Pages

Sunday, January 20, 2013

Kampung Naga, Tasikmalaya, Jawa Barat




Cerita sedikit tentang proses rencana sampai perjalan kampung naga. Awalnya, saya bingung ingin pergi kemana untuk tugas KAB ini. Akhirnya teman saya opus, mengajak saya pergi ke Kampung Naga bersama teman temannya. Dan saya pun mengiyakan ajakan opus. Pada akhirnya kita berencana pergi ke kampung naga hari sabtu, 22 Desember 2012 dan pulang hari minggu, 23 Desember 2012.
Sebelum hari kita pergi ke sana, beberapa teman saya survey ke Kampung Naga. Dan memberi tahu warga sana kalau kita ingin menginap di sana.  Mendekati hari H kita memberi tahu kepastian kepada warga yang tinggal di kampung naga bahwa kita ingin menginap di sana selama 2 hari 1 malam. Kita memberi tahu bahwa kita jadi, agar mereka bisa menyiapkan tempat tinggal kita dan makan kita selama kita berada di sana.  Dan kita juga menyewa dua mobil untuk pergi kesana bersama sama.
H-1 sebelum hari H, saya dan beberapa teman saya menginap di rumah Albert teman saya yang rumahnya  berada di Gading Serpong, Tangerang. Dan kita janjian bertemu untuk berankat bersama – sama bersama yang lain di Lawson, Ruko Newton, jam 3 pagi.
Pas hari H akhirnya kita pergi pagi pagi buta, sekitar jam 4 pagi. Kita ketemuan bersama yang lain di Lawson, ruko Newton, Gading Serpong, Tanggerang selatan.  Kita berangkat ke kampung naga bertujuh belas orang dengan menggunakan dua mobil Avanza, yang satu berwarana hitam yang satu lagi berwarna hijau telur asin.
Dalam perjalanan yang cukup panjang kita melakuakan banyak hal yang menyenagkan. Kita juga sempat terpisah dengan mobil yang satunya. Kita juga sempat berhenti untuk makan di rumah makan dipikir jalan, yang sudah memasukin kota Bandung. Dan, kita sempat berhenti dan beristirahat di pom bensin yang sudah agak dekat dengan derah Garut. Pas di pom bensin kita sempat berfoto foto dulu sebentar abis itu kita melanjutkan perjalanan lagi.
Kurang lebih kita dalam berjalanan sekitar 7 jam, dari jam 4 pagi kita berangkat dan sampai Kampung Naga jam 11 siang. Agak lama berjalanan ini karena mungkin kita yang sering berhenti berhenti.
Sampailah kita di Kampung Naga, Tasikmalaya. Dan disambutlah kita oleh pemandu di Kampung Naga, salah satu warga Kampung Naga. Dia biasa kita sembut dengan mas No. Mas No akan menemani kita selama kita berada di Kampung Naga. Setelag itu kita masuklah ke khawasan Kampung Naga. Ternyata kita harus menurunin sekitar 400lebih anak tangga untuk menuju Kampung Naga yang sesungguhnya. Bukan hanya anak tangga saya yang kita lewati. kita juga harus jalan di tanah berbatuan yang ga begitu panjang, baru kita masuk Kampung Naga.
Memang lelah dan membuat kaki lemas selesai kita melewati anak tangga yang banyak itu. Dan akhirnya sampai juga di Pedesaannya, lalu kita di bawa ke tempat Kepala Desa oleh mas No sambil mereka menyediakan semuanya. Setelah itu kita ngobrol banyak tentang Kampung Naga dan sejarah sejarahnya yang ada di Desa ini. Dan kita sembat menanyakan hal hal di Kampung Naga.
Kita diberi tahu banya tentang Kampung Naga, kehidupannya, sejarahnya, peristiwa peristiwanya, adat istiadanya, kegiatannya dan hal hal unik yang sering dilakukan mereka dalam kehidupan sehari harinya. Banyak sekali hal yang menarik yang diberi tahu oleh Kepala desa Kampung Naga.
Kampung naga yang berada di perbatasan Tasikmalaya dan Garut, suatu desa yang sekarang menjadi tempat wisata sunda. Kampung naga sering diunjungin oleh para wisatawan, baik dari luar negri ataupun dalam negri. Memang di kampung naga ini banyak cerita dalam suatu kehidupan dan adat istiadat meraka dalam kehidupan sehari – hari mereka.
Letak Kampung Naga berada di Desa Neglasari Garut, dan luas tanah yang berada di Kampung Naga seluas 1,5. Lokasi Kampung Naga jauh dari jalan raya. Mengapa disebut dengan Kampung Naga? Karena desa yang berada di bukit bukit pegunungan.
Pedesaan Kampung Naga ini masih sangat kental sekali kebudayaannya. Mereka pun sangat menghormati Nenek Moyang mereka dan masih mengikutin kebudayaan nenek moyang mereka sampai sekrang. Tidak ada sama sekali budaya dari luar yang masuk untuk mempengaruhi dalam masyarakat Kampung Naga.  
Di Dalam Kampung Naga ada adat istiadat, agama dan kebudayan. Kampung Naga bukan terdiri dari adat istiadat, bukan hanya agama, dan bukan hanya kebudayaan, tapi terdiri dari ketiganya. Kebudayan mereka sangat kuat sekali dan agama mereka pun seperti ini. Masyarakatnya sangat patuh dengan kebudayaan dan agama mereka. Mereka juga masih memegang ada istiadat nenek moyang mereka.
Kampung Naga bisa menghindari terjadinya konfilk di dalam budayanya. Dengan adanya tiga hal yang terus berkaitan itu. Kampung naga juga sangat taat sekali keagaman islamnya. Semua warganya memengan keagamaan islam, karena nenek moyangnya yang  beragama islam.
Ada beberapa pantangan di Kampung Naga yang tidak boleh di lakukan. Konon katanya jangan berani berani untuk dilanggar karena akan mendapatkan musibah dikemudian hari yang kita tidak sangka sangka. Contohnya, seperti tidak boleh selonjoran kearah barat atau kiblat, selonjoran dalam sedang selakukan apapun.
