam kelompok sesuai faktor-faktor,
seperti usia, jenis kelamin, dan bahkan level sosial – ekonomi. Istilah yang
digunakan seseorang dapat dengan mudah menandakan ia muda atau tua. Perempuan
dan laki-laki menggunakan bahasa dengan berbeda baik dari pilihan kata-kata
maupun perilaku.
- Sebagai alat pemersatu
Bahasa menolong kita mempertahankan
catatan sejarah yang mempersatukan kita. Memelihara suatu hubungan sosial juga
tergantung pada bahasa untuk lebih dari sekedar pesan komunikasi. Misalnya,
tipe bahasa yang digunakan untuk menyatakan keintiman, penghargaan, persatuan,
formalitas, jarak, dan kondisi lainnya yang dapat menolong anda untuk
mempertahankan atau memutuskan hubungan anda (p. 267-269).
Bahasa
memiliki beberapa variasi, seperti aksen, dialek, slang, dan branding. Mari
kita pelajari lebih lanjut beberapa variasi bahasa dalam suku betawi. Dilihat
dari aksen yang berarti pelafalan yang terjadi saat orang menggunakan kata yang
sama, seperti aksen “e” antara orang betawi asli dengan orang betawi keturunan,
walaupun sama-sama orang betawi. Lalu dilihat dari dialek, yang hampir sama
dengan aksen bedanya hanya dari kosakata, tata bahasa, atau tanda bacanya saja,
misalnya orang Cina yang memiliki beberapa dialek (Mandarin, Hakka, dan
lain-lain). Lalu argot, yang merupakan kosakata khusus yang asing bagi suatu
subkultur atau kelompok, sering disebut juga sebagai jargon, misalnya kata
“elu” itu dari bahasa betawi, hingga menyebar dan dikatakan oleh
kalangan-kalangan ank muda saat ini. Kemudian slang, menciptakan
istilah-istilah yang digunakan saat situasi yang tidak formal, sebagai cara
untuk menandai identitas sosial. Dan branding, penggunaan nama perusahaan atau
simbol yang menciptakan ganbaran tentang suatu produk untuk dikenal semua
orang, misalnya jas abang Jakarta di betawi. Salzmann menyatakan bahwa budaya
manusia dengan segala kerumitannya tidak akan berkembang dan tidak dapat
dipikirkan tanpa bantuan bahasa. Bahasa dibutuhkan dalam suatu budaya, dengan
bahasa kita dapat berbagi nilai-nilai, kepercayaan, dan perilaku.
Dalam
Prkampungan Betawi Bang Pitung di Setu Babakan ini sebagai contoh di mana dalam
perkampungan ini sudah ada berbagai macam suku, ada suku Betawi pastinya, suku
Batak, suku Jawa, suku Madura, dan sebagainya. Menurut Irma salah satu orang
yang bekerja di bagian informasi Kampung Wisata Bang Pitung ini mengatakan
tidak pernah ada konflik di sana, karena bahasa yang masyarakat setempat
gunakan adalah bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Dari bahasa juga
masyarakat yang bhinneka tunggal itu lebih erat hubungannya, bahkan ada yang
menikah campur (misalnya, suku betawi dengan suku Jawa). Itulah salah satu
contoh bahwa bahasa penting dalam suatu budaya sebagai alat pemersatu.
Dari
penjelasan di atas saya akan menceritakan hasil observasi saya saat saya pergi
ke Kampung Betawi Bang Pitung, yang bertempat di Jl. Moch. Kahfi II, Setu
Babakan Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa – Jakarta Selatan. Apa saja sih
yang ada di Kampung Betawi ini? Nyok kite lihat :)
Kampung
Betawi Bang Pitung di Setu Babakan ini dibangun oleh pemerintah untuk menumbuh –
kembangkan budaya betawi (adat istiadat,kuliner, pakaian adat serta arsitektur
yang bercirikan kebetawian, khususnya rumah orang betawi). Suku Betawi adalah
suku yang merupakan orang-orang atau penduduk asli Ibu kota Jakarta sudah mulai
tersingkirkan dan mulai hilang digantikan oleh penduduk pendatang (dari suku
lain, seperti Jawa, Madura, Tionghoa, dan lain – lain).
Masyarakat
di Desa Setu Babakan ini sangat menjaga dan melestarikan budaya Betawinya
dengan masih melakukan tradisi-tradisi Betawi baik saat pernikahan, sunatan,
saat hari raya umat muslim, memakai pakaian khas Betawi, dalam acara tiap mingguan
pun selalu memberikan acara khas Betawi seperti tari-tarian, silat, musik
tradisional, dan lain-lain. Itulah yang patut di contoh bagi masyarakat di
seluruh Republik Indonesia, seharusnya kita menjaga seluruh keindahan budaya di
setiap suku di Indonesia. Itulah yang membanggakan negara tercinta kita ini. bukannya
malah mengikuti budaya luar.
