Victoria Christa
11140110102
KAB-F1
Sebelum saya menuju ke
hal-hal yang sifatnya teoritis, biarkan saya curhat sedikit. Jadi ini adalah
tugas sekaligus take-home test buat mata kuliah Komunikasi
Antar Budaya, dimana saya diharuskan untuk mengunjungi komunitas apa aja, yang
penting bisa dikaitkan dengan konsep-konsep dan teori dalam buku Komunikasi
Antar Budaya-nya Samovar.
Well, tadinya saya mau pergi sama temen-temen saya.
Tapi apa daya, di kala mereka pergi, saya ada urusan(maafkan ke-sok-sibuk-an saya).
Minggu depannya saat ada kesempatan pergi lagi, saya udah terlanjur dipesenin
tiket pesawat buat pergi ke Medan sekeluarga menghadiri pernikahan sepupu saya
yang tertua.
“Matilah saya…”
Namun, yang namanya mahasiswa, terutama anak kost itu harus penuh
solusi!(Maaf, nggak nyambung.) Jadilah saya ke Medan sembari mengemban tugas
suci KAB ini. Yep, saya akan membahas Komunitas China Peranakan di
Medan, atau terkenal sebagai China Medan. Kebanyakan dari mereka
adalah suku Hokkian(orang
yang mendiami provinsi Fujian) Orang-orang China telah bermigrasi
ke berbagai tempat, terutama Asia Tenggara sejak abad ke-17(China pada abad ini
tidak memperbolehkan wanita untuk keluar dari negaranya sehingga perantau dari
China yang datang akan menikahi wanita-wanita setempat. Hasil kawin campur
inilah yang biasa disebut ‘peranakan’) dari dan kedatangannya besar-besaran
adalah pada pertengahan abad 19(pada abad ini, wanita sudah diperbolehkan
keluar dari negara sehingga perantau pada abad ini biasa membawa serta
istrinya. Mereka yang dalam keluarganya tidak ada perkawinan campuran dengan
etnis lain biasa kita kenal dengan ‘China totok’) dikarenakan kondisi negara
China yang saat itu memang carut-marut.
Nah, di sinilah saya, daerah Medan Kota, saya
keliaran tepatnya di Jalan Surabaya-Jalan Semarang-Jalan Bogor
Dengan bangunan tuanya |
Becak yang kawin dengan motor, atau disebut bentor |
Plang menuju Jalan Semarang yang baru ramai kalau malam |
Serta MacanMart yang konon ketenarannya di Medan melebihi Alfamart dan Indomaret |
Kemanapun saya pergi, kiri-kanan banyak
terdapat orang keturunan China. Profesinya pun beragam. Bila di Jakarta,
orang-orang etnis China identik dengan kehidupan yang berkecukupan, disini
tidak juga. Pengemis dan penjual keliling yang beretnis China bukanlah
pemandangan yang asing dalam kehidupan mereka sehari-hari. Keluarga besar ayah saya
tinggal di sini. Ayah dari kakek saya merupakan salah satu dari sekian banyak orang
China yang bermigrasi ke Indonesia pada abad 19 (saya merupakan generasi
keempat yang lahir di Indonesia ini). Ayah saya lahir dan besar di sini sebelum
akhirnya pindah ke Jakarta. Saya sempat ragu untuk mengambil bahan tugas saya di
sini, Dimana komunikasi antar budaya-nya kalo orang-orangnya semodel ayah
semua, yang saya temui tiap hari? Apalagi ini perkotaan...Tapi ternyata
keraguan itu hilang. Di sini, nggak semua orang modelnya kayak ayah saya(oke,
mungkin sedikit.) Jadi, saya masih bisa melakukan observasi di sini (yay.)
Oke, cukup trivia-nya. Mari
kita masuk dalam bahasan yang sedikit(?) teoritis. (Note: semua teori dari
tulisan saya ini diambil dari buku Komunikasi Antar Budaya karangan Larry A.
