
Sebelum
hari kita pergi ke sana, beberapa teman saya survey ke Kampung Naga. Dan
memberi tahu warga sana kalau kita ingin menginap di sana. Mendekati hari H kita memberi tahu kepastian
kepada warga yang tinggal di kampung naga bahwa kita ingin menginap di sana
selama 2 hari 1 malam. Kita memberi tahu bahwa kita jadi, agar mereka bisa menyiapkan
tempat tinggal kita dan makan kita selama kita berada di sana. Dan kita juga menyewa dua mobil untuk pergi
kesana bersama sama.
H-1 sebelum
hari H, saya dan beberapa teman saya menginap di rumah Albert teman saya yang
rumahnya berada di Gading Serpong,
Tangerang. Dan kita janjian bertemu untuk berankat bersama – sama bersama yang
lain di Lawson, Ruko Newton, jam 3 pagi.
Pas hari H
akhirnya kita pergi pagi pagi buta, sekitar jam 4 pagi. Kita ketemuan bersama
yang lain di Lawson, ruko Newton, Gading Serpong, Tanggerang selatan. Kita berangkat ke kampung naga bertujuh belas
orang dengan menggunakan dua mobil Avanza, yang satu berwarana hitam yang satu
lagi berwarna hijau telur asin.
Dalam
perjalanan yang cukup panjang kita melakuakan banyak hal yang menyenagkan. Kita
juga sempat terpisah dengan mobil yang satunya. Kita juga sempat berhenti untuk
makan di rumah makan dipikir jalan, yang sudah memasukin kota Bandung. Dan,
kita sempat berhenti dan beristirahat di pom bensin yang sudah agak dekat
dengan derah Garut. Pas di pom bensin kita sempat berfoto foto dulu sebentar
abis itu kita melanjutkan perjalanan lagi.
Kurang
lebih kita dalam berjalanan sekitar 7 jam, dari jam 4 pagi kita berangkat dan
sampai Kampung Naga jam 11 siang. Agak lama berjalanan ini karena mungkin kita
yang sering berhenti berhenti.
Sampailah
kita di Kampung Naga, Tasikmalaya. Dan disambutlah kita oleh pemandu di Kampung
Naga, salah satu warga Kampung Naga. Dia biasa kita sembut dengan mas No. Mas
No akan menemani kita selama kita berada di Kampung Naga. Setelag itu kita
masuklah ke khawasan Kampung Naga. Ternyata kita harus menurunin sekitar
400lebih anak tangga untuk menuju Kampung Naga yang sesungguhnya. Bukan hanya
anak tangga saya yang kita lewati. kita juga harus jalan di tanah berbatuan yang
ga begitu panjang, baru kita masuk Kampung Naga.


Kampung naga
yang berada di perbatasan Tasikmalaya dan Garut, suatu desa yang sekarang
menjadi tempat wisata sunda. Kampung naga sering diunjungin oleh para
wisatawan, baik dari luar negri ataupun dalam negri. Memang di kampung naga ini
banyak cerita dalam suatu kehidupan dan adat istiadat meraka dalam kehidupan
sehari – hari mereka.
Letak Kampung Naga
berada di Desa Neglasari Garut, dan luas tanah yang berada di Kampung Naga
seluas 1,5. Lokasi Kampung Naga jauh dari jalan raya. Mengapa disebut dengan
Kampung Naga? Karena desa yang berada di bukit bukit pegunungan.
Pedesaan Kampung
Naga ini masih sangat kental sekali kebudayaannya. Mereka pun sangat
menghormati Nenek Moyang mereka dan masih mengikutin kebudayaan nenek moyang
mereka sampai sekrang. Tidak ada sama sekali budaya dari luar yang masuk untuk
mempengaruhi dalam masyarakat Kampung Naga.
Di Dalam Kampung
Naga ada adat istiadat, agama dan kebudayan. Kampung Naga bukan terdiri dari
adat istiadat, bukan hanya agama, dan bukan hanya kebudayaan, tapi terdiri dari
ketiganya. Kebudayan mereka sangat kuat sekali dan agama mereka pun seperti
ini. Masyarakatnya sangat patuh dengan kebudayaan dan agama mereka. Mereka juga
masih memegang ada istiadat nenek moyang mereka.
Kampung Naga bisa
menghindari terjadinya konfilk di dalam budayanya. Dengan adanya tiga hal yang
terus berkaitan itu. Kampung naga juga sangat taat sekali keagaman islamnya.
Semua warganya memengan keagamaan islam, karena nenek moyangnya yang beragama islam.
Ada beberapa
pantangan di Kampung Naga yang tidak boleh di lakukan. Konon katanya jangan
berani berani untuk dilanggar karena akan mendapatkan musibah dikemudian hari
yang kita tidak sangka sangka. Contohnya, seperti tidak boleh selonjoran kearah
barat atau kiblat, selonjoran dalam sedang selakukan apapun.
Suasana di Pedesaan
Kmpung Naga itu sangat asri, sejuk, damai dan masih bener bener pedesaan yang
bersih. Masih banyak hutan - hutan, sawah - sawah dan sungai yang mengalir
dengan lancar. Ternyata dalam Kampung Naga ada Hutan yang tidak boleh dimasuki
oleh siapapun, yang dinamakan Hutan Terlarang atau Keramat. Di dalam hutan itu
terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga, yang berada di sebrang sungai.
Banyak keunikan di
Kampung Naga ini, salah satu keunikan mereka adalah rumah tempat tinggal mereka. Rumah mereka
semua modelnya sama dan rumah mereka selalu berhadapan dengan warga yang lain.
Bentuk rumah seperti rumah panggung dan bahan yang digunakan untuk membuat
rumah mereka terdiri dari, kayu, bambu, alang - alang dan daun nipah untuk
atapnya. Rumah mereka pun tidak boleh di cet kecuali pakai kapur. Dan dalam
rumah warga tidak ada sama sekali yang menyediakan kusi di dalam rumahnya,
karena mereka berpikir kalau ada kursi dan tamunya banyak pasti beberapa tamu
tidak kebaikan teman duduk. Maka mereka tidak menyedikan kursi, dan semua tamu
duduk lesekan di lantai rumah pangung meraka.
Ternyata rumah
mereka menggambarkan mereka sendiri, lihat warna rumahnya sama dengan pakaian
yang setiap hari digunakan. Pakaian yang digunakan berwarna coklat, hitam da
putih, begitu juga rumah mereka yang
terbuat dari kayu, bambu, alang – alang dan daun nipah.


