Mengenal Budaya Betawi Lebih Dalam, Setu Babakan
Nama : Erlin
Marsella Wijaya
Nim : 111 4011 0239
Kelas : B - 1
Lihat gambar di
atas pasti pada tau dong itu ondel – ondel, ondel – ondel sudah tidak asing
lagi bagi kita yang tinggal di Jakarta dan tentunya berhubungan dengan Budaya
Betawi tapi tentunya lebih indah dong kalau kita saling berbagi tentang
kebudayaan yang ada di Indonesia.
Betawi ? Sering
banget nih kita denger kata Betawi. Apa sih sebenernya Betawi itu mau tau lebih
dalam tentang Budaya Betawi ? Dalam Topik “ Mengenal Budaya Betawi Lebih Dalam”
kita akan membahas tentang Budaya Betawi secara 3 garis besar :
Ö Budaya
Betawi ?
Ö
Apa
sih itu Kampoeng Betawi , Setu Babakan ?
Ö
Pernikahan
Ala Adat Betawi
BUDAYA BETAWI ?
Suku Betawi
merupakan asli suku kota Jakarta. Kebudayaan suku Betawi terbentuk dari
akulturasi (percamouran) berbagai kebudayaan yang telah ada sebelumnya.
Karena sikap
terbukanya orang betawi dan penghargaannya tinggi terhadap perbedaan juga turut
mempercepat akulturasi. Karena Akulturasi tersebut suku Betawi dapat
dikelompokkan menjadi beberapa jenis berdasarkan pengaruh kebudayaan yang
mempengaruhinya :
·
Kebudayaan
yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan arab dan Melayu, seperti samrah,rebana,
dan marawis
·
Kebudayaab
yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan Cina, seperti lenong, topeng betawi,
gambang kromong, tari cokek, dan tari yapong.
·
Kebudayaan
yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan Portugis dan Belanda yaitu keroncong
tugu dan tanjidor.
Kebudayaan Suku
Betawi – Seni Musik
·
SAMRAH
Kebudayaan
suku betawi yang satu ini merupakan seni music yang dimiliki secara turun
temurun oleh warga Betawi. Samrah adalah seni music yang diiringi alat – alat
music seperti pada music – music melayu, ditambah rebana lagunya pun bernuanasa
Melayu seperti jali – jali , lenggang kangkung, kincir – kincir.
·
REBANA
Rebana
adalah seni music milik kebudayaan suku Betawi dengan alat pengiring berupa
rebana dalam berbagai ukuran, dari yang kecil samapai yang besar. Lagu – lagu
yang dibawakan biasanya berbahasa Arab atau Melayu dan Indonesia dengan syair –
syair berisi nasihat.
·
MARAWIS
Marawis
merupakan seni music yang ada di kebudayaan suku Betawi dengan alat music
rebana. Rebana yang digununakan biasanya yang berukuran sedang, yang mengiringi
syair – syair berbahasa Arab. Seni music ini lebih menonjolkan tarian yang
sangat kental oleh pengaruh Timur Tengah.
·
LENONG
Lenong
merupakan teater tradisional Betawi yang memadukan lakon, music dan tarian yang
dibawakan biasanya kisah – kisah para jawara atau jagoan tuan tanah masa
penjajahan.
·
TANJIDOR
Tanjidor merupakan seni music instrumental yang menggunakan alat music perkusi, drumband, dan terompet khas yang sangat besar dengan leher yang melengkung. Seni music ini biasa dimainkan atau meramaikan acara pernikahan serta khinatan.
Tanjidor merupakan seni music instrumental yang menggunakan alat music perkusi, drumband, dan terompet khas yang sangat besar dengan leher yang melengkung. Seni music ini biasa dimainkan atau meramaikan acara pernikahan serta khinatan.
·
GAMBANG KROMONG
GAMBANG KROMONG
Gambang
kromong adalahs eni music yang sudah menjadi bagian dari kebudayaaan suku
Betawi. Sebagian menggunakan alat – alat music gesek asal Cina, seperti tehyan,
kongahyan dan sukong. Alat music lain berupa gendang, kecrek, gong dan perkusi
yang bernama gambang dan kromong.
·
KERONCONG
TUGU
Keroncong
tugu adalah seni ,usik yang menggunakan alat music gitar, uklele dan bas
berdiri yang khas. Seni ini dipercaya berasal dari Portugis.
Kebudayaan Suku
Betawi – Seni Tari
·
TARI
COKEK
Tari
cokek adalah tarian berbau erotis dengan iringan music gambang kromong.
Ditarika secara berpsangan oleh pria dan wanita. Seni tari ini berkembang di
kawasan Cina Benteng Tangerang, Banten. Biasanya tarian ini muncul pada saata
da pernikahan atau hari raya Cina.
