Pages

Sunday, January 20, 2013

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM KAMPUNG BETAWI

Nama  : Oriza Cintya Sagita
Kelas   : E-1
NIM    : 11140110045

   
  Pertama-tama Kampung Betawi itu apa sih? Kampung Betawi yang terletak di Setu Babakan ini merupakan kampung wisata betawi kepunyaan pemerintah, di mana terdapat rumah-rumah betawi, makanan-makanan khas betawi, dan setiap hari Sabtu dan Minggu ada banyak budaya betawi seperti tari-tarian, musik gambang kromong, rebana biang, dan sebagainya. Mau tahu lebih banyak tentang budaya orang betawi terlebih akan komunikasi antar budayanya? Silahkan baca lebih lanjut :)
Komunikasi antar budaya terjadi di saat seseorang atau beberapa orang yang memiliki budaya yang berbeda (beda ras, bahasa, agama, kedudukan sosial – ekomomi, atau gabungan) bertemu dan berbicara. 
     Apa sih yang menyebabkan konflik? Ada banyak suku bangsa dan etnis berbeda di setiap negara, khususnya di negara kita tercinta Indonesia. Perbedaan budaya seringkali menimbulkan konflik dan dapat menciptakan kekerasan, permusuhan, hingga menimbulkan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Padahal bila ditarik kembali pada masa di mana Indonesia merdeka dan terciptanya semboyan atau moto Indonesia yaitu bhineka tunggal ika. Di mana Kata bhinneka yang berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Lalu, kata tunggal yang berarti "satu", dan kata ika yang berarti "itu". Makna dari Bhinneka Tunggal Ika yaitu meskipun berbeda-beda tapi tetap satu. Semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai macam budaya, ras, bahasa, suku, dan agama. Seharusnya tidak akan ada konflik permasalahan tentang perbedaan budaya. Oleh karena itu dalam paper ini saya akan menjelaskan betapa pentingnya bahasa dan budaya, yang sebenarnya dapat mempersatukan kita.

     Menurut Benjamin Lee Whorf, bahasa membentuk pola pikir kita dan menentukan apa yang akan kita pikirkan. Selain itu menurut Rita Mae Brown, bahasa merupakan peta budaya. Bahasa menyatakan dari mana seseorang datang dan ke mana ia pergi. Jika kita berbicara dalam bahasa yang berbeda, kita akan memandang dunia yang berbeda (Ludwig Wittgenstein). Bahasa sangat berperan bagi sosial budaya. Apa saja sih peran bahasa bagi suatu budaya? Yuk kita lihat :)

     Apa itu bahasa? Bahasa merupakan sejumlah simbol atau tanda yang disetujui untuk digunakan oleh sekelompok orang untuk menghasilkan arti. Hubungan antara simbol yang dipilih dan arti yang disepakati kadang-kadang berubah (Samovar, Porter, McDaniel, 2010, p.269). Peranan sosial budaya dari bahasa yaitu;
  1. Bahasa sebagai alat pertukaran informasi
Tanpa bahasa, anda tidak dapat berbicara, membaca, menulis, mendengarkan orang lain, dan berpikir. Akibatnya, anda tidak akan dapat berkomunikasi dengan baik. Bahasa memungkinkan anda menyatakan emosi, menyarakan rasa sakit, kegembiraan, kekecewaan, dan rasa terkejut.
  1. Bahasa menyatakan identitas
Bahasa berperan besar dalam membentuk dan menyatakan identitas. Seperti etnis, sebagian etnis bisa kita kenal dari bahasa mereka, misalnya budaya betawi yang khas nyok yang berarti ayo. Dialek dan aksen juga dapat menjadi bagian identitas seseorang. Penggunaan bahasa juga berperan untuk mengatur orang dalam kelompok sesuai faktor-faktor, seperti usia, jenis kelamin, dan bahkan level sosial – ekonomi. Istilah yang digunakan seseorang dapat dengan mudah menandakan ia muda atau tua. Perempuan dan laki-laki menggunakan bahasa dengan berbeda baik dari pilihan kata-kata maupun perilaku.
  1. Sebagai alat pemersatu
Bahasa menolong kita mempertahankan catatan sejarah yang mempersatukan kita. Memelihara suatu hubungan sosial juga tergantung pada bahasa untuk lebih dari sekedar pesan komunikasi. Misalnya, tipe bahasa yang digunakan untuk menyatakan keintiman, penghargaan, persatuan, formalitas, jarak, dan kondisi lainnya yang dapat menolong anda untuk mempertahankan atau memutuskan hubungan anda (p. 267-269).

