Pages

Sunday, January 20, 2013

Gunung Ulah Dilebur, Lebak Ulah Dirusak (Suku Baduy, Jawa Barat)

Gunung Ulah Dilebur, Lebak Ulah Dirusak

Nama  : Aloysius Primasyah
NIM      : 11140110170





“Gunung ulah dilebur, Lebak ulah dirusak” merupakan semboyan dari sebuah suku di Jawa Barat yang bernama Baduy sebagai bentuk kewajiban mereka untuk melestarikan dan menjaga alam. Mungkin kita sudah sering mendengarnya, namun tidak semua dari kita tahu seperti apa keadaan sebenarnya disana. Bayangkan saja mereka berjalan kemanapun dengan tidak menggunakan alas kaki dan kendaraan, tidak menggunakan sabun dan shampo untuk mandi. Apakah mereka sanggup untuk bertahan hidup tanpa mengikuti peradaban dan tanpa menggunakan listrik? Bagaimanakah sikap mereka terhadap orang orang luar suku baduy dan pendatang? Dan oleh sebab itu untuk mengobati rasa penasaran kita akan indahnya budaya Indonesia khususnya Baduy, tidak ada salahnya untuk berkunjung dan berusaha untuk berbaur sehingga dapat merasakan kehidupan mereka secara langsung. 

How To Get There

Suku Baduy terletak di desa Ciboleger, Lebak, Banten dan terdiri dari dua bagian, baduy luar dan baduy dalam. Untuk menuju kesana dapat menggunakan jasa kereta api, bis, bahkan kendaraan pribadi. Jika anda memutuskan untuk menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil mislanya, anda diwajibkan untuk meninggalkan kendaraan anda di terminal ciboleger karena untuk mencapai ke pemukiman suku baduy tidak dapat menggunakan kendaraan. Setelah itu anda dikenakan retribusi parkir sebesar Rp.15.000,00. Anda juga dapat menggunakan kendaraan umum, bis dan kereta api tujuan rangkasbitung kemudian harus naik kendaraan umum ke terminal awey. Dari terminal awey anda tinggal mencari kendaraan umum yang berjenis elf tujuan terminal ciboleger.



Sekilas Sejarah

Sebagai salah satu suku tertua yang ada di Indonesia, suku Baduy memiliki peranan penting dalam peradaban khususnya di pulau Jawa. Asal muasal suku Baduy terbentuk sekitar abad ke XI dan XII ketika Kerajaan Pajajaran menguasai seluruh tanah Pasundan yakni dari Banten, Bogor, priangan sampai ke wilayah Cirebon. Kemudian pada sekitar abad ke XV dengan masuknya ajaran Agama Islam yang dikembangkan oleh saudagar-saudagar Gujarat dari Saudi Arabia dan Wali Songo dalam hal ini adalah SUNAN GUNUNG JATI dari Cirebon, dari mulai Pantai Utara sampai ke selatan daerah Banten, sehingga kekuasaan Raja semakin terjepit dan rapuh karena rakyatnya banyak yang memeluk agama Islam. Akhirnya raja beserta senopati dan para ponggawa yang masih setia meninggalkan kerajaan masuk hutan belantara kearah selatan dan mengikuti hulu sungai, dan meninggalkan tempat asalnya.

Keturunan ini yang sekarang bertempat tinggal di kampong Cibeo (Baduy Dalam). Biasanya di desa cibeo inilah yang diperbolehkan dan sering didatangi banyak pendatang dari luar. Sebenarnya suku baduy sendiri masih memiliki 2 desa lainnya yaiitu Cikeusik dan Cikatawana. Ciri-ciri suku baduy dalam ini yang selalu mereka gunakan berbaju putih hasil jaitan tangan ( baju sangsang ), ikat kepala putih, memakai sarung biru tua ( tenunan sendiri ) sampai di atas lutut. Mereka juga selalu menggunakan ikat tangan berwarna putih yang terbuat dari kapas mereka menamakannya telekung, penduduk  baduy mempercayai bahwa telekung ini akan berguna untuk tolak bala. 