Samovar)
Faktor-faktor hambatan komunikasi antar
budaya yang berada di bawah air (below waterline) adalah
faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam
ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Adapun jenis-jenis hambatan
semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms),
stereotip (stereotypes), filosofi bisnis (business
philosophy), aturan (rules), jaringan (networks),
nilai (values), dan grup cabang (subcultures group). Yah, saya
cuma akan membahas beberapa, sesuai dengan hasil observasi dan pemahaman saya.
Ini dia hal yang menghambat komunikasi saya dengan orang-orang disana:
1.Persepsi: mari kita ambil contoh, ketika ibu saya melihat hasil foto
keluarga yang diambil oleh saudara saya, ibu mengeluh ke adeknya ayah saya,
"Kenapa ya anak-anak cakep kalo difoto, gue di foto jelek
banget," yang saya sahuti dengan
"Ah, mungkin emang mama jelek," sambil ngakak. Maksudnya sih
becanda, tapi tiba-tiba adek ayah saya marah-marah, katanya saya kurang
ajar. Okay, dari cara dia maupun cara saudara-saudaranya
menghormati orangtua mereka(kakek-nenek saya, maksudnya), saya menyimpulkan
bahwa mereka memiliki persepsi bahwa orangtua harus dihormati dengan cara tidak
menyahuti orangtua, tidak meledek, harus tunduk, dll pokoknya. Sedangkan
menurut saya(atau mungkin kebanyakan anak seusia saya yang dibesarkan di kota
metropolitan yang sudah banyak menerima budaya barat sebagai lifestyle), orangtua dan anak setara dalam banyak hal. Tak ada salahnya diperlakukan seperti teman selama masih tahu batas. Menurut saya, bercandaan saya terhadap Ibu saya masih wajar, tapi ternyata dipandang kurang ajar.
Oh iya, perbedaan persepsi ini menyebabkan konflik kecil-kecilan antara saya,
si keponakan (yang dianggep kurang ajar) versus adik si ayah.
Akan saya masukkan teori manajemen konflik di sini. Hal ini saya atasi dengan
teknik avoiding, saya nyengir doang dan segera kabur dari situ
setelah adek sang ayah berhenti mengoceh, ternyata efektif. Besoknya semua
baik-baik saja. Nggak tahu, deh kalo saya masih dicap sebagai anak kurang ajar
apa nggak, yang penting saya nggak kena marah lagi.
2. Stereotip : saya, sebagai anak Jakarta yang (merasa) gaul, menganggap bahwa
orang-orang di Medan ini pastilah tidak se-gaul saya(meskipun saya juga ga tau
definisi sejati ‘gaul’ itu gimana). Apalagi dengan pengalaman buruk diomelin
adek sang ayah tadi, saya jadi mikir bahwa mungkin saja orang-orang di Medan
ini semua se-reseh dia. Makanya, saya 'menyamar aja jadi tanaman'. Kalo nggak
penting-penting amat, saya ga akan mau ngomong. Ini jelas menghalangi saya
dalam berkomunikasi dengan mereka. Bagaimana nasib tugas saya kalau saya ga mau
ngomong sama mereka? (sebenernya gak cuma itu sih, pertimbangannya.)
Lalu, berikutnya adalah hambatan above waterline/fisik:
1. Budaya (Cultural): Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama,
dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya.
Di sini, semuanya keliatan aneh buat saya. Baik penggunaan bahasanya,
properti-properti aneh-aneh dalam rumah, prosesi penjalanan agama...bahkan di jalanan dalam gang bisa ada
sesajen!
ini buat apaaaa? nanti saya jelaskan di bawah :D |
Orang-orang di sini juga terlalu pedulian(atau terkenal dengan ‘kepo’).
Nah, beda budaya ini mungkin bisa saya jelasin secara mendetail di poin-poin
berikutnya.
2. Motivasi (Motivational): Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi
dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin
menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak
punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.
Kembali pada poin nomor 1, saya udah bilang kalo orang-orang di sini
tingkat kepeduliannya tinggi. Saya ketemu sama...siapa ya? Mungkin saudara ayah
juga. Katanya sih dulu sering ketemu, tapi saya sama sekali ga inget! Dia
terus-terusan nanya soal sekolah saya dulu, kuliah saya, temen-temen saya,
pacar, dll. Di rumah, orangtua saya ga pernah segininya kalo nanyain saya.