     Bahasa memiliki beberapa variasi, seperti aksen, dialek, slang, dan branding. Mari kita pelajari lebih lanjut beberapa variasi bahasa dalam suku betawi. Dilihat dari aksen yang berarti pelafalan yang terjadi saat orang menggunakan kata yang sama, seperti aksen “e” antara orang betawi asli dengan orang betawi keturunan, walaupun sama-sama orang betawi. Lalu dilihat dari dialek, yang hampir sama dengan aksen bedanya hanya dari kosakata, tata bahasa, atau tanda bacanya saja, misalnya orang Cina yang memiliki beberapa dialek (Mandarin, Hakka, dan lain-lain). Lalu argot, yang merupakan kosakata khusus yang asing bagi suatu subkultur atau kelompok, sering disebut juga sebagai jargon, misalnya kata “elu” itu dari bahasa betawi, hingga menyebar dan dikatakan oleh kalangan-kalangan ank muda saat ini. Kemudian slang, menciptakan istilah-istilah yang digunakan saat situasi yang tidak formal, sebagai cara untuk menandai identitas sosial. Dan branding, penggunaan nama perusahaan atau simbol yang menciptakan ganbaran tentang suatu produk untuk dikenal semua orang, misalnya jas abang Jakarta di betawi. Salzmann menyatakan bahwa budaya manusia dengan segala kerumitannya tidak akan berkembang dan tidak dapat dipikirkan tanpa bantuan bahasa. Bahasa dibutuhkan dalam suatu budaya, dengan bahasa kita dapat berbagi nilai-nilai, kepercayaan, dan perilaku.
Pintu Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
     Dalam Prkampungan Betawi Bang Pitung di Setu Babakan ini sebagai contoh di mana dalam perkampungan ini sudah ada berbagai macam suku, ada suku Betawi pastinya, suku Batak, suku Jawa, suku Madura, dan sebagainya. Menurut Irma salah satu orang yang bekerja di bagian informasi Kampung Wisata Bang Pitung ini mengatakan tidak pernah ada konflik di sana, karena bahasa yang masyarakat setempat gunakan adalah bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Dari bahasa juga masyarakat yang bhinneka tunggal itu lebih erat hubungannya, bahkan ada yang menikah campur (misalnya, suku betawi dengan suku Jawa). Itulah salah satu contoh bahwa bahasa penting dalam suatu budaya sebagai alat pemersatu.

     Dari penjelasan di atas saya akan menceritakan hasil observasi saya saat saya pergi ke Kampung Betawi Bang Pitung, yang bertempat di Jl. Moch. Kahfi II, Setu Babakan Kel. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa – Jakarta Selatan. Apa saja sih yang ada di Kampung Betawi ini? Nyok kite lihat :)
Kampung Betawi Bang Pitung di Setu Babakan ini dibangun oleh pemerintah untuk menumbuh – kembangkan budaya betawi (adat istiadat,kuliner, pakaian adat serta arsitektur yang bercirikan kebetawian, khususnya rumah orang betawi). Suku Betawi adalah suku yang merupakan orang-orang atau penduduk asli Ibu kota Jakarta sudah mulai tersingkirkan dan mulai hilang digantikan oleh penduduk pendatang (dari suku lain, seperti Jawa, Madura, Tionghoa, dan lain – lain).
Masyarakat di Desa Setu Babakan ini sangat menjaga dan melestarikan budaya Betawinya dengan masih melakukan tradisi-tradisi Betawi baik saat pernikahan, sunatan, saat hari raya umat muslim, memakai pakaian khas Betawi, dalam acara tiap mingguan pun selalu memberikan acara khas Betawi seperti tari-tarian, silat, musik tradisional, dan lain-lain. Itulah yang patut di contoh bagi masyarakat di seluruh Republik Indonesia, seharusnya kita menjaga seluruh keindahan budaya di setiap suku di Indonesia. Itulah yang membanggakan negara tercinta kita ini. bukannya malah mengikuti budaya luar.
Masyarakat dan wisatawan yang sedang menonton kesenian betawi

