11140110149
E1
Kampung Betawi Setu Babakan merupakan sebuah perkampungan dimana lokasi tersebut ditujukan untuk melestarikan budaya Betawi yang saat ini mulai luntur di tengah masyarakat Jakarta sendiri. Kampung Betawi ini berlokasi di Setu Babakan, Jakarta Selatan yang lebih tepatnya beralamat di Jalan Mochamad Kahfi II, Setu Babakan yang ada di Jakarta Selatan, kelurahan Srengseng Sawah. Lokasi di Srengseng Sawah ini dipilih untuk dijadikan lokasi Kampung Betawi karena Srengseng Sawah di Setu Babakan tersebut dinilai sebagai lokasi yang paling sesuai dan tepat untuk didirikannya sebuah Kampung Betawi ini.
Seiring dengan majunya zaman dan ditambah dengan arus globalisasi di Indonesia yang berlangsung dengan kuat, mengakibatkan kebudayaan Betawi ini mulai dilupakan oleh masyarakat Indonesia. Karena mulai luntur dan dilupakannya kebudayaan Betawi di tengah masyarakatnya sendiri, maka dari itu, dengan adanya dorongan yang kuat dari para tokoh-tokoh Betawi, mereka mengusulkan kepada Bamus Betawi yang kemudian disampaikan lagi kepada pemda DPRD tentang pendirian Kampung Betawi yang tujuan dari didirikannya Perkampungan Betawi ini tak lain adalah untuk melestarikan kebudayaan yang dimiliki oleh Ibukota Negara Indonesia ini, yaitu budaya Betawi. Setelah usul dari para tokoh-tokoh Betawi tersebut disampaikan ke pemerintah, pada awalnya pemerintah memberikan tiga lokasi yang bisa digunakan untuk pendirian Kampung Betawi. Tiga lokasi yang diajukan oleh pemerintah tersebut adalah Rorotan, Srengseng yang berada di kawasan Jakarta Barat, dan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan yang saat ini ditempati sebagai Kampung Betawi seperti yang kita kenal sekarang ini. Srengseng Sawah dipilih sebagai Kampung Betawi karena Srengseng Sawah merupakan lokasi yang sangat tepat untuk dijadikan tempat wisata Kampung Betawi. Perkampungan Betawi ini dimulai pada Oktober 2000, dan akhirnya diresmikan pada 20 Januari oleh mantan gubernur DKI Jakarta, yakni Bapak Sutiyoso
Dengan adanya tempat wisata Kampung Betawi yang
terdapat di Setu Babakan sekarang ini, pasti akan ada kegiatan dari pihak
pengelola Kampung Betawi ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas
terutama untuk masyarakat Jakarta dan kota-kota sub-urban dari Ibukota Jakarta
yang lainnya seperti Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi terhadap tempat wisata
Kampung Betawi tersebut agar seluruh masyarakat tahu akan keberadaan tempat
wisata Kampung Betawi yang ada di Setu Babakan ini. Kegiatan ini dilakukan
melalaui internet, penyebaran brosur kepada masyarakat yang dituju, serta
melalui PLBJ.
Kampung Betawi yang berlokasi di Srengseng
Sawah, Jakarta Selatan ini berdiri diatas sebuah lahan yang memiliki luas
sebesar 289 hektar dimana diatas lahan 289 hektar ini banyak berdiri
rumah-rumah para warga, juga terdapat suatu panggung yang berfungsi sebagai
tempat yang biasanya digunakan untuk mengadakan pagelaran tentang budaya-budaya
Betawi yang dapat dinikmati oleh para pengunjung dari Kampung Betawi tersebut,
dan terdapat pula sebuah danau di lahan Kampung Betawi ini yang juga digunakan
untuk tempat bermain permainan air seperti permainan perahu dan lain sebaginya.
Permainan air tersebut diberikan kepada seluruh pengujung yang datang dan ingin
bermain, khususnya bagi pengunjung yang masih anak-anak.