Sifat dan  penampilannya jarang bicara ( seperlunya ) namun mereka tetap ramah gaya berbicara mereka cenderung (high contact) atau lebih memikirkan bagaimana cara berbicaranya dibanding isi pesannya, kuat terhadap Hukum adat, tidak mudah terpengaruh, berpendirian kuat tapi bijaksana. Mereka juga tidak memperbolehkan untuk membawa elektronik apapun dan cenderung sangat tertutup dengan budaya luar (extrovert) . 

Proses konstruksi rumah tradisional suku Baduy
Suku baduy juga memiliki pengelompokan. Yaitu suku baduy luar dan suku baduy dalam. Yang dimaksud suku baduy luar adalah dari percampuran suku-suku yang pada waktu itu ada yang berasal dari daerah Sumedang, Priangan, Bogor, Cirebon juga dari Banten. Jadi kebanyakan mereka itu terdiri dari orang-orang yang melangggar adat istiadat suku baduy dalam maka mereka di keluarkan. 

Golongan ini pun ikut terdesak oleh perkembangan agama Islam sehingga kabur terpencar kebeberapa daerah perkampungan tapi ada juga yang kabur kehutan belantara, sehingga ada yang tinggal di Guradog kecamatan Maja, ada yang terus menetap di kampong Cisungsang kecamatan Bayah, serta ada yang menetap di kampung Sobang dan kampong Citujah kecamatan Muncang, maka ditempat-tempat tersebut di atas masih ada kesamaan cirikhas tersendiri. Adapun sisanya sebagian lagi mereka terpencar mengikuti/menyusuri sungai Ciberang, Ciujung dan sungai Cisimeut yang masing-masing menuju ke hulu sungai, dan akhirnya golongan inilah yang menetap di 27 perkampungan di Baduy Panamping ( Baduy Luar ) desa Kanekes kecamatan Leuwidamar kabupaten Lebak dengan cirri-cirinya ; berpakaian serba hitam, ikat kepala batik biru tua, boleh bepergian dengan naik kendaraan, berladang berpindah-pindah, menjadi buruh tani, mudah diajak berbicara tapi masih tetap terpengaruh adanya hukum adat karena mereka masih harus patuh dan taat terhadap Hukum adat. Kini sebutan bagi suku Baduy terdiri dari :

-   Suku Baduy Dalam yang artinya suku Baduy yang berdomisili di Tiga Tangtu ( Kepuunan ) yakni Cibeo, Cikeusik dan Cikertawana. 
-    Suku Baduy Panamping artinya suku Baduy yang bedomisili di luar Tangtu yang menempati di 27 kampung di desa Kanekes yang masih terikatoleh Hukum adat dibawah pimpinan Puuun ( kepala adat ).
-    Suku Baduy Muslim yaitu suku Baduy yang telah dimukimkan dan telah mengikuti ajaran agama Islam dan prilakunya telah mulai mengikuti masyarakat luar serta sudah tidak mengikuti Hukum adat.

Sebenarnya sebutan suku Baduy berasal dari daerah dimana mereka bermukim yang bernama gunung baduy. Para pengunjung yang menamakan para penduduk setempat Suku baduy. Peralatan dan Teknologi Kehidupan orang Baduy berpusat pada daur pertanian yang diolah dengan menggunakan peralatan yang masih sangat sederhana. Dalam adat Baduy terutama Baduy Dalam, masyarakat tidak boleh menggunakan peralatan yang sudah modern. Mereka mengandalkan peralatan yang masih sangat primitive seperti bedog, kampak, cangkul, Somong yaitu gelas dr bambu minuman khas  suku baduy tuak aren yang berasal dari pohon aren rasanya manis hampir serupa dengan air kelapa. Mereka masih menggunakan bambu yang di potong dan di bentuk, mereka menamainya dengan Kaleder  yaitu bambu yang digunakan untuk mengambil air.

