NIM : 11140110024
Kelas : B
Baduy merupakan sebuah
suku dimana belum banyak orang yang mengenalnya. Bermodalkan tekad dan
keberanian, saya bersama teman-teman datang untuk mengunjungi dan melihat
aktivitas apa saja yang dilakukan oleh masyarakat Baduy. Kamis, 13 Desember
2012 merupakan hari yang sangat saya tunggu-tunggu. Saya bersama teman-teman
akan melakukan petualangan ke Baduy. Pukul 06.00 kami berangkat menggunakan
mobil.
Desa Ciboleger merupakan
Desa pertama yang kami tuju setelah kurang lebih melakukan perjalanan selama 5
jam. Di tempat inilah batas terakhir perhentian mobil..
Setelah istirahat kurang
lebih 1 jam, saya bersama teman-teman kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini
kendaraan yang kami gunakan adalah kaki. Disini lah petualangan kami benar-benar
dimulai.
Sama seperti desa-desa lainnya,
Baduy juga mempunyai tata tertib yang harus dipatuhi. Berikut adalah tata
tertib Suku Baduy.
Setelah membaca apa saja
tata tertib yang harus dipatuhi, saatnya untuk kembali melanjutkan perjalanan.
Kali ini waktu yang akan ditempuh kurang lebih 1 ½ jam. Ayooooo jalan lagi..
Semangattttttt..
Sekarang kita akan menuju
Baduy luar..
Lihat anak-anak Baduy.. kuat-kuat yaa.. |
Aduhhh.. jalanannya
turunan? Bagaimana ini?
Ga ada yang bantuin ya?
|
Yaa udah berusaha sendiri
deh.. yang penting ga kepeleset..
Hehehe..
|
Akhirnyaaaaa tiba di jalan yang lurus..
Horeeeeeeee..
|
Merupakan perjalanan yang
panjang dan melelahkan. Seperti yang bisa kita lihat, jalanannya menanjak dan
berbatu.
Harus Semangatttt..
Sebentar lagi kita akan memasuki Baduy Luar..
Welcome to Baduy Luar
Kampung Gajeboh..
Akhirnya kita tiba di
tempat yang akan dituju..
Inilah rumah penduduk
yang ada di Baduy luar..
Inilah rumah penduduk
Baduy Luar. tempat mereka melepaskan rasa penat setelah seharian bekerja..
Rumah yang sederhana,
tapi sangat nyaman saat berada di dalamnya.
Ini adalah lumbung tempat
penyimpanan padi. Sebagian besar laki-laki di Baduy bermata pencaharian sebagai
petani..
Tempat penumbukan padi..
|
Sebagian besar para
ibu-ibu menenun di rumah..
Ternyata tidak hanya ibu-ibu
yang menenun, bahkan anak kecilpun ikut menenun..
Wisatawan Jepang yang
sedang berkunjung..
Keindahan desa yang
begitu menyejukkan..
Keceriaan anak-anak saat
bermain bola kaki..
Yang membedakan Baduy
luar dengan Baduy dalam, antara lain adalah pakaian, pengikat kepala dan alas
kaki.
Orang Baduy luar |
Orang Baduy Dalam |
Sungguh luar
biasaaaaaaaaaaa..
Mereka mampu mengangkat
barang di jalan yang menurun dan bebatuan..
Seperti yang kita lihat, anak-anak
Baduy luar masih menggunakan alas kaki..
Sedangkan anak-anak Baduy
dalam tidak menggunakan alas kaki..
Perempuan Baduy luar yang
sedang melakukan aktivitas menenun..
Perempuan Baduy luar
yang baru pulang dari ladang..
Jembatan yang menghubungi
Baduy luar dengan Baduy dalam..
Jika tidak terbiasa mandi
di sungai, tenang saja..
Disini juga tersedia
kamar mandi yang sederhana tapi memiliki air yang bersih dan jernih.. Airnya
langsung dari gunung lohhhhh..
Ini adalah rumah penduduk
yang kami tumpangi selama berada di Baduy luar..
Ruang tamu yang kami gunakan untuk
beristirahat..
Biarpun kecil, tapi
sangat adem dan ga ada nyamuk sedikitpun..
Dapur yang digunakan
untuk memasak begitu sederhana..
Jika anda ke Baduy,
jangan lupa membeli pernak-pernik dan kenang-kenangan sebagai cidera mata..
Ada kalung, gelang,
gantungan kunci, baju, kain dll..
Berikut
adalah beberapa keunikan yang saya temui ketika saya berhasil mewawancarai Mas
Juli dari Baduy dalam..
-
Masyarakat Baduy menjalankan
puasa, hanya saja penanggalannya tidak sama dengan puasa yang dijalankan oleh
umat muslim. Mereka menggunakan penanggalanya sendiri selama 3 bulan, dan
selama 3 bulan tersebut Baduy di tutup untuk umum, yang artinya tidak boleh
menerima tamu.
-
Jika masyarakat Baduy ingin berpergian kemanapun, mereka tidak boleh
menggunakan transportasi dan tidak boleh menggunakan alas kaki. Pakaian yang
mereka gunakan harus tetap pakaian adat Baduy. Tidak boleh diganti dengan
pakaian lain.
-
Di Baduy ada yang namanya hutan tutupan, dan hutan itu tidak boleh
dimasuki. Alasannya, karena hutan itu masih asri dan takut jika ada orang-orang
yang tidak bertanggung jawab akan menebang dan merusaknya.
-
Di kawasan Baduy luar kita bebas memotret dan merekam apa pun, tetapi
tidak diperkenankan untuk memotret rumah kepala suku. Tetapi di Baduy dalam
kita tidak boleh memotret, merekam dan mengabadikan moment apapun, karena di
Baduy dalam tidak diperkenankan memakai barang elektronik.
-
Masyarakat Baduy tidak mengenal yang namanya pacaran, karena mereka
telah dijiodohkan oleh orangtuanya masing-masing. Mereka juga tidak
diperkenankan untuk bercerai. Mereka hanya boleh menikah sekali seumur hidup,
kecuali salah satunya ada yang meninggal.
-
Masyarakat di luar Baduy (Masyarakat selain Baduy) tidak diperbolehkan
untuk menikah dengan masyarakat Baduy luar maupun dalam.
-
Laki-laki di Baduy bekerja sebagai petani di ladang, sedangkan untuk
perempuannya, menenun kain di rumah.
-
Masyarakat Baduy tidak pernah bersekolah, mereka belajar secara
otodidak. Mereka juga sering mendengar tamu-tamu yang datang dan berbicara menggunakan
Bahasa Indonesia. Dari sanalah mereka sedikit mengerti Bahasa Indonesia.
-
Laki-laki Baduy dalam lebih ramah dibandingkan laki-laki dari Baduy
luar. Tetapi untuk perempuan Baduy dalam dan luar sama saja. Mereka kurang
bersahabat. Buktinya ketika saya memberikan senyuman, mereka tidak merespon.
Demikianlah yang dapat
saya bagikan dari perjalanan saya ke Baduy..
Saya berharap dengan
pengalaman yang saya bagikan, dapat membuat anda semua tertarik untuk
mengunjungi Suku Baduy yang asri ini..
Bersama orang Baduy Dalam |
No comments:
Post a Comment