Makanya saya ga terbiasa ditanya-tanya, saya pun malas menanggapi dia.
3. Pengalaman (Experiantial): Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak
memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi
dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.
Saya rasa ini juga saling berkaitan, misalnya dengan poin nomor dua. Saya
ga terbiasa ditanya banyak-banyak, menurut saya itu kepo. Apalagi udah lama
nggak ketemu, apa pentingnya sih nanya-nanya-in saya? Tapi mungkin buat
sepupu-sepupu saya yang di sini, mereka udah terbiasa terbuka secara
berlebihan(menurut saya) dengan keluarga mereka. Saya juga ga terbiasa
ngeliatin altar-altar dimana-mana, maupun jimat-jimat di depan pintu rumah.
4. Bahasa
(Linguistic): Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila
pengirim pesan (sender)dan penerima pesan (receiver) menggunakan
bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh
penerima pesan.
Ini dia! Orang-orang di sini sehari-hari ngomong dengan bahasa Hokkian. Hal
ini diperburuk dengan anggapan mereka bahwa saya bisa berbahasa Hokkian juga.
Saya memang bisa, tapi cuma ngerti dikit, banget. Itupun cuma dengerin. Kalo
disuruh ngomong, saya nyerah. Saya harus masang muka bingung ke mereka, atau
lempar tatapan-minta-tolong ke ayah saya, minta ia untuk mengartikannya karena tidak bisa minta subtitle.
Lalu, yang akan saya
bahas berikutnya adalah mengenai worldview alias cara pandang. Dalam
buku Samovar, terdapat pengertian cara pandang menurut Walsh dan Middleton
: cara pandang menyediakan petunjuk yang menuntun pengikutnya di dunia. Dari
definisi yang dikemukakan Walsh dan Middleton, terdapat penggunaan kata
'menuntun' yang menunjukkan bahwa tujuan cara pandang adalah menuntun orang
untuk menentukan gambaran dunia ini serta peran mereka dalam dunia. (Cara
pandang sebagai inti dari perilaku manusia).
Nah, dari pengertian
tersebut, saya akan berusaha menganalisis worldview dari
para Chinese Medan ini.
Menurut Rubin dan Peplau dalam buku Samovar, pembentuk worldview ada tiga, yaitu orang tua, peraturan agama, dan peraturan sekolah. Saya hanya akan membahas dua diantaranya:
1. Orang tua
Dalam membentuk cara
pandang, orangtua jelas memegang peranan. Pada komunitas Chinese Medan ini,
misalnya. Dari kecil, mereka selalu diwanti-wanti untuk menghormati orangtua
dan leluhur. Menurut orangtua saya, mereka waktu kecil tidak jarang dihajar
secara fisik ketika berbuat salah atau tidak hormat. Katanya sih, turun-temurun
memang seperti itu. Anak yang tidak bisa diajar, wajib dihajar. Sedangkan
tradisi menghormati leluhur, orang China dari dulu memang kental akan budayanya
terhadap penghormatan leluhur. Hal ini bisa kita lihat dalam banyaknya
sembahyang makam, altar kecil-kecilan dalam rumah untuk sembahyang, dan
lain-lain.
Perlu diketahui juga
bahwa pembakaran rumah-rumahan kertas, baju-baju kertas, uang-uangan kertas
saat orang China meninggal dengan tujuan “agar yang meninggal kaya juga di
akhirat,” bukanlah ajaran dalam agama Buddha. Hanya saja, penganut agama Buddha
dari China sudah mengakulturasikan budaya tersebut dalam agamanya.
Selain itu, terdapat
juga kebiasaan untuk menghormati dewa dapur(Zao Jun), yang menurut
mitosnya, merupakan dewa yang tugasnya melihat perbuatan sehari-hari
manusia-manusia dalam rumah itu. Karena itulah orang-orang di rumah harus
melakukan perbuatan-perbuatan baik, tidak bertengkar, tidak berniat jahat, dll.
sebab Dewa Dapur akan melaporkannya kepada Dewa Langit. Perbuatan-perbuatan
buruk akan menjauhkan kita dari berkah dewa.