Kaleder (Bambu untuk mengambil air)

Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Baduy yang paling utama adalah bercocok tanam padi dan berkebun serta membuat kerajinan koja atau tas dari kulit kayu, mengolah gula aren, tenun dan sebagian kecil telah mengenal berdagang. Penghasilan dr tenun kain, 1m bs smp 350rb. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan tambahan dari menjual buah-buahan yang mereka dapatkan di hutan seperti durian dan asam keranji, serta madu hutan.
Kehidupan orang Baduy berpenghasilan dari pertanian, dimulai pada bulan keempat kalender Baduy yang dimulai dengan kegiatan nyacar yakni membersihkan semua belukar untuk menyiapkan ladang. Ada 4 jenis ladang untuk padi gogo yaitu Huma serang, merupakan suatu ladang suci bagi mereka yang berpemukiman dalam. Huma tangtu merupakan ladang yang dikerjakan oleh orang Baduy Dalam yang meliputi Huma tuladan atau huma jaro. Huma penamping merupakan ladang yang dikerjakan oleh orang Baduy diluar kawasan tradisional.

Suku Baduy bukan merupakan suku terasing melainkan suatu suku yang mengasingkan diri dengan pola kehidupannya patuh terhadap hukum adat, hidup mandiri denga tidak mengharapkan yang sifatnya bantuan dari orang lain / orang luar, menutup diri dari pengaruh budaya yang akan masuk dari luar. Kalaupun sekarang suku baduy sudah menjadi salah satu tempat pusat pariwisata bagi para pendatang-pendatang yang memiliki keinginan mempelajari kekayaan kebuadayaan suku baduy, para penduduk hanya menerima suka rela pemberian dari para wisatawan. Adapun cara hidup mereka baik dengan sesama warga, bergotong royong, taat terhadap adat. 

Penduduk  suku baduy dalam terutama mereka meiliki keyakinan pada leluhurnya. Leluhurnya sekalipun tidak tersurat tetapi tersirat dalam ingatan sehingga patuh dan taat terhadap peraturan hokum adat yang dipimpin oleh Kepala Adat ( Puun ). Suku baduy dalam tidak memiliki KTP atau tanda pengenal lainya seperti penduduk-penduduk desa lain, namun jika mereka ingin berpergian mereka akan dibuakan kartu tanda pengenal atau surat jalan. Suku baduy dalam juga cenderung memiliki sikap yang Etnosentrisme atau mereka mengganggap budaya merekalah yang paling baik dan benar dibanding budaya-budaya lainnya.

Sanksi Dan Hukuman Suku Baduy


Hukuman disesuaikan dengan kategori pelanggaran, yang terdiri atas pelanggaran berat dan pelanggaran ringan. Hukuman ringan biasanya dalam bentuk pemanggilan sipelanggar aturan oleh Pu’un untuk diberikan peringatan. Yang termasuk ke dalam jenis pelanggaran ringan antara lain cekcok atau beradu-mulut antara dua atau lebih warga Baduy.


Hukuman Berat diperuntukkan bagi mereka yang melakukan pelanggaran berat. Pelaku pelanggaran yang mendapatkan hukuman ini dipanggil oleh Jaro setempat dan diberi peringatan. 

Menariknya, yang namanya hukuman berat disini adalah jika ada seseorang warga yang sampai mengeluarkan darah setetes pun sudah dianggap berat. Berzinah dan berpakaian ala orang kota.Banyak larangan yang diatur dalam hukum adat Baduy, di antaranya tidak boleh bersekolah, dilarang memelihara ternak berkaki empat, tak dibenarkan bepergian dengan naik kendaraan, dilarang memanfaatkan alat eletronik, alat rumah tangga mewah dan beristri lebih dari satu.