·
TARI
YAPONG
Tari
Yapong merupakan tarian atraktif yang penarinya memakai busana merah mencolok
bernuansa Cina dengan konde yang khas yang mengkerucut di puncak kepala. Musik
pengiringnya music – music perkusi yang dinamis dan meriah. Dalam tradisi
kebudayaan suku betawi, tarian ini biasanya dibawakan pada acara resmi, seperti
penyambutan tamu kehormataan atau pembuka suau acara.
·
TOPENG
BETAWI
Kebudayaan
suku Betawi yang satu ini hampir mirip dngan lenong. Bedanya di awal
pertunjukan dibuka dengan tari topeng, alias penaianya bertopeng dengan busana
merah mencolok, mirip dengan busana Cina. Seni ini banyak berkembang di daerah
Betawi pinggir, seperti Depk, Pondok Gede dan Ciputat.
Kebudayaan Suku
Betawi – Yang khas
·
Ondel
– Ondel
Ondel
– ondel merupakan salah satu kebudayaan suku Betawi. Ondel – ondel adalah
bentuk pertunjukan rakyat yangs erring digelar dalam pesta rakyat. Ondel –
ondel berbentuk boneka besar bertopeng sekitar 2.5 cm dan berdiameter 80cm.
Ondel – ondel dibuat dari anyaman bamboo yang telah didesain sedemikian rupa
sehingga memudahkan untuk dipikul ondel – ondel selalu sepasang berbentuk wajah
laki- laki dan wanita.
APA SIH SETU BABABKAN ITU?
Setu
Babakan adalah Perkampungan Budaya Betawi yang berada di Jakarta Selatan. Di
dalam Ketentuan Umum Bab I Pasal 1 Perda Prov.DKI Jakarta No.3 Tahun 2005
meyatakan bahwa Perkampungan Budaya Betawi adalah suatu kawasan di Jakarta
dengan komunitas budaya Betawi yang memiliki banyak karya baik fisik maupun non
fisik yaitu kesenian, adat istiadat, kesastraan dan bahasa betawi, sejarahan
dan bangunan yang berciri khas kebetawian.
Hal
yang melatarbelakangi adanya Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan adalah
keberadaan Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia yang merupakan pusat
pemerintahan, perdagangan dan jasa, pariwisata dan kebudayaan juga merupakan
keluar masuknya nilai-nilai budaya dari berbagai dunia dengan adanya berbagai
kebudayaan yang masuk ke Indonesia di takutkan kebudayaan Indonesia sendiri
lambat laun akan musnah dengan sendirinya adat istiadat tradisional budaya
warganya terutama masyarakat Betawi sebagai inti warga Jakarta sendiri jadi
hilang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal-hal tersebut maka diperlukan
penanganan yang ekstra hati-hati dalam merumuskan konsep pembangunan budaya
daerah yang meliputi pembinaa, pengembangan nilai-nilai luhur budaya bangsa
khususnya bagi generasi muda sebagai pewaris dan penerus bangsa.
Perkampungan
Budaya Betawi, ada lima lokasi yang menjadi kandidatnya. Kelima lokasi yang
telah disurvey tersebut adalah Marunda Jakarta Utara, Kemayoran Jakarta Pusat,
Condet Jakarta Timur, Srengseng Jakarta Barat dan Srengseng Sawah Jakarta
Selatan itu sendiri.
Pada tanggal 20 Januari 2001 ditandatangani prasasti penggunaan oleh pejabat setempat. Sebenarnya ide untuk membuat Perkampungan Budaya Betawi ini timbul dari para budayawan dan pemerhati budaya Betawi, Lembaga Kebudayaan Betawi yang memiliki semangat dan tujuan yang sama yaitu melestarikan serta mengembangkan budaya Betawi.
Kawasan
Perkampungan Budaya Betawi, kawasan yang terletak di Kelurahan Srengseng Sawah,
Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan ini memiliki luas + 289
Ha (lebih kurang dua ratus delapan puluh sembilan hektar). Kawasan tersebut
meliputi kawasan pemukiman, fasilitas, hutan kota, Setu Babakan, setu Mangga
Bolong dan mata air yang merupakan satu kesatuan yang dikelola secara terpadu.
Ada
banyak hal dan aktifitas yang dapat dijumpai di Perkampungan Budaya Betawi Setu
Babakan ini yaitu keseharian masyarakat Betawi seperti latihan pukul (silat
beksi), ngederes, akekah, injek tanah, ngarak nganten sunat, memancing,
menjala, budidaya ikan air tawar, bertani, berdagang, sampai pada kegiatan
memasak/membuat makanan khas Betawi seperti (sayur asem, sayur lodeh, soto mie,
soto babat, ikan pecak, bir pletok, jus belimbing, kerak telor, laksa, toge
goreng, dodol, tape uli. Geplak, wajik).