Wisata Kampung Betawi Setu Babakan hanya dibuka untuk
para pengunjung yang ingin bersantai bersama keluarga dan ingin lebih mengenal
salah satu dari banyak kebudayaan yang dimiliki oleh Tanah Air kita, yang tak
lain adalah kebudaayan-kebudayaan dari budaya Betawi ini pada weekends saja yaitu pada hari Sabtu dan
hari Minggu, dan kita dapat berkunjung ke tempat ini mulai pukul 09.00 WIB
hingga pukul 17.00 WIB. Pada hari-hari saat Kampung Betawi ini dibuka untuk
umum (pengunjung). Pengunjung dari wisata Kampung Betawi Setu Babakan tersebut
dapat mencapai 1.000 orang pengunjung. Pengunjung yang berkunjung ke tempat
wisata Kampung Betawi ini tak hanya pengunjung local yang berasal dari Jakarta
saja, namun juga tak jarang Kampung Betawi ini didatangi oleh pengunjung dari
luar negeri. Seperti yang terakhir kali ini, Kampung Betawi ini didatangi oleh
wisatawan mancanegara yang berasal dari Jepang. Para pengunjung yang mendatangi
Kampung Betawi tersebut terlihat sangat antusias saat mereka berada di tempat
wisata Kampung Betawi yang bertempat di Setu Babakan tersebut. Selain mereka
dapat melepas penat di tempat yang masih sangat asri ini, mereka juga dapat
mengetahui banyak dan kayanya kebudayaan yang dimiliki oleh budaya Betawi.
Bila kita ingin berkunjung ke tempat wisata Kampung
Betawi yang ada di Setu Babakan ini, dan memiliki tujuan untuk wawancara
langsung dengan pihak pengelola wisata Kampung Betawi maupun sekadar hanya
ingin melakukan dokumentasi tentang wisata Kampung Betawi kita dapat meminta
izin kepada pihak pengelola yang memiliki kantor di dalam kawasan wisata
Kampung Betawi tersebut yang tepatnya berada di samping panggung dimana
biasanya setiap pagelaran diadakan. Untuk masuk ke tempat wisata Kampung Betawi
inipun kita juga tidak akan dipungut biaya apapun seperti karcis atau tiket
untuk masuk. Kita hanya perlu membayar sebanyak Rp 5.000 untuk uang parkir,
kalau kita membawa mobil ke tempat ini. Orang-orang yang terdapat di tempat
wisata Kampung Betawi inipun juga semuanya sangat ramah dan terbuka dengan
semua pengunjung yang berkunjung ke tempat wisata yang satu ini, yang tak hanya
memberikan suasana yang nyaman bagi para pengunjung untuk bersantai namun juga
memberikan pengetahuan mengenai kebudayaan-kebudayaan Betawi. Bahkan bila
terdapat pengunjung dari tempat wisata Kampung Betawi, Setu Babakan yang
tertarik dengan suatu kebudayaan yang dia lihat saat mereka berkunjung ke
tempat wisata yang satu ini, seperti kebudayaan tari yang dimiliki oleh budaya
Betawi, dan pengunjung yang bersangkutan mempunyai minat untuk mempelajari salah
satu budaya dari budaya-budaya yang ada di budaya Betawi, pengunjung yang bersangkutan
tersebut juga dapat mempelajari budaya yang ia minati tersebut. Yang perlu
dilakukan hanya datang ke sanggar yang menyediakan fasilitas bagi pengunjung
untuk mempelajari kebudayaan yang ingin dia pelajari, dan untuk mempelajari
budaya-budaya Betawi tersebut dari sanggar akan dikenakan biaya juga.
Selain itu, jika kita ingin tinggal di Perkampungan
Betawi ini dengan tujuan untuk meneliti tentang kebudayaan Betawi yang
memerlukan waktu lama sehingga mengharuskan kita untuk tinggal disana, pihak dari
Perkampungan Betawi, Setu Babakan tersebut telah memfasilitasi
pengunjung-pengunjung yang memiliki maksud dan tujuan berkunjung seperti itu
dengan penyediaan fasilitas home stay
bagi pegunjung-pengunjung tersebut. Fasilitas home stay yang disediakan oleh pihak pengelola Kampung Betawi tersebut
berjumlah 67 buah rumah. Rumah yang tersedia untuk home stay inipun juga didirikan dengan gaya rumah adat Betawi.
Di tempat wisata Kampung Betawi ini walaupun terkesan
seperti hanya tempat untuk berekreasi, namun kita juga dapat mengetahui banyak
tentang kebudayaan-kebudayaan Betawi karena setiap hari Sabtu dan Minggu, hari
dimana Kampung Betawi ini dibuka umum untuk para pengunjung, para pengunjung
akan mendapatkan suguhan berupa pertunjukan seni dan budaya dari budaya Betawi.