Lumbung Padi

Pernikahan Suku Baduy

Di dalam proses pernikahan pasangan yang akan menikah selalu dijodohkan dan tidak ada yang namanya pacaran. Orang tua laki-laki akan bersilaturahmi kepada orang tua perempuan dan memperkenalkan kedua anak mereka masing-masing. Setelah mendapatkan kesepakatan, kemudian dilanjutkan dengan proses 3 kali lamaran. Tata cara pernikahan orang baduy:

-    Tahap Pertama, orang tua laki-laki harus melapor ke Jaro (Kepala Kampung) dengan membawa daun sirih, buah pinang dan gambir secukupnya.
-    Tahap kedua, selain membawa sirih, pinang, dan gambir, pelamaran kali ini dilengkapi dengan cincin yang terbuat dari baja putih sebagai mas kawinnya.
-    Tahap ketiga, mempersiapkan alat-alat kebutuhan rumah tangga, baju serta seserahan pernikahan untuk pihak perempuan. Uniknya, dalam ketentuan adat, Orang Baduy tidak mengenal poligami dan perceraian. Mereka hanya diperbolehkan untuk menikah kembali jika salah satu dari mereka telah meninggal.

Masyarakat Kanekes mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem nasional, yang mengikuti aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan sistem adat yang mengikuti adat istiadat yang dipercaya masyarakat. Kedua sistem tersebut digabung atau diakulturasikan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perbenturan. Secara nasional penduduk Kanekes dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai jaro pamarentah, yang ada di bawah camat, sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Kanekes yang tertinggi, yaitu "puun". Pemimpin adat tertinggi dalam masyarakat Kanekes adalah "puun" yang ada di tiga kampung tangtu. Jabatan tersebut berlangsung turun-temurun, namun tidak otomatis dari bapak ke anak, melainkan dapat juga kerabat lainnya. Jangka waktu jabatan puun tidak ditentukan, hanya berdasarkan pada kemampuan seseorang memegang jabatan tersebut.

Kayu bakar sebagai bahan pokok dalam rumah tangga suku baduy

Pemerintahan, Kesenian dan Bahasa

Pelaksana sehari-hari pemerintahan adat kapuunan (kepuunan) dilaksanakan oleh jaro, yang dibagi ke dalam empat jabatan, yaitu jaro tangtu, jaro dangka, jaro tanggungan, dan jaro pamarentah. Jaro tangtu bertanggung jawab pada pelaksanaan hukum adat pada warga tangtu dan berbagai macam urusan lainnya.  Jaro dangka bertugas menjaga, mengurus, dan memelihara tanah titipan leluhur yang ada di dalam dan di luar Kanekes. Jaro dangka berjumlah 9 orang, yang apabila ditambah dengan 3 orang jaro tangtu disebut sebagai jaro duabelas. Pimpinan dari jaro duabelas ini disebut sebagai jaro tanggungan.  Adapun jaro pamarentah secara adat bertugas sebagai penghubung antara masyarakat adat Kanekes dengan pemerintah nasional, yang dalam tugasnya dibantu oleh pangiwa, carik, dan kokolot lembur atau tetua kampung

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, masyarakat yang memiliki konsep inti kesederhanaan ini belum pernah mengharapkan bantuan dari luar. Mereka secara mandiri dengan cara bercocok tanam dan berladang. Selain itu mereka menjual hasil kerajinan seperti Koja dan Jarog(tas yang terbuat dari kulit kayu), tenunan berupa selendang, baju, celana, ikat kepala, sarung, golok, parang dan berburu. Dalam melaksanakan upacara tertentu, masyarakat Baduy menggunakan kesenian untuk memeriahkannya. Adapun keseniannya yaitu:
-  Seni Musik (Lagu daerah yaitu Cikarileu dan Kidung ( pantun) yang digunakan dalam acara pernikahan).
-     Alat musik (Angklung Buhun dalam acara menanan padi dan alat musik kecapi)
-     Seni Ukir Batik.
-     Seni tenun