Setiap hari semua
warga Kampung Naga, naik turun 400 lebih anak tangga untuk melakukan kegiatan
di luar kampungnya, contohnya seperti sekolah atau kerja. Maka menurut mereka menaik atau turun anak
tangga yang banyak itu mudah karena sudah biasa.
Setelah bebicara
banyak dengan Bapak Kepala Suku atau Kepala Desa Kampung Naga, lalu kita
diantar ke rumah warga yang akan kita tinggalkan selama kita berada di Kampung
Naga. Setipa pengunjung yang datang pasti menyewa untuk tinggal di rumah warga.
Kita menyewa tiga rumah warga yang berdekatan, dan kita bagi bagi tempat.
Lalu kita diberi
istirahat sebentar lalu kita di beri makan siang oleh pemilik rumah di desa
itu. Rumah yang saya tinggal itu, milik keluarga ibu Asi dan saya menginap bersama empat teman
perempuan saya, manda, erlin, ella dan niza. Ibu Asi dan sodara kandung
perempuannya menyedikan kita makan siang sebelum lanjut perjalanan untuk
mengetahui sekeliling Kampung Naga.

Karena kita kurang
biasa mandi di jamban, kita akhirnya mandi di kamar mandi umum yang letaknya di
atas dekat jalan raya yang dimana mobil kita parkir. Tapi kita ke atas harus
melalui 400 lebih anak tangga itu. Walaupun lelah tapi apa boleh buat :)
Di atas sana sudah
ada listrik dan air pam. Tapi mereka
hanya buka sampe jam 7 malam saja. Dan
akhirya kita mandi bergantian, lalu kita juga sempat bersantai di suatu tempat
seperti rumah makan kecil atau seperti waraung. Selain bersantai, istirahat,
dan mandi, kita juga numpang ngecas alat elektronik kita yang kita bawa seperti
kamera, hape, dan lain lainnya. Cukup
lama kita berada di tempat itu. Sekitar jam 5 sore beberapa teman saya sudah
turun, kembali ke kampung naga. Tapi saya dan beberapa teman laki laki saya
masih berada diatas, baru turun ke bawah sekitar jam 7 malam. Ternyata memang
benar, jam 7 malam di Kampung Naga sangat gelap sekali tidak ada cahaya apapun
disana. Kita turun ke bawah agak sulit karena gelap dan hanya ada cahaya senter
yang menerangi kita.
Besok paginya kita
bangun sekitar jam 5 atau 6 pagi. Kemudian sekitar jam 8 pagi kita disediakan
sarapan, setelah itu mas No mengajak kita kesawah saat warga bekerja. Tapi
tidak semuanya ikut ke sawah karena saya, hanya beberapa. Saya dan keempat
teman saya menemani teman saya opus untuk pulang duluan karena ada urusan.

Sebelum pulang kita
mandi dulu, lalu pulang dengan berkurangnya personil kita yang tadi pulang
duluan karena ada urusan. Sekitar jam 2 siang kita mulai jalan pulang. Saat jalan
pulang ada beberapa kejadian aneh, lucu, mengerikan dan menyekan. Kita sampai
kembali ke Tangerang sekitar 10 malam.

Semua kejadian,
kegiatan, dan apapun yang ada di kampung
naga, dari perjalanan pergi, saat di Kampung Naga, sampai perjalanan pulang dan sampai rumah dengan selamat itu sangat menyenagkan,
dan kita mendapatkan pengetahuan di kampung naga. Bahkan kita ingin lagi kesana
untuk berlibur. Karena kampung naga yang masih penuh keasrian. Dan semuanya itu
Unforgettebale! :)
Fransiska Melinda
11140110108
Kelas G1
No comments:
Post a Comment