Jika
punya kesempatan, ambilah waktu sejenak untuk berkunjung ke tempat ini sambil
menikmati suasana perkampungan budaya Betawi beserta kuliner khasnya. Setelah
mengetahui tentang apa itu Setu Babakan mari kita beranjak membahas pernikahan
ala adat Betawi. Pernikahan adat Betawi itu sangat unik lho.
UNIKNYA PERNIKAHAN ADAT BETAWI
Palang Pintu, merupakan salah satu tradisi
kesenian Betawi yang biasa ditampilkan pada saat acara pernikahan warga Betawi.
Sebelum acara pernikahan dimulai, biasanya rombongan pengantin laki-laki akan
berjalan kaki dan diarak dengan irigan musik rebana mendatangi rumah pengantin perempuan
yang berbeda kampung di mulai dari rumah pengantin laki – laki dan sesampai di
depan rumah pengantin perempuan (biasanya di depan gang) ada rintangan yang
harus dihadapi oleh rombangan pengantin laki-laki, yaitu jagoan kampung
setempat. Rombogan pengantin laki-laki baru diperbolehkan masuk ke rumah
pengantin perempuan dengan syarat harus dapat mengalahkan jagoan kampung
setempat. Tentu saja pihak pengantin laki-laki yang menang, karena bila kalah
maka acara perkawinan batal. Para jagoan dari pihak pengantin laki-laki maupun
perempuan juga merupakan teman atau sudah saling mengenal, jadi jangan dikira
pertarungan yang terjadi adalah sunguhan, alias bohong-bohongan.
Awal mulanya palang pintu adalah untuk mengetahui sejauh mana calon
pengantin laki-laki menguasai ilmu beladiri yang berguna untuk melindungi istri
dan keluarganya di kemudian hari kelak. Selain ilmu bela diri, kemampuan
membaca ayat suci Al Qur’an (mengaji) juga menjadi poin penilaian dari calon
mertua dalam memilih menantu, sehingga bisa menjadi tolok ukur sejauh mana
tingkat ibadah dan ketaqwaanya calon pengantin laki-laki.
Namun seiring perkembangan jaman, baik peragaan jurus-jurus silat
maupun mengaji sudah digantikan oleh orang lain, alias bukan calon pengantin
laki-laki sendiri yang melakukannya.
Palang pintu diawali aksi berbalas pantun dari pihak pengantin
laki-laki maupun dari pihak perempuan. Pertama – tama diawali dengan dialog
yang sopan. Masing-masing saling bertukar salam baik rombongan dari pengantin
laki – laki maupun dari pihak wanita, masing-masing saling mendoakan. Sampai
akhirnya pelan-pelan situasi memanas lantaran pihak pengantin perempun ingin
menguji kesaktian dan juga kepandaian pihak pengantin laki-laki dalam ilmu
beladiri dan mengaji.
Di bawah ini contohnya :
Laki
- laki = pihak pengantin laki-laki
Perempuan = pihak
pengantin perempuan
P: Eh … bang-bang berenti, bang ….pade budeg ape
luh…Eh… bang inih ape maksudnye nih …nyelonong di kampung orang, emangnye elu
kagak tau kalo nih kampung ade yang punye ?
Eh…
Bang, rumah gedongan rumah belande, pagarnya kawat tiangnya besi, gue kaga mao
tau nih rombongan datengnye dari mane mau kemane, tapi lewat kampung gue kudu
permisi.
L: Oh… jadi lewat kampung sini kudu permisi,
bang.
P: Iye emangnye lu kate nih tegalan.
L: maapin aye bang, kalo kedatangan aye ama
rombongan kage berkenan di ati sudare-sudare…Sebelomnye aye pengen ucapin dulu
nih Bang…Assalamu’ alaikum.
P: Alaikum salam…
L: Begini bang…makan sekuteng di Pasar Jum’at,
mampir dulu di Kramat Jati, aye dateng ama rombongan dengan segala hormat,
mohon diterime dengan senang hati.
P: Oh … jadi lu udah niat dateng kemari…eh…Bang,
kalo makan buah kenari…, jangan ditelen biji-bijinye…kalo lu udah niat dateng
kemari…gue pengen tau ape hajatnye?…
L: Oh… jadi Abang pengen tau ape hajatnye…emang
Abang kage di kasih tau ame tuan rumahnye…Bang, ade siang ade malem, ade bulan
ade matahari, kalo bukan lantaran perawan yang di dalem, kaga bakalan nih laki
gue anterin ke mari.