Seni menenun yang dilakukan oleh wanita suku Baduy
Bahasa yang mereka gunakan adalah Bahasa Sunda dialek Sunda–Banten. Untuk berkomunikasi dengan penduduk luar mereka lancar menggunakan Bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak mendapatkan pengetahuan tersebut dari sekolah. Orang Kanekes dalam atau baduy dalam tidak mengenal budaya tulis, sehingga adat istiadat, kepercayaan/agama, dan cerita nenek moyang hanya tersimpan di dalam tuturan lisan saja. Mayoritas masyarakat Baduy Sunda namun mereka tak menutup diri untuk terus mempelajari Bahasa nasional yakni bahasa Indonesia. Terbukti, tidak sedikit masyarakat Baduy yang dapat berbahasa Indonesia.


Kepercayaan dan Ritual Adat

Suku Baduy yang merupakan suku tradisional di Provinsi Banten hampir mayoritasnya mengakui kepercayaan sunda wiwitan. Yang mana kepercayaan ini meyakini akan adanya Allah sebagai “Guriang Mangtua” atau disebut pencipta alam semesta dan melaksanakan kehidupan sesuai ajaran Nabi Adam sebagai leluhur yang mewarisi kepercayaan turunan ini. Kepercayaan sunda wiwitan berorientasi pada bagaimana menjalani kehidupan yang mengandung ibadah dalam berperilaku, pola kehidupan sehari-hari,langkah dan ucapan, dengan melalui hidup yang mengagungkan kesederhanaan (tidak bermewah-mewah) seperti tidak mengunakan listrik, tembok, mobil, dll.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Baduy menurut kepercayaan sunda wiwitan yaitu Upacara Kawalu yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka menyambut bulan kawalu yang dianggap suci dimana pada bulan kawalu masyarakat baduy melaksanakan ibadah puasa selama 3 bulan yaitu bulan Kasa,Karo, dan Katiga. Upacara ngalaksa yaitu upacara besar yang dilakukan sebagain uacapan syukur atas terlewatinya bulan-bulan kawalu, setelah melaksanakan puasa selama 3 bulan. Ngalaksa atau yang sering disebut lebaran.

Seba yaitu berkunjung ke pemerintahan daerah atau pusat yang bertujuan merapatkan tali silaturahmi antara masyarakat baduy dengan pemerintah, dan merupakan bentuk penghargaan dari masyarakat baduy.Upacara menanam padi dilakukan dengan diiringi angklung buhun sebagai penghormatan kepada dewi sri lambing kemakmuran.

Penduduk suku baduy memiliki acara adat dan mereka menamakannya Lima Kelahiran yang dilakukan melalui urutan kegiatan yaitu:
1. Kendit yaitu upacara 7 bulanan ibu yang sedang hamil.
2. Saat bayi itu lahir akan dibawa ke dukun atau paraji untiuk dijampi-jampi.
3. Setelah 7 hari setelah kelahiran maka akan diadakan acara perehan atau selametan.
4. Upacara Angiran yang dilakukan pada hari ke 40 setelah kelahiran.
5. Akikah yaitu dilakukannya cukuran, khitanan dan pemberian nama oleh kokolot 
   
Perkawinan, dilakukan berdasarkan perjodohan dan dilakukan oleh dukun atau kokolot menurut lembaga adat (Tangkesan) sedangkan Naib sebagai penghulunya. Adapun mengenai mahar atau seserahan yakni sirih, uang semampunya, dan kain poleng.


Dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari tentunya masyarakat baduy disesuaikan dengan penanggalan:
1. Bulan Kasa
2. Bulan Karo
3. Bulan Katilu
4. Bulan Sapar
5. Bulan Kalima
6. Bulan Kaanem
7. Bulan Kapitu
8. Bulan Kadalapan
9. Bulan Kasalapan
10. Bulan Kasapuluh
11. Bulan Hapid Lemah
12. Bulan Hapid Kayu. 