Nah, hal-hal demikian merupakan hal-hal yang dilaksanakan tanpa sebuah peraturan tertulis, bahkan sebenarnya tidak diatur dalam agama. Tugas orangtua-lah untuk mewariskan hal-hal tersebut kepada anak-anaknya. Hal-hal yang sifatnya metafisikal ini memengaruhi persepsi orang-orang yang menganutnya. Misalnya sembahyang makam yang bagi orang-orang China Medan ini dipandang sebagai sesuatu yang memang seharusnya dilakukan untuk menunjukkan rasa hormat. Sedangkan bagi orang lain, apalagi orang-orang kota(sekalipun sama-sama berasal dari etnis China), sembahyang makam bukanlah sesuatu yang penting, bahkan buang-buang waktu.
2. Aturan agama
Selain orangtua, aturan
agama juga memegang peranan penting dalam membentuk cara pandang. Di Medan Kota
ini, kebanyakan orang-orangnya memeluk agama Buddha. Aliran Maitreya paling
banyak dianut, bahkan ada Vihara raksasa untuk Buddha Maitreya yang dikatakan
termasuk dalam vihara terbesar di seluruh Asia Tenggara. Bila di Jakarta atau
Tangerang kita terbiasa melihat gereja atau masjid dimana-mana, di sini, gereja
atau masjid justru menjadi pemandangan langka.
Sekedar informasi tambahan: di sini, kita
dapat melihat kesamaan diantara bangunan-bangunan Vihara maupun tempat-tempat
besar lainnya(rumah orang yang berpengaruh, rumah sakit, dll.), yaitu adanya
singa dari batu, atau disebut shishi di pintu masuk bangunan.
Singa-singa batu itu selalu berpasangan di kiri-kanan pintu, yang jantan(merepresentasikan yang),
dan betina(mempresentasikan yin). Secara simbolis, shishi betina
adalah entitas yang melindungi manusia-manusia di dalam bangunan,
sedangkan shishi jantan melindungi bangunan tersebut.
ini shishi jantan, biasa disimbolisasikan tangannya memegang 'bola kehidupan'. Lokasi : MahaVihara Maitreya |
Shishi betina biasanya digambarkan beserta dengan anaknya. Lokasi: Vihara Hang Tuah |
Resepsi pernikahan diadakan pada malam harinya. Sekilas, pada upacara ini tidak terlihat adanya perbedaan yang signifikan dengan resepsi pernikahan bergaya barat pada umumnya. Namun, perbedaannya terletak pada cara memperlakukan tamu-tamu undangan.
Berbeda dengan resepsi sambil berdiri yang sering kita jumpai, disini, SEMUA tamu undangan mendapat tempat duduk dan dapat menikmati acara pernikahan tersebut sambil duduk. Makanan juga didatangkan satu-per-satu ke atas meja, tidak perlu takut kehabisan karena saingan dalam mendapatkan makanan hanyalah orang-orang yang ada di meja yang sama dengan kita saja. |
Keluarga inti dari kedua mempelai dapat duduk paling depan, dekat panggung. Makanan yang disajikan pada mereka pun lebih mewah.
Bila di Jakarta, orang bisa saja(malah sering) datang-makan-pulang, di sini...sepertinya
tidak bisa seenaknya. Acara dimulai dengan tepat waktu dan sementara makanan disajikan,
tamu-tamu resepsi akan dimanjakan dengan pertunjukkan-pertunjukkan yang telah
disewa oleh keluarga pengantin sebelumnya(bisa dibayangkan jika ada orang yang
datang terlambat, bisa-bisa makanan sudah disajikan setengahnya dan ia hanya
bisa menikmati setengah lagi variasi menu yang ada). Setelah serangkaian acara
resepsi-makan-pertunjukkan selesai(di sini tidak ada tamu yang pulang duluan),
barulah resepsi secara resmi dibubarkan dan tamu-tamu dipersilahkan untuk
pulang maupun foto bersama pengantin.