Toge goreng dan es selendang mayang

Kerak Telor
     Dalam Kampung Betawi ini jangan dikira hanya khusus bagi masyarakat yang dari suku Betawi saja, di sana sudah banyak percampuran suku budaya juga, antara lain, suku Jawa, suku Madura, suku Batak, suku Dayak, dan lain – lain. Tapi itu semua tidak mengganggu dan menghilangkan budaya khas suku Betawi, bahkan memper – erat hubungan dan komunikasi di antara budaya yang berbeda ini, dari sini setiap suku dapat belajar ke – khasan antar budaya dan terutama saling menghargai setiap budaya yang masing – masing miliki. Toh setiap budaya pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing yang apabila bersatu itu jauh lebih indah daripada bermusuhan J. Selain itu setiap seminggu sekali masyarakat di sana melakukan penghijauan lingkungan dan meningkatkan kesenian budaya Betawi. Di sana pun kita dapat melihat langsung aktivitas sehari – hari masyarakat setempat seperti bercocok tanam, berdagang, budi daya ikan tawar, membuat kerajinan tangan, latihan pukul (pencak silat),  dan juga membuat makanan dan minuman khas betawi, seperti dodol betawi, soto mie, kerak telor, laksa, toge goreng, tape uli, bir pletok, dan lain – lain.


     Di sana juga tersedia 67 rumah adat untuk di sewakan sebagai tempat penelitian, arisan, rekreasi, dan lain-lain. Perkampungan budaya betawi ini sangat berpotensi dan menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para wisatawan, karena hanya di sinilah para wisatawan dapat menikmati 3 obyek wisata sekaligus (wisata air, agro, dan pastinya budaya). Yuk kita membahas lebih dalam apa aja sih wisatanya :).
salah satu rumah yang sedang disewakan untuk rekreasi

Pertama wisata air, dua buah setu (danau) yang dimliki Kampung Betawi ini (Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong), menjadikan Perkampungan Budaya Betawi ini sebagai salah satu tempat wisata air, dengan melihat pemandangan di sekitar danau lewat sepeda air, selain itu kita juga ada olahraga kano dan pemancingan. Kedua, wisata agro, yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) untuk keperluan ilmu pengetahuan, rekreasi, dan memperkaya pengalaman. Ketiga, wisata budaya pastinya, sebagai upaya menumbuh kembangkan nilai – nilai tradisional yang sangat membanggakan Indonesia ini agar layak tampil dan layak ditonton. Ada beberapa wisata yang dapat langsung dinikmati, seperti pagelaran seni musik, tari – tarian, teater tradisional di arena teater terbuka, dan latihan silat Betawi setiap malam jumat. Selain itu juga ada pelatihannya bagi anak – anak dan remaja.ada juga atraksi dan prosesi budaya yang dapat kita lihat langsung (tapi kalau sedang ada acara saja ya J) seperti upacara pernikahan, sunatan, nujuh bulan, injak tanah, dan lain – lain. Itulah tiga obyek wisata yang ada dalam Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan ini. Oh iya, sampai lupa di Kampung Betawi ini juga kita dapat melihat langsung lho pohon – pohong buah khas Betawi, antara lain ada pohon kecapi, pohon sawo, pohon melinjo, pohon pepaya, pohon rambutan, pohon belimbing, pohon pisang, pohon nangka, pohon jambu, dan pohon namnam yang tumbuh sehat di halaman atau di samping rumah – rumah warga yang asri dan rindang.




Lenong Betawi
Gambang Kromong
Rebana Biang
     Apa saja sih seni budaya betawi?  Betawi memiliki banyak sekali seni budaya yang patut diacungkan jempol, seperti tari Topeng, tari Cokek, Lenong, (Rebana Biang dan Gambang Kromong salah satu budaya Betawi campuran yang dalam bulan ini tampil dalam pentas seni di Perkampungan Budaya Betawi setiap hari Sabtu dan Minggu) dan yang paling fenomenal yaitu Ondel-ondel. Semua seni budaya itu dapat kita temukan di panggung terbuka setiap hari Sabtu dan Minggu. Seluruh pengunjung juga dapat ikut serta dan menari dan berfoto, tidak hanya duduk dan menonton saja. Menurut salah satu pengelola Kampung Betawi Setu Babakan, Irma, yang saya wawancarai, Kampung Betawi ini dikelola oleh Tim Pengelola Perkampungan Budaya Betawi yang terdiri dari masyarakat dan Pemerintah Daerah (PEMDA) DKI Jakarta yang saat ini menjadi Lembaga Pengelola Perkampungan Budaya Betawi yang anggotanya bukan pegawai negri sipil (PNS). Tapi, tetap berkoordinasi dengan Pemda setempat karena masih berada di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dimana sebelumnya bernama Dinas Kebudayaan dan Permuseuman.