Seperti yang telah diuraikan diatas, apabila ada masyarakat baduy yang melanggar salah satu pantangan maka akan dikenai hukuman berupa diasingkan ke hulu atau dipenjara oleh pihak yang berwajib. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes.

Kesimpulan

Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dan dipelajari setalah berkunjung dan mempelajari kekayaan dari kebudayaan suku baduy. Bagaimana cara mereka hidup dengan kembali pada alam dan dekat dengan alam membuat kita semakin mensyukuri dan memahami kasih karunia yang sudah Tuhan berukan pada kita umat manusia. Hanya saja sayangnya tekadang banyak sekali manusia-manusia yang tidak dapat memahami apa yang sudah tuhan berikan. Kekayaan alam merupakan hal terindah yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma dan patut kita nikmati dan lestarikan. Selalu mencoba bersyukur atas segala keindahan yang kita miliki sekarang ini. Dan suku baduypun memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi saya, karena saya merasakan secara tidak langsung bahwa alamlah yang mengontrol kita, bukan kita yang mengontrol alam. Jika kita menjaga alam dan melestarikannya, maka alam akan memberikan segala bentuk keindahannya kepada kita sedangkan jika kita merusaknya, maka alampun akan memberikan hal yang serupa terhadap kita, seperti yang sudah banyak terjadi belakangan ini. Oleh sebab itu akhir kata saya ucapkan terima kasih dan teruslah menjaga dan melestarikan alam semesta kita demi kehidupan bersama yang lebih baik.

Nih pak barbuknya, with A'a Syarif






















7 comments:

  1. bulan hari apa aja sih yang ga boleh dikunjungin ? terimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,
      Sengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan
      Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar 800juta saya stres hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu dengan kyai sukmo joyo, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SUKMO JOYO kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 5Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 5M yang saya minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada. Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi kyai sukmo joyo di 082399985954 situsnya www.sukmo-joyo.blogspot.co.id agar di berikan arahan. Toh tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sama baik, jika ingin seperti saya coba hubungi kyai sukmo joyo pasti akan di bantu

      Delete
  2. Assalamualaikum wrb, saya mohon maaf jika postingan ini menyinggung perasaan anda semua tapi saya lillahi ta’ala hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya yang mengubah kehidupan saya menjadi sukses. Perkenalkan terlebih dahulu saya Suci Andini tinggal di Riau,dulu saya berprofesi sebagai penjahit namun himpitan ekonomi yakni hutang piutang dalam membangun usaha saya kian semakin besar tapi saya tidak menyerah dengan keadaan saya tetap ikhtiar, pada suatu hari saya membuka buka internet tidak sengaja saya melihat postingan seseorang yang sama seperti keadaan saya tapi beliau sudah berhasil,beliau dibantu oleh Kyai H. Sakti Mangunkarso tanpa pikir panjang saya menghubungi beliau, saya diberikan pencerahaan dan solusi, pada awalnya saya ragu ragu tapi saya coba memberanikan diri mengikuti saran beliau,alhamdulillah berjalan lancar dan sekarang saya punya beberapa mini market dan penginapan didaerah Riau,terimah kasih saya ucapkan pada Kyai H. Sakti Mangunkarso sebab berkat beliau saya bisa seperti ini,mungkin banyak orang yang menyebut saya mengada-ada tapi saya buktikan sendiri,khusus yang serius mau bantuan silahkan hub beliau Kyai Sakti Mangunkarso beliau orangnya ramah ini nomor beliau 0852 1117 4125 ini pengalaman pribadi saya percaya atau tidak semua tergantung pembaca demi Allah ini nyata sekian dan terima kasih ,Assalamualaikum Wrb....allahuakbar....allahuakbar....allahuakbar.

    ReplyDelete
  3. Bisakah minta tolong nyebutin 9 fisafah suku badwi dalam

    ReplyDelete
  4. Koreksi :
    Suku Baduy berada di provinsi Banten, bukan jawa barat.

    ReplyDelete