Sebenarnya masih ada beberapa hal yang ingin saya tulis. Namun, mengingat
angka batas yang ada, biarlah video pada post
saya ini membantu menjelaskannya (N.B : Sebelumnya saya
sangat memohon maaf atas kekurangan kualitas atau kekurangan informasi dalam
video ini, selamat menyaksikan ^w^):
Semoga hasil observasi dan analisis saya ini dapat berguna(mungkin sekaligus
menghibur) siapapun yang membacanya :D
|
selamat siang .
ReplyDeletesaya dari spin production ingin bertanya , kalau boleh tau itu letaknya dimana ya mas ?
terima kasih
Terima kasih atas tulisannya menarik dan kaya akan informasi. Kebetulan saya sedang menulis yang berkaitan dengan komunitas tionghoa di Medan. Tulisan Anda membantu sekali. :)
ReplyDeleteDi Jawa Timur juga sama seperti di atas, cuma tidak berbahasa Hokkian dan tidak ada sesajen di gang.
ReplyDeletehaiyya kawin itu enak laa
ReplyDeleteAYO GABUNG DI INDOMONOPOLY DAN JADI MILYONER BARU DI INDONESIA!
ReplyDeletekunjungi web kami website http://bit.ly/1QULFBI
Kunjungi juga blog kami http://idrmonopolyindo.blogspot.com
http://mynewgooger.blogspot.com/2017/06/blog-post_18.html
ReplyDeletehttp://angkasabolaaa.blogspot.com/2017/06/blog-post_18.html
http://myangkasabbolaa.blogspot.com/2017/06/ahok-segera-dipindah-ke-cipinang.html
AGEN JUDI TERBESAR DAN TERPECAYA SE ASIA
ANGKASABOLA
DENGAN BEBERAPA KEUNGGULAN DAN PELAYANAN TERBAIK
HANYA DENGAN 1 USHER ID SUDAH BISA BERMAIN SEMUA
GAMES SEPUASNYA SEPERTI ":
1. SPORTBOOK
2. TOGEL
3. TANGKAS
4. KENO
5. SLOT
6. POKER
7. GD88
9. 855CROWN
DAN MASIH BANYAK GAME LAINYA YANG TIDAK KALAH
MENARIKNYA
ANGKASABOLA JUGA MEMILIKI BEBERAPA BONUS YANG MENARIK
LOH BOSKU SEPERTI :
1. BONUS CASHBACK 5%
2. BONUS REFFERAL 2,5%
3. BONUS ROLLINGAN CASINO 0,8%
INFO :
BBM : 7B3812F6
TWITTER : CSANGKASABOLA
INSTAGRAM : CS1ANGKASABOLAA
LINE : ANGKASABOLA
FACEBOOK ": ANGKASA BOLA
UANG KECIL JADI UANG BESAR???MAU???
ReplyDeleteCUMA DI SUMOQQ YANG BISA!!!
WAKTUNYA BERGABUNG BERSAMA KAMI SUMOQQ.INFO
SITUS KARTU TARUHAN ONLINE TERPERCAYA DENGAN RATING KEMENANGAN TERTINGGI!!
BONUS TERBESAR!!!
MINIMAL DEPOSIT RP.15.000,-
MINIMAL WITHDRAW RP.15.000,-
MODAL MINIMAL HASIL MAXIMAL
BONUS REFERAL SEUMUR HIDUP(20%)
SETIAP 10HARI SEKALI
BONUS ROLLINGAN TERBESAR (0,5%)
SETIAP 5HARI SEKALI
TERSEDIA 8 PERMAINAN TERFAVORITE:
- . BANDARQ
- . ADUQ
- . BANDARPOKER
- . POKER
- . DOMINO99
- . CAPSASUSUN
- . SAKONG
- . BANDAR66
TRANSAKSI MUDAH DI 5 BANK BESAR :
- . BCA
- . BNI
- . BRI
- . MANDIRI
- . DANAMON
DILAYANI CS PROFFESIONAL 24JAM NONSTOP!!
CONTACT KAMI :
BBM : D8ACD825
WA : +855964973259
LINE : SUMOQQ88
WECHAT : SUMO99QQ