Suasana di Pedesaan Kmpung Naga itu sangat asri, sejuk, damai dan masih bener bener pedesaan yang bersih. Masih banyak hutan - hutan, sawah - sawah dan sungai yang mengalir dengan lancar. Ternyata dalam Kampung Naga ada Hutan yang tidak boleh dimasuki oleh siapapun, yang dinamakan Hutan Terlarang atau Keramat. Di dalam hutan itu terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga, yang berada di sebrang sungai.
Banyak keunikan di Kampung Naga ini, salah satu keunikan mereka adalah  rumah tempat tinggal mereka. Rumah mereka semua modelnya sama dan rumah mereka selalu berhadapan dengan warga yang lain. Bentuk rumah seperti rumah panggung dan bahan yang digunakan untuk membuat rumah mereka terdiri dari, kayu, bambu, alang - alang dan daun nipah untuk atapnya. Rumah mereka pun tidak boleh di cet kecuali pakai kapur. Dan dalam rumah warga tidak ada sama sekali yang menyediakan kusi di dalam rumahnya, karena mereka berpikir kalau ada kursi dan tamunya banyak pasti beberapa tamu tidak kebaikan teman duduk. Maka mereka tidak menyedikan kursi, dan semua tamu duduk lesekan di lantai rumah pangung meraka.
Ternyata rumah mereka menggambarkan mereka sendiri, lihat warna rumahnya sama dengan pakaian yang setiap hari digunakan. Pakaian yang digunakan berwarna coklat, hitam da putih, begitu juga rumah mereka yang  terbuat dari kayu, bambu, alang – alang dan daun nipah.
Warga Kampung Naga sangat kreatif, mereka membuat banyak sofenir seperti topi rajut, anglung, suling, asbak rokok, tas rajut dan masih banyak lagi yang unik - unik. Mereka menjualnya hasil karya mereka di depan rumah mereka untuk dibeli pengunjung yang datang ke Kampung Naga. Hasil karya mereka bagus bagus, unik unik,  dan mereka menjualnya pun tidak begitu mahal.
Kehidupan mereka disana masih sangat tradisional, mereka masih menggunakan jamban untuk membuang air, dan di kampung naga ini tidak ada listrik. Bahasa yang sehari hari mereka pakai adalah bahasa sunda. Beberapa warga ada yang kurang mengerti, bahkan tidak mengerti sama sekali dengan bahasa Indonesia yang benar.
Setiap hari semua warga Kampung Naga, naik turun 400 lebih anak tangga untuk melakukan kegiatan di luar kampungnya, contohnya seperti sekolah atau kerja.  Maka menurut mereka menaik atau turun anak tangga yang banyak itu mudah karena sudah biasa.
Setelah bebicara banyak dengan Bapak Kepala Suku atau Kepala Desa Kampung Naga, lalu kita diantar ke rumah warga yang akan kita tinggalkan selama kita berada di Kampung Naga. Setipa pengunjung yang datang pasti menyewa untuk tinggal di rumah warga. Kita menyewa tiga rumah warga yang berdekatan, dan kita bagi bagi tempat.
Lalu kita diberi istirahat sebentar lalu kita di beri makan siang oleh pemilik rumah di desa itu. Rumah yang saya tinggal itu, milik keluarga ibu Asi  dan saya menginap bersama empat teman perempuan saya, manda, erlin, ella dan niza. Ibu Asi dan sodara kandung perempuannya menyedikan kita makan siang sebelum lanjut perjalanan untuk mengetahui sekeliling Kampung Naga.
Kita di ajak keliling oleh mas No dan menjelaskan beberapa teman yang bersejarah seperti tempat nenek moyang mereka dan sampai tempat ibadahnya. tapi beberapa tempat ada yang tidak boleh di ambil kambarnya atau di foto. Ternyata disana ada tempat untuk terapi kaki dengan ikan - ikan besar di kolam. Karena hujan jadi kita sempet berheti dan berteduh baru kita lanjut perjalanan mengelilingi Pedesaan Kampung Naga. Setelah itu baru kita diperbolehkan istirahat atau mandi. Tapi sebelumnya kita diperingati tidak boleh keluar jam 9 malam, jika ingin keluar buang air minta tolong ditemanin warga kampung naga yang kita diami sementara. kita sudah harus masuk rumah jam 9 malam, bahkan kita sudah harus tidur dan istirahat. Mengapa kita tidak boleh keluar jam 9 malem? Karena selain gelap karena tidak adanya listrik, ternyata ada ular besar di kampung naga dan memang sudah aturan disana sperti itu. Jam 9 malam sudah harus diam di rumah dan tidak boleh kemana mana lagi.
Karena kita kurang biasa mandi di jamban, kita akhirnya mandi di kamar mandi umum yang letaknya di atas dekat jalan raya yang dimana mobil kita parkir. Tapi kita ke atas harus melalui 400 lebih anak tangga itu. Walaupun lelah tapi apa boleh buat :)
Di atas sana sudah ada listrik dan air pam.  Tapi mereka hanya buka sampe jam 7 malam saja.  Dan akhirya kita mandi bergantian, lalu kita juga sempat bersantai di suatu tempat seperti rumah makan kecil atau seperti waraung. Selain bersantai, istirahat, dan mandi, kita juga numpang ngecas alat elektronik kita yang kita bawa seperti kamera, hape, dan lain lainnya.  Cukup lama kita berada di tempat itu. Sekitar jam 5 sore beberapa teman saya sudah turun, kembali ke kampung naga. Tapi saya dan beberapa teman laki laki saya masih berada diatas, baru turun ke bawah sekitar jam 7 malam. Ternyata memang benar, jam 7 malam di Kampung Naga sangat gelap sekali tidak ada cahaya apapun disana. Kita turun ke bawah agak sulit karena gelap dan hanya ada cahaya senter yang menerangi kita.

