Pages

Friday, January 18, 2013

Kampung Betawi, Kampungnye Bang Pitung!!

Nama : Hanny Prista Yulia Sari
NIM: 11140110051
Kelas: E1



Hallo teman-teman!! Ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, dan kalau tak sayang maka tak cinta. Perkenalkan saya Hanny ingin berbagi sedikit cerita pada kalian semua. Kale ini Hanny mau berbagi cerita tentang Kebudayaan Betawi. Pasti pada penasaran kan? Hayo?
Budaya Betawi merupakan suatu kawasan di Jakarta Selatan dengan berbagai macam komunitas  yang diliputi dengan berbagai macam karya, seperti : kesenian, adat istiadat,kuliner, serta arsitektur yang bercirikan betawi.

Kampong betawi ini letaknya di kelurahan srengseng sawah kecamatan jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan, dengan memiliki luas sekitar 298 hektar. Dalam kawasan seluas itu tentu sangat mudah dijumpai aktifitas keseharian masyarakat betawi seperti : latihan pukul (pencak silat), ngederes, aqiqah, injek tanah, ngarak penganten sunat, memancing, menjala, budidaya ikan  tawar, bertani, bergadang sampai pada kegiatan memasak makanan khas Betawi seperti : sayur asem, sayur lodeh, soto mie, soto babat, ikan pecak, bir pletok, jus belimbing, kerak tolor, laksa, toge goring, dodol betawi, tape uli, geplak, wajik, dll.

Daerah Perkampungan Budaya Betawi ini banyak di mintati oleh para pendatang dan bahkan juga dari berbagai agama seperti : Kristen, Buddha, Katolik, dan Islam. Jika kita lihat banyak dari mereka yang bukan berasal asli dari suku betawi tetapi mereka merupakan percampuran dari berbagai suku dan agama lain. Sehingga bahasa yang mereka gunakan sehari-hari adalah umum. Mungkin hanya beberapa dari mereka yang mengetahui bahasa betawi tersebut.
Bagaimana? Apakah kalian sudah tahu tentang Kampung Betawi? Menariik kah? Jika masih kurang puas informasi tentang Perkampungan Betawi, kalia tidak usah khawatir karena masih banyak lagi info yang seru tentang Kampung  Betawi.  Kalau begitu saya akan cerita pengalaman saya ke Kampung Betawi dan semoga teman-teman menyukai cerita saya ya. Semoga cerita saya tidak membosankan buat kalian ya. Enjoy dan selamat membaca cerita saya.

Perjalanan saya untuk pergi ke Kampung Betawi tidaklah mudah , saya susah mencari teman yang sepikiran dengan saya untuk pergi ke Kampung Betawi, transportasi yang juga susah di dapat dan di cari. Dibutuhkan waktu dua atau seminggu mencari semua itu. Tapi semua usaha pencarian itu ternyata membuahkan hasil, saya mendapatkan transportasi dan teman-teman yang sepikiran dengan saya. Akhirnya saya dan bersama teman-teman berdiskusi memikirkan kapan waktu yang tepat untuk pergi ke Kampung Betawi.

Minggu, 9 Desember 2012 , saya dan bersama teman-teman berkumpul di kampus untuk menunggu jemputan pergi ke Kampung Betawi, keberangkatan di mulai tepat pukul 12.00 siang. Perjanalan menuju ke Kampung Betawi. Kira-kira 1 ½ jam  sampai ke Perkampungan Betawi. Selama perjalanan saya dan bersama teman-teman di iringin dengan bercerita, curhat, juga berbagi lelucon agar selama dalam perjalanan tidak terasa bosan.
Sesampainya di Perkampungan Betawi alias tempat tinggalnya Bang Pitung di daerah Setu Babakan, Jakarta Selatan. Maka  pertualangan pun di mulai. Saya melihat berbagai macam kesenia dan budaya di Perkampungan Betawi.

Gambar A


Saat berada di pintu masuk maka  yang paling pertama terlihat adalah rumah adat Perkampungan Betawi. Desain rumahnyapun berbeda dari yang lain dengan arsitekur yang juga unik. Bias terlihat bagian luarnya ada pagar langkan, jendela ampyak, langit rumah bambu. Tahukah kenapa rumah adat Perkampungan Betawi dicat bewarna hijau dan kuning? Warna hijau melambangkan pertunjukkan, dan warna kuning menujukkan kesetiaan.  Dalam rumah adat tersebut juga terdapat beberapa cinderamata,  yang dapat kita beli dan bawa pulang sebagai oleh-oleh.

Gambar B


Didepan Rumah Adat terdapat pentas pertunjukan yang biasanya sering diadakan setiap hari Minggu dengan berbagai macam kesenian . tiap minggunya kesenian ini di pertnjukkan berbeda-beda agar para pengunjung tida merasa bosan.

Kesenian                                                   Gambang Kromo
Rebana Biang





   
   Topeng Betawi/Ronggeng 





               
Gambar diatas berikut meupakan salah satu kesenian asli betawi namanya  ‘Rebana Biang’ yang biasa diiringi dengan nyanyian, tarian dan juga silat dari berbagai kalangan (muda dan tua). Sewaktu saya dengar kesenian Rebana Biang ini di bawa seperti nyanyian lagu Islam, mereka seperti bersyair.
Ooppssss tunggu dulu, kesenian di Perkampungan Betawi tidak hanya Rebana Biang loh!! Masih banyak kesenian yang lainnya seperti ada juga Gambang Kromong dengan nyanyian dan tarian, Lenong betawi, topeng Ronggeng/betawi yang biasanya juga diiringi dengan tarian dan juga cerita betawi, dan banyak lagi kesenian yang lainnya.

