Pages

Thursday, January 10, 2013

Nyok Kite Jaga Budaya Kite, Budaya Betawi!



Nama: Savira Nadia Putri
NIM: 11140110132
Kelas: E1



pintu masuk ke perkampungan budaya betawi
Pada Sabtu 15 Desember 2012, saya dan teman-teman lainnya sampai ke sebuah tempat yaitu Perkampungan Budaya Betawi yang terletak di kelurahan srengsengsawah kecamatan jagakarsa Kota Administrasi Jakarta Selatan. Ketika pertama kali datang ke perkamungan budaya tersebut, dalam hati saya berkata “wah ternyata seperti ini perkampungan budaya betawi, asik juga tempatnya dan terdapat banyak jajanan yang tidak biasa saya jumpai sehari-hari.” Saya dan teman-teman mulai berjalan kedaerah pemukiman penduduk setempat untuk mendapatkan beberapa informasi. Sambil saya berjalan, di samping kiri saya terdapat wisata air dimana konon katanya wisata air tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan daya tarik wisata dari aspek olahraga air. Kemudian jika tengok sebelah kanan, banyak terdapat makanan-makanan khas dari budaya betawi, seperti soto mie, kerak telor, laksa, toge goreng, dodol, geplak, dan lain-lain. Saya sangat tidak sabar untuk mencicipi makanan yang dijual disana, walaupun saya sudah pernah makan makanan tersebut.

Jika kita terus berjalan kearah dalam, nantinya kita akan menemukan sebuah tempat dimana biasanya wisata budaya betawi dilaksanakan. Disana ada sebuah panggung untuk pementasan, seperti pergelaran seni music, tari dan teater tradisional di arena teater yang terbuka. Kemudian juga ada pelatihan seni tari, music, teater tradisional bagi anak-anak dan remaja. Selain itu ada juga atraksi wisata Perkampungan Budaya Betawi dan prosesi budaya, seperti upacara pernikahan, sunatan, aqiqah, khatam Qur'an, ’ujuh bulan, injak tanah, ngederes, dan masih banyak lagi. Namun sayang, karena saya datang di hari sabtu, jadi pada hari itu tidak ada wisata budaya yang ditampilkan. Biasanya jika ingin melihat wisata budaya, wisatawan bisa hadir pada hari minggu, pada hari itulah terdapat banyak pementasan yang menarik.

rumah penduduk yang bercirikan kebetawian
Menurut saya, Perkampungan Budaya Betawi itu memiliki potensi lingkungan alam yang baik dan tentunya sulit dijumpai ditengah hiruk pikuknya kota Jakarta. Lingkungannya begitu menyatu, sehingga penduduk yang tinggal disana dekat satu dengan yang lainnya dan bersama-sama menjaga lingkungan mereka agar tetap asri dan enak dilihat.

Selain dari wisata budaya dan wisata air, Perkampungan Budaya Betawi juga memiliki wisata agro yang merupakan bentuk kegiatan dari pariwisata yang memanfaatkan usaha pertanian. Lokasi pertanian dari wisata agro di Perkampungan Budaya Betawi tidak berada di areal khusus, melainkan ada dihalaman rumah penduduk. Mengapa? Karena ranumnya aneka buah khas dari Betawi dapat menggiurkan para wisatawan untuk singgah di rumah-rumah penduduk dan biasanya sang tuan rumah akan segera menyapa wisatawan dan bergegas memetikan buah untuk diberikan kepada wisatawan sebagai tanda hormat. Jadi sangat amat menyenangkan bukan ketika kita datang dan disambut hangat oleh penduduk setempat di perkampungan tersebut, bahkan mereka tidak sungkan-sungkan untuk memberikan kepada pengunjung hasil panen buah mereka loh. Itulah keramah-tamahan yang didapatkan ketika berkunjung ke wilayah mereka.

wisata agro yang dapat dinikmati oleh wisatawan
Walaupun hari biasa seperti senin sampai jumat, perkampungan mereka relatif sepi dari pengunjung atau wisatawan, mereka juga tetap menjalankan aktifitas mereka seperti biasanya, seperti mengantarkan anak-anaknya pergi ke sekolah, memasak, membuatkan kopi untuk suami, berdagang, memancing, bercocok tanam, dan masih banyak lagi. Namun setiap malam jumat diadakan latihan silat Betawi.

Yang saya senang dengan penduduk di Perkampungan Budaya Betawi adalah mereka sangat menjaga dengan gaya hidup mereka yang tradisional dan sangat sederhana. Mereka tidak hanya sekedar untuk menjaga kelangsungan budaya dan tradisi betawi, tetapi mereka juga turut ikut dalam melestarikan lingkungan hidup dengan menjaga penghijauan didaerah mereka. Berbeda sekali bukan dengan orang Jakarta yang dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi, tingat kemacetan dan kepadatan polusi kendaraan yang sangat parah yang berakibat mengganggu kelangsungan hidup. Mungkin untuk sebagian orang mereka tidak tahu menahu tentang Perkampungan Budaya Betawi ini sampai saya sendiri datang langsung dan melihat yang sebenarnya. Sungguh amat disayangkan jika budaya kita tidak bisa dilestarikan sebaik mungkin, bukan untuk kita sekarang ini, tapi yang penting adalah untuk masa depan anak cucu kelak. Dari penelitian pendidikan inilah saya bisa mengerti dan bangga terhadap budaya tanah air.