Sampai di rumah warga kita ternyata sudah disedikan makan malam. Lalu sekitar jam 8 kita masih berada di luar rumah warga untuk ngbrol bersama teman tema saya yang tinggal di rumah warga sebelah. Sekitar jam 9 kurang kita balik ke rumah warga masing masing untuk tidur dan berisrirahat.
Besok paginya kita bangun sekitar jam 5 atau 6 pagi. Kemudian sekitar jam 8 pagi kita disediakan sarapan, setelah itu mas No mengajak kita kesawah saat warga bekerja. Tapi tidak semuanya ikut ke sawah karena saya, hanya beberapa. Saya dan keempat teman saya menemani teman saya opus untuk pulang duluan karena ada urusan.
Sampai di rumah warga lagi sekitar jam 11 kita disedikan makan siang sebelum kita pulang. Selesai kita makan siang, kita langsung beres beres dan bersiap siap untuk kembali pulang ke rumah masing masing. Sebelum pulang kita berterimakasih kepada warga yang sudah menampung kita selma 2 hari 1 malam di kampung naga, yang sudah memberi makan kita dan kita sempat berfoto - foto dengan mereka. Setelah itu kita beranjak pulang dan melewati 400 lebih anak tangga itu lagi dan diantar oleh mas No. Agak lama kita sampai atas karena banyak istirahat, mungkin karena kita banyak barang bawaan jadi mudah lelah untuk melalui anak tangga yang sangat banyak itu. Dan kita sempat berhenti untuk menikmati air kelapa asli untuk melepas dahaga kelelahan kita. Sampailah di atas kita sempat berfoto bersama sama oleh mas No, lalu kita berterimakasih banyak oleh mas No karena sudah menemani kita dari kita datang sampai kita pulang.
Sebelum pulang kita mandi dulu, lalu pulang dengan berkurangnya personil kita yang tadi pulang duluan karena ada urusan. Sekitar jam 2 siang kita mulai jalan pulang. Saat jalan pulang ada beberapa kejadian aneh, lucu, mengerikan dan menyekan. Kita sampai kembali ke Tangerang sekitar 10 malam.
Terima Kasih untuk Tuhan Yesus Kristus karena selalu berserta kita semua disaat perjalanan pergi hingga pulang dengan selamat dan tidak kurang suatu apa pun. Terima kasih kepada mas No yang menemani kita selama kita berada disana, terima kasih juga kepada Bapak Kepala Desa Kampung Naga yang memberibanyak informasi tentang seputar Kampung Naga. Dan saya berterima kasih juga kepada 16 teman saya tercinta yang bersama sama pergi ke Kampung Naga. Dan Terima kasih juga untuk semua orang yang membantu tugas UAS KAB saya ini.
Semua kejadian, kegiatan,  dan apapun yang ada di kampung naga, dari perjalanan pergi, saat di Kampung Naga, sampai perjalanan pulang  dan sampai rumah dengan selamat itu sangat menyenagkan, dan kita mendapatkan pengetahuan di kampung naga. Bahkan kita ingin lagi kesana untuk berlibur. Karena kampung naga yang masih penuh keasrian. Dan semuanya itu Unforgettebale! :)

Fransiska Melinda
11140110108
Kelas G1

No comments:

Post a Comment