P: Oh… jadi lantaran perawan Abang kemari?…Eh… Bang,
kage salah Abang beli lemari, tapi sayang kage ade kuncinye, kage salah abang
datang kemari, tapi sayang tuh… perawan udeh ade yang punye.
L: Oh…jadi tuh perawan udeh ade yang punye, eh
…Bang crukcuk kuburan cine, kuburan Islam aye nyang ngajiin, biar kate tuh
perawan udeh ade yang punye, tetep aje nih laki yeng bakal jadiin.
P: …Jadi elu kaga ngerti ? pengen jadiin
juga ? eh … bang kalo jalan lewat kemayoran, ati-ati jalannye licin, dari
pada niat lu kage kesampaian, lu pilih mati ape lu batalin.
L: Oh… jadi abang bekeras nih…eh …Bang ibarat
baju udah kepalang basah, masak nasi udah jadi bubur, biar kate aye mati
berkalang tanah, setapak pun ga bakalan aye mundur.
P: Oh… jadi lu pade kaga mao mundur, ikan belut
mati di tusuk, dalam kuali kudu masaknye, eh… nih palang pintu kage ijinin lu
masuk, sebelum elu penuhin persaratannye
L: Oh…jadi kalo mao dapet perawan sini ade
saratnye, Bang…?
P : Ade…, jadi pelayan aje ada saratnye… apa lagi
perawan…
L: Kalo begitu… sebutin saratnye… Bang…
P: Lu pengen tau ape saratnye…kude lumping dari
tangerang, kedipin mate cari
menantu, pasang kuping lu terang-terang, adepin
dulu jagoan gue satu-persatu
L: Oh… jadi kalo mao dapet perawan sini saratnye
kudu bekelai Bang…?
P: Iye … kalo lu takut, lu pulang…
L: bintang di langit seawan-awan, aye itungin
beribu satu, berape banyak Abang punya jagoan, aye bakal adepin
satu-persatu.
Adu Jurus
Setelah adegan
di atas, pemain palang pintu biasanya melanjutkan dengan
jurus-jurus andalan,
jurus-jurus silat tangan kosong maupun jurus golok.
L: bang, lu tau dalemnye rawe, pasti lu tau kali semanan, kalo mau tau namenye jaware, nih lu liat gue punye maenan (jalanin jurusnye ). Nih ….baru kembangnye …. Bang…ntar buahnye…
P: Kelape ijo ditusuk belati, naek perahu
lurus jalannye, udah banyak jago yang mati, nih jurus pukulannye (jalanin
jurusnye)
kalo elu buahnye…
nih bijinye….
Adu Ngaji
Setelah memperagakan jurus-jurus silat tangan kosong ataupun jurus
golok, lalu dilanjutkan dengan pertarungan para jawara, jagoan dari pihak
pengantin lelaki keluar sebagai pemenang.
Perbincangan pun dilanjutkan kembali.
L: Gimane Bang…rase-rasenye jagoan Abang udeh
pade rontok semua nih…
ape aye ame rombongan udah boleh masuk?…ape masih ade
saratnye lagi Bang?…
P: Ntar dulu Bang, enak aje… pan lu tau…
buah
cereme jangan diasinin
makan nasinye di kandang kude
sarat pertame emang lu
udeh penuhin…
tapi masih ade sarat yang kedue…
L: Sebutin dah bang jangan lame-lame
P: Tukang lakse dagangnye malem
jalannya muter ke
pasar kranji
gue minta elu jangan cume bise berantem
tapi gue pengen denger lu
bise ngaji
L: Tumbuk ketan jadinye uli
ulinye juge kudu
ditapein
betaun-taun anak kampung gue pade bisa ngaji
lagu yang Abang minta aye
bawain
(baca sikeh)
Gimane
Bang… soal berantem aye udah ladenin, soal ngaji abang udah dengerin
ape aye
ame rombongan udah boleh masuk, ape masih ade saratnye lagi, Bang?…
P: Cukup-cukup dah Bang…rase-rasenye kage sie-sie
aye bebesanan ame Abang
soal silat
Abang jago…soal ngaji Abang bise…aye Cuma bisa bilang…
buah mangga bukan sembarang
mangga
buahnye satu tulung petikin
aye bangga bukan sembarang bangga
mantu yang
begini yang aye arep-arepin
Wasahlan
buat Abang ame rombongan…
Assalamu, alaikum…
Rombonagn pengantin laki-laki atau besan masuk kedalam rumah pengantin
perempuan yang kembali diiringi musik rebana untuk selanjutnya melakukan acara
pernikahan.
Semua
keterangan di atas merupakan tentang Budaya Betawi Indahnya saling berbagi dan
saling menghargai. J
No comments:
Post a Comment