Biar teman tidak bosan saat datang ke Perkambungan Kebudayaan Betawi, tidak hanya kesenian yang kita lihat namun juga bisa berwisata kuliner. Di dareah tersebut banyak sekali di jual jajanan/makanan ala khas Betawi alias kampungnya Bang Pitung seperti : kerak telor, es salendang mayang, toge goreng, tape uli, soto betawi,roti buaya,dodol khas betawi dan lain-lain.  Berikut bisa teman-teman lihat gambarnya di bawah ini. Oppsss hari-hati jangan sampai banjir loh!! Jamin enak.

Kuliner










Panggilan, Bahasa, Pakaian Adat
Nah sekarang kita masuk info lain tentang Betawi. Yukk teman-teman ikutin cerita saya terus ya!! Orang betwai juga punya sebutan atau pnggilan loh seperti : Ncang (cewek dan cowok), Ncing (cewek dan cowok) =,mpok ( kakak perempuan), abang (kakak laki-laki), neng (adek perempuan), ntong (adek laki-laki), nyak (ibu), babe (ayah/bapak).
Adat di Perkampungan Betawi  kesenian, makanan khas betawi. Menurut yang saya dengar sudah sangat jarang sekali ditemukannya orang asli betawi dan kebanyakan yang berada di kampung betawi tersebut adalah para pendatang. Bahasa sehari-hari yang mereka pergunakan adalah Bahasa Indonesia karena mereka lahir dari hasil pencampuran (misalkan seperti jawa dan betawi).  Seperti yang saya lihat kebanyakan di geluti oleh Agama Islam, tetapi ada juga yang beragama lain seperti Kristen, Budha, dan lain-lain.

Mereka juga memiliki pakaian khas adat betawi pagi para kalangan laki-laki dan perempuan (abang – none).  Kaum laki-laki di kepala mengenakan peci, pakaian bagian atas mengenakan baju koko, celananya biasa bernuansa batik yang motifnya tidak terlalu ramai dan kebanyakan warnanya netral seperti hitam, coklat, dan putih, dan juga selendang yang biasa di gantung dekat leher juga bermotif batik.

Bagi kaum perempuan biasa mengenakan baju kurung, di bawahnya mengenakan selendang bermotif batik yang di sesuaikan dengan warna baju kurungnya. Dan di kepalanya mengenakan kerudung seperti berupa selendang yang juga bermotif batik yang juga harus disesuaikan dengan baju kurung.
Bagi adat betawi akat nikah ada “Presesi Palang Pintu” dimana pengantin harus memenuhi syarata yang di minta seperti untuk bersilat, berbalas pantun dan yang lainnya. Apabila pengantin laki-laki bisa memenuhi syarat tersebut maka ia diperbolehkan untuk melanjutkan akad nikah tersebut. Ada tambahan neh teman-teman . Di Perkampungan Kebudayaan Betawi juga terdapat Musolla    
 “AL – FALAAH” bentuknya di bangun dengan desait seperti rumah adat betawi.



Jika teman-teman masuk dan jalan terus didalam perkampungan betawi tersebut maka akan melihat danau buatan “Setu Babakan”. Danau ini digunakan sebagai tempat wisata air agar dapat lebih banyak menarik minat para pengunjung dan para pengunjung juga tidak bosan saat bekunjung di sana. Wisata air yang ada di setu babakan saat ini adalah sepeda air, olahraga kano, dan pemancingan.

Disana juga banyak para pedagang yang berjualan untuk menafkahi kehiudupan mereka, setiap minggu mereka berjualan di Perkampungan Budaya Betawi. Ada yang jualan makanan khas betawi dan ada juga makanan lainnya (buah, es potong, tahu gejrot, bakso, dan lain-lain). Di sana juga terdapat beberapa benda kerajinan yang terbuat dari berbagai macam bahan (lilin, busa, kayu, dan sebagainya). Seperti gambar di bawah berikut ini.


Oh iya teman-teman, ternyata kampung betawi juga punya minuman gaul loh. Buatan adat betawi sendiri dan punya kekhasan sendiri yaitu bir. Ooppss!!! Penasaran? Boleh atau tidak ya meminum minuman ini? Bir ini bisa diminumberbagai kalangan dari anak kecil, remaja, dewasa bahkan yang sudah tua. Baik kaum laki-laki maupun perempuan.

Tenang aja dehh!! Minuman ini gak berbahaya kok buat kita tapi bir ini malah bagus buat kesehatan kita, karena bir ini tidak mengandung alkohol tetapi mengandung jahe ybaik untuk menghangatkan tubuh kita. Bir ini namanya “Bir Pletok” warnanya ke-orenan bisa diminum dengan berbagai macam cara bisa menggunakan es, atau juga enak di minum hangat-hangat.

 Bir Pletok  


Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali adat istiadat dan kebudayaan yang harus kita jaga dan lestarikan. Jagalah baik-baik budaya sekarang yang kita miliki. Jika gampang terpengaruh dengan budaya dari negara lain maka hilanglah kebudayaan dan keunikan yang ada di Indonesia. Jadi?? Bagaimana? Bosan dengan kota atau mal? Maka pergi saja ke Perkampungan Betawi dan di jamin teman-teman semua tidak akan bosan karena setaip minggu acaranya beda-beda kok.
“kalau ada sumur diladang boleh kita menumpang mandi. Dan kalau aa umur ku panjang boleh kita berjumapa lagi”  Teman-teman mungkin ini sedikit cerita yang dapat saya bagikan kepada kalian. Maaf kesempatan kalau ada kata-kata saya yang salah atau kurang sopan buat teman-teman sekalian. Sekian den terima kasih ya dari saya.

No comments:

Post a Comment