Dari sinilah pengunjung yang hadir di Kampung Betawi ini dapat mengetahui lebih
dalam akan kebudayaan Betawi yang sangat unik dan beragam. Bahkan merekapun
juga bisa mempelajari kebudayaan Betawi. Dengan adanya Kampung Betawi inilah
masyarakat akan mendapatkan banyak wawasan baru tentang kebudayaan Betawi,
serta dengan ini masyarakat Indonesia dapat lebih sadar dan cinta dengan
budaya-budaya yang ada di Indonesia yang salah satunya adalah kebudayaan
Betawi. Sehingga kedepannya budaya Betawi akan terus hidup di tengah masyarakat
Indonesia sendiri, dan semua orang Indonesia mau berpartisipasi dalam
pelestarian budaya Betawi ini. Mengingat bahwa khususnya bagi warga Ibukota,
Jakarta, tinggal di dalam sebuah kota dimana kota tersebut memiliki kebudayaan
yaitu budaya Betawi. Jadi bagi mereka sudah seharusnya mereka suka dan cinta
dengan budaya yang ada di kotanya sendiri dan ikutserta dalam usaha untuk melestarikannya.
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di tempat wisata Kampung Betawi yang berlokasi di Setu Babakan
tersebut adalah pagelaran seni dan budaya yang diadakan di tengah panggung yang
telah disediakan oleh pengelola Kampung Betawi. Pagelaran seni dan budaya yang
dipertunjukan kepada para pengunjung tersebut antara lain adalah seperti tarian
adat Betawi, seni music, dan juga teater tradisional. Semua pagelaran yang
disajikan pada pengunjung tersebut, pagelaran ini dilakukan oleh orang-orang
atau anggota dari sanggar-sanggar binaan studi Jakarta Selatan. Tak hanya pertunjukan
pagelaran, namun juga terdapat pelatihan untuk tiga kegiatan seni dan budaya
tersebut bagi seluruh anak-anak dan para remaja. Selain pagelaran seni dan
budaya yang dihadirkan di Kampung Betawi ini, juga terdapat atraksi terhadap
prosesi dari satu budaya yang ada di budaya Betawi. Adapun atraksi yang
dipertontonkan adalah seperti dari prosesi upacara pernikahan adat betawi,
aqiqah, khatam Al-Qur’an, injak tanah hingga ngederes dan masih banyak prosesi
budaya yang lainnya. Sementara itu, tiap malam jumat, di tempat wisata Kampung
Betawi ini juga diadakan sebuah pelatihan olah raga bela diri, yaitu silat
Betawi.
Di Kampung Betawi inipun juga mempunyai agenda
kegiatan yang akan dilaksanakan di Kampung Betawi ini. Terdapat tiga jenis
agenda kegiatan yang diagendakan oleh Kampung Betawi. Tiga agenda kegiatan
tersebut adalah Agenda Tahunan yang meliputi pekan nuansa Islami serta Pekan
Lebaran. Agenda yang kedua adalah agenda rutin yang meliputi seluruh pagelaran
seni dan budaya yang telah dijelaskan sebelumnya yang selalu dilaksanakan
setiap hari Sabtu dan hari Minggu. Dan yang terakhir, agenda yang ketiga adalah
agenda insidentil.
Selain adanya kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
di Kampung Betawi ini, kita juga dapat mengetahui banyak tentang seluk beluk
budaya Betawi lewat para pedangang yang banyak menjualkan jajanan khas Betawi
seperti makanan yang sudah sangat sulit untuk kita temui di luar yaitu Kerak
Telor, selain Kerak Telor kita juga dapat menjumpai dan menikmati makanan
seperti Toge Goreng, Dodol khas Betawi, Laksa, Soto Betawi, Onde, Gado-Gado,
Bir Pletok serta kita juga dapat memperoleh souvenir hasil pembuatan industry
rumah tangga yang ada di Kampung Betawi Setu Babakan. Makanan-makanan khas
Betawi maupun makanan khas daerah lain yang diperdagangkan disini memiliki cita
rasa yang khas dan sangat terjangkau bagi seluruh kalangan yang sedang
menghabiskan waktunya di Kampung Betawi Setu Babakan dan ingin mencicipi
makanan khas Betawi yang ada disana. Selain makanan yang diperdagangkan oleh
banyak pedagang di Kampung Betawi, kita juga dapat menjumpai seorang pedagang
yang memperdagangkan baju adat Betawi dengan harga yang sama terjangkaunya
dengan harga-harga makanan disana.
Selain pagelaran seni budaya serta wisata kuliner
makanan khas Betawi, juga ada wisata agro. Wisata agro ini tidak seperti wisata
agro pada umumnya dimana terdapat lahan tertentu yang digunakan sebagai lahan
untuk tanam-menanam. Namun wisata agro di Kampung Betawi ini adalah segala
jenis tanaman yang ditanam oleh para warga dari Kampung Betawi. Mereka menanamnya
di masing-masing pekarangan rumahnya. Bila waktunya buah tersebut bisa
dikonsumsi, dan terdapat wisatawan yang datang ke rumahnya. Maka tuan rumah
akan menyambut wisatawan tersebut dan dengan segera mereka akan memetik buah
yang ada di pekarangan rumahnya dan memberikannya kepada wisatawan tersebut
sebagai bentuk dari rasa hormat mereka terhadap para wisatan.