     Sebelum, wilayah ini merupakan perkampungan biasa, rumah-rumahnya pun hanya sedikit, sementara yang banyak di area bawah. Tempat ini di bangun menjadi tempat wisata. Sejak menjadi daerah komersil dengan dibangunnya warung-warung dan banyak berdatangan pedagang-pedagang. Tujuan berdirinya perkampungan budaya betawi ini, guna melestarikan budaya Betawi. Kampung Betawi ini ada atas prakarsa tokoh-tokoh betawi dan seniman betawi. Mereka merasa budaya betawi di Jakarta semakin hilang, generasi muda saat ini tidak bangga dan bahkan tidak tahu akan budaya mereka sendiri.

     Selain di Setu Babakan ada daerah di mana di sana terdapat orang – orang asli suku Betawi , yaitu di daerah Rorotan, Srengseng Sawah Jakarta Barat, dan Kampung Kalibata Srengseng Sawah. Hanya saja yang menjadi Perkampungan Wisata Budaya Betawi hanya satu yaitu di Setu Babakan ini, karena suasananya pun masih asri dan belum terkontaminasi gedung-gedung bertingkat.

     Di Perkampungan Budaya Betawi ini tidak hanya ada orang – orang betawi saja yang tinggal, tapi juga ada orang Aceh, Irian, Sumatra, dan banyak juga orang Jawa - Sunda yang berbaur, menghargai, dan mencintai kebudayaan betawi. Rumah-rumah mereka pun di bangun dengan nuansa Betawi. “Semua itu adalah inisiatif masyarakat itu sendiri, bukan karena suntikan dana dan pendekatan dari Pemda agar semua rumah di sini dibangun dengan konsep betawi” kata Irma.

     Masyarakat di sini sebagian besar beragama Islam yang kuat jadi selepas maghrib tidak boleh ada pasangan yang berkeliaran di sekitarnya. Guna menjauhkan dari hal – hal yang tidak diinginkan seperti perzinahan masyarakat dan pengelola sangat ketat untuk mencegah hal tersebut, karena itu pengelola dengan masyarakat pun saling bekerja sama dengan satgas yang dibentuk warga, RT/RW, dan Polsek untuk menjaganya.

     Tidak lupa mengenai busana khas Betawi, Betawi memiliki beberapa busana yang khas Betawi, seperti Jas Tutup Ujung Serong (khusus laki – laki) yang biasa di pakai untuk acara resmi di lingkungan Pemda DKI Jakarta, perkawinan, peringatan hari raya atau besar, dan peresmian-peresmian. Pakaian Jas Tutup atau Ujung Serong ini terdiri atas jas tutup yang panjangnya ± 5 cm dari jas biasa, dengan kerah ± 4 cm, kuku macam / jam rante, celana pantalon, sarung tumpal (belah ketupat), kopiah hitam, dan sepatu vantopel. Atau Sadaria yang dipakai sebagai pakaian sehari-hari baik formal maupun informal. Pakaian Sadaria ini terdiri atas kemeja berkerah yang tingginya sekitar 3 atau 4 cm, berkancing sampai bawah, memiliki kantong, memakai belahan samping kanan dan kiri yang tinggi atau lebarnya ± 15 cm, berbahan asli yang terbuat dari katun, dapat juga dari sutera,seperti sutera alam linen, boleh divariasikan dengan bordiran, dan memakai alas kaki selop trompah.

     Itulah beberapa kesenian, busana, dan salah satu tempat wisata suku Betawi semoga bermanfaat bagi semuanya. Saya mohon maaf apabila ada salah-salah kata atau ejaan. Ingat selalu Bhinneka Tunggal Ika! Terima Kasih.

No comments:

Post a Comment