Toge goreng dan es selendang mayang |
Kerak Telor |
Di sana juga
tersedia 67 rumah adat untuk di sewakan sebagai tempat penelitian, arisan,
rekreasi, dan lain-lain. Perkampungan budaya betawi ini sangat berpotensi dan
menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para wisatawan, karena hanya di sinilah
para wisatawan dapat menikmati 3 obyek wisata sekaligus (wisata air, agro, dan
pastinya budaya). Yuk kita membahas lebih dalam apa aja sih wisatanya :).
salah satu rumah yang sedang disewakan untuk rekreasi |
Pertama
wisata air, dua buah setu (danau) yang dimliki Kampung Betawi ini (Setu Babakan
dan Setu Mangga Bolong), menjadikan Perkampungan Budaya Betawi ini sebagai
salah satu tempat wisata air, dengan melihat pemandangan di sekitar danau lewat
sepeda air, selain itu kita juga ada olahraga kano dan pemancingan. Kedua,
wisata agro, yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) untuk keperluan ilmu
pengetahuan, rekreasi, dan memperkaya pengalaman. Ketiga, wisata budaya
pastinya, sebagai upaya menumbuh kembangkan nilai – nilai tradisional yang
sangat membanggakan Indonesia ini agar layak tampil dan layak ditonton. Ada beberapa
wisata yang dapat langsung dinikmati, seperti pagelaran seni musik, tari –
tarian, teater tradisional di arena teater terbuka, dan latihan silat Betawi
setiap malam jumat. Selain itu juga ada pelatihannya bagi anak – anak dan
remaja.ada juga atraksi dan prosesi budaya yang dapat kita lihat langsung (tapi
kalau sedang ada acara saja ya J) seperti upacara pernikahan, sunatan, nujuh bulan,
injak tanah, dan lain – lain. Itulah tiga obyek wisata yang ada dalam
Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan ini. Oh iya, sampai lupa di Kampung
Betawi ini juga kita dapat melihat langsung lho pohon – pohong buah khas
Betawi, antara lain ada pohon kecapi, pohon sawo, pohon melinjo, pohon pepaya,
pohon rambutan, pohon belimbing, pohon pisang, pohon nangka, pohon jambu, dan
pohon namnam yang tumbuh sehat di halaman atau di samping rumah – rumah warga
yang asri dan rindang.
Lenong Betawi |
Gambang Kromong |
Rebana Biang |
Sebelum,
wilayah ini merupakan perkampungan biasa, rumah-rumahnya pun hanya sedikit,
sementara yang banyak di area bawah. Tempat ini di bangun menjadi tempat
wisata. Sejak menjadi daerah komersil dengan dibangunnya warung-warung dan
banyak berdatangan pedagang-pedagang. Tujuan berdirinya perkampungan budaya
betawi ini, guna melestarikan budaya Betawi. Kampung Betawi ini ada atas
prakarsa tokoh-tokoh betawi dan seniman betawi. Mereka merasa budaya betawi di Jakarta
semakin hilang, generasi muda saat ini tidak bangga dan bahkan tidak tahu akan
budaya mereka sendiri.
Selain di
Setu Babakan ada daerah di mana di sana terdapat orang – orang asli suku Betawi
, yaitu di daerah Rorotan, Srengseng Sawah Jakarta Barat, dan Kampung Kalibata
Srengseng Sawah. Hanya saja yang menjadi Perkampungan Wisata Budaya Betawi
hanya satu yaitu di Setu Babakan ini, karena suasananya pun masih asri dan
belum terkontaminasi gedung-gedung bertingkat.
Di Perkampungan
Budaya Betawi ini tidak hanya ada orang – orang betawi saja yang tinggal, tapi
juga ada orang Aceh, Irian, Sumatra, dan banyak juga orang Jawa - Sunda yang
berbaur, menghargai, dan mencintai kebudayaan betawi. Rumah-rumah mereka pun di
bangun dengan nuansa Betawi. “Semua itu adalah inisiatif masyarakat itu
sendiri, bukan karena suntikan dana dan pendekatan dari Pemda agar semua rumah
di sini dibangun dengan konsep betawi” kata Irma.
Masyarakat di
sini sebagian besar beragama Islam yang kuat jadi selepas maghrib tidak boleh
ada pasangan yang berkeliaran di sekitarnya. Guna menjauhkan dari hal – hal yang
tidak diinginkan seperti perzinahan masyarakat dan pengelola sangat ketat untuk
mencegah hal tersebut, karena itu pengelola dengan masyarakat pun saling
bekerja sama dengan satgas yang dibentuk warga, RT/RW, dan Polsek untuk
menjaganya.
Tidak lupa
mengenai busana khas Betawi, Betawi memiliki beberapa busana yang khas Betawi,
seperti Jas Tutup Ujung Serong (khusus laki – laki) yang biasa di pakai untuk
acara resmi di lingkungan Pemda DKI Jakarta, perkawinan, peringatan hari raya
atau besar, dan peresmian-peresmian. Pakaian Jas Tutup atau Ujung Serong ini
terdiri atas jas tutup yang panjangnya ± 5 cm dari jas biasa, dengan kerah
± 4 cm, kuku macam / jam rante, celana pantalon, sarung tumpal (belah ketupat),
kopiah hitam, dan sepatu vantopel. Atau Sadaria yang dipakai sebagai pakaian
sehari-hari baik formal maupun informal. Pakaian Sadaria ini terdiri atas kemeja
berkerah yang tingginya sekitar 3 atau 4 cm, berkancing sampai bawah, memiliki kantong,
memakai belahan samping kanan dan kiri yang tinggi atau lebarnya ± 15 cm,
berbahan asli yang terbuat dari katun, dapat juga dari sutera,seperti sutera
alam linen, boleh divariasikan dengan bordiran, dan memakai alas kaki selop
trompah.
Itulah beberapa
kesenian, busana, dan salah satu tempat wisata suku Betawi semoga bermanfaat
bagi semuanya. Saya mohon maaf apabila ada salah-salah kata atau ejaan. Ingat selalu
Bhinneka Tunggal Ika! Terima Kasih.
No comments:
Post a Comment