Di kampung Betawi ini terdapat banyak warga yang
bertempat tinggal di kawasan Kampung Betawi ini. Namun tak hanya orang-orang
yang beretnis Betawi saja yang bisa tinggal di Kampung Betawi, Setu Babakan.
Namun seluruh orang dari berbagai etnis dapat tinggal disini. Ibu Irma selaku
salah satu anggota pengelola dari Kampung Betawi, Setu Babakan, mengatakan
bahwa di Kampung Betawi tersebut 60% dari warga yang tinggal disana adalah
orang asli Betawi, sedangkan 40% yang lainnya merupakan orang-orang yang
memiliki etnis yang berbeda seperti Jawa, Sunda, bahkan juga terdapat
orang-orang yang berasal dari luar pulau seperti Aceh, Papua, Makassar dan lain-lain.
Dengan
multikulturalisasi yang tedapat di Kampung Betawi ini, rentan dengan terjadinya
perselisihan antaretnis yang berbeda. Namun untuk menangani hal itu, warga yang
berada di Kampung Betawi ini menanganinya dengan hal yang sangat sederhana dan
cukup efektif untuk mencegah terjadinya masalah yang bisa timbul. Hal yang
dilakukan itu adalah bagaimana mereka berkomunikasi satu sama lain terutama
misalnya seperti orang Betawi yang hendak berkomunikasi dengan orang yang
berasal dari Sunda. Maka mereka akan menggunakan bahasa Indonesia sebagai media
bagi mereka untuk berkomunikasi sehingga komunikasi mereka berjalan lancar dan
tidak akan terjadi kesalahpahaman sehingga menimbulkan konflik apabila mereka menggunakan
bahasanya masing-masing yang lebih bisa memicu terjadinya konflik antaretnis.
Selain penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat untuk menghindari konflik dalam
berkomunikasi, semua warga yang hidup di lingkungan Kampung Betawi tersebut
diharapkan bisa selalu berlaku baik, memiliki sopan santun, dan tidak berbuat
yang macam-macam di Kampung Betawi tersebut. Yang terpeenting adalah kelakuan
kita di lingkungan ini dan kitapun juga harus menghormati perbedaan-perbedaan
yang ada di Kampung Betawi itu. Jadi bisa saya katakana bahwa dalam urusan
konflik, orang-orang di Kampung Betawi ini lebih condong untuk menghindari
konflik.
Satu lagi yang menarik yang terdapat dalam kebudayaan
Betawi, yaitu budaya saat sedang berlangsungnya pernikahan yang menggunakan
adat Betawi. Dalam pernikahan adat Betawi ini, pengantin pria akan datang ke
rumah pengantin wanita dengan diiringi oleh arak-arakan. Sesampainya sang
pengantin pria tiba di depan rumah pengantin wanita, maka pengantin pria dan
seluruh arak-araknya akan disambut oleh keluarga dari pihak pengantin wanita.
Sebelum pengantin pria dan keluarganya dapat masuk ke rumah dan melaksanakan
acara upacara pernikahannya, maka akan terjadi balas-membalas pantun yang
dilakukan oleh pihak pria dengan pihak wanita. Kegiatan ini dinamakan prosesi
buka palang pintu. Setelah sesi balas-membalas pantun antara pihak pria dan
pihak wanita usai, dilanjutkan dengan adu silat antara orang dari mempelai pria
dengan mempelai wanita. Prosesi ini dimaksudkan untuk menguji mempelai pria
bila dalam berumah tangga kelak dia bisa melindungi keluarganya. Setelah
prosesi ini berakhir, maka pengantin pria dan keluarganya diperkenankan masuk
ke dalam rumah dan acara upacara pernikahan dapat dilaksanakan.
Nah, pasti kalau menonton TV dan ada adegan pernikahan
adat Betawi, pasti roti buaya tidak pernah absen. Setiap melihat roti buaya,
saya selalu bertanya-tanya apa arti dibalik roti buaya ini dan kenapa harus
roti ini berbentuk buaya. Arti dari penggunaan roti buaya ini tak lain sebagai
lambang kesetiaan karena hewan buaya ini, dikenal sebagai hewan yang setia pada
pasangan hidupnya.
Dengan adanya wisata
kampung Betawi ini, marilah kita cintai budaya Betawi yang unik dan marilah
kita lestarikan budaya dari nenek moyang kita
No comments:
Post a Comment