Pada hari minggu, di Perkampungan Budaya Betawi ini juga selalu digelar berbagai pertunjukan khas dari Betawi, seperti permainan musik Gambang Kromong, Lenong yang dibawakan oleh artis ibu kota layaknya Mpok Nori dan kawan-kawan. Tentu saja acara yang diselenggarakan ini dapat ditonton secara gratis oleh para pengunjung di teater terbuka. Ada juga acara besar yang diadakan ketika menyambut hari ulang tahun kota Jakarta. Jika anda bisa datang lebih awal, anda dapat menyaksikan pembuatan ondel-ondel, dodol khas Betawi, dan juga bir pletok. Bir pletok bukanlah minuman yang mengandung alcohol, melainkan minuman ini merupakan minuman penyegar yang terbuat dari bahan dasar rempah-rempah seperti jahe, daun pandan, dan serai. Awalnya saya kira juga tidak aman tetapi ternyata dapat di konsumsi oleh siapa saja.

permainan musik gambang kromong di arena teater terbuka
Dewasa ini, kota Jakarta sudah mengalami perubahan globalisasi dimana mengakibatkan kebudayaan Betawi yang merupakan budaya asli penduduk Jakarta mulai tergerus secara perlahan oleh para pendatang yang tidak dapat mengadopsi budaya setempat. Segala upaya sudah mulai dijalani oleh pihak pemerintah agar tetap melestarikan Perkampungan Budaya Betawi. Tetapi hal tersebut tidaklah cukup jika tidak diimbangi oleh aksi nyata dari masyarakat untuk bisa menaikkan citra budaya Betawi ke permukaan agar dapat terlihat dan dilestarikan secara terus-menerus. Sebagai suatu pembelajaran yang sangat berharga, saya datang ke perkampungan tersebut dan merasakan langsung bagaimana keramah tamahan penduduk disana ketika menyambut saya dan teman-teman. Walaupun rumah mereka terlihat sederhana, tetapi dengan kesederhanaan tersebut saya dapat merasakan ikatan yang erat antar sesama anggota keluarga maupun para tetangga mereka.

Dengan tulisan ini saya mengajak pembaca untuk mengenal pusat budaya Betawi di Setu Babakan yang banyak menyimpan potensi bagi generasi muda untuk bisa mengenal lebih dalam lagi tentang berbagai macam peninggalan dari seni dan budayanya. Salah satunya adalah pencak silat betawi yang sampai saat ini masih dilestarikan di Perkampungan Budaya Betawi. Konon dahulu betawi dikenal dengan Jawaran dan juga pendekar yang tangguh, ada juga aliran pencak silat seperti aliran Tanah Abang, Kemayoran, dan lain-lain. Kita juga bisa mengenal seperti apa budaya Betawi dalam bentuk adat istiadat mereka, lingkungan tempat tinggal mereka, serta kesenian yang belum dikenal secara menyeluruh.

Datang ke Perkampungan Budaya Betawi tidak hanya memberikan pengetahuan kepada anak-anak, namun untuk ke segala kalangan juga dapat belajar dari lingkungan tersebut. Di Jakarta banyak tersedia sarana transportasi yang dapat dipilih dan Perkampungan Budaya Betawi inilah salah satunya yang dapat anda jadikan tempat untuk berbagi kesenangan sekaligus pengetahuan. Dengan letak yang strategis, di Jakarta Selatan, tidaklah sulit untuk mencapai Perkampungan Budaya Betawi.

Tidak lupa saya menjelaskan bahwa ketika kita memasuki kawasan Perkampungan Budaya Betawi, ada para bapak-bapak dan pemuda yang menyambut sekitaran danau. Sebenarnya mereka sedang bertugas sebagai keamanan dan pengatur parker agar para wisatawan bisa tenang ketika sedang berkunjung di sana. Bapak-bapak dan pemuda tersebut memakai pakaian sehari-hari laki-laki khas Betawi, seperti baju koko (sadariah), bentuknya sama saja seperti baju koko yang biasa kita lihat pada umumnya, hanya saja warnanya baju koko yang digunakan polos. Kemudian mereka mengenakan celana panjang berwarna hitam, tetapi kalau khas dari Betawi itu mengenakan celana batik dengan warna yang tidak terlalu ramai, biasanya hanya warna putih, hitam, atau coklat pada motif-motifnya. Mereka juga memakai kain pelekat, dimana kain pelekat ini berbentuk seperti selendang yang ditempatkan sebelah pundak atau biasanya mereka pakai diselempangkan di leher. Last but not least adalah peci, peci ini pada umumnya yang mereka gunakan berwarna hitam dengan bahan beludru yang merupakan ciri khas dari masyarakat Betawi. Berikut tampilan gambarnya:

pakaian sehari-hari pria khas betawi
Dari pakaian yang merupakan ciri khas masyarakat Betawi tersebut merupakan bentuk dari pesan non-verbal mereka. Yang menurut Ruben bahwa penampilan seseorang dapat menunjukkan “kepandaian, gender, usia, pendekatan, kemapanan ekonomi, kelas, selera, nilai, dan tentunya latar belakang budaya” mereka. Selain itu pesan dari pakaian mereka juga merupakan suatu bentuk dari komunikasi karena dari situlah mereka bisa memberitahukan yang lain bahwa “ini loh orang betawi sesungguhnya”.

Selain pakaian, Budaya Betawi juga terkenal dengan Parabahasanya. Menurut buku Komunitas Lintas Budaya karangan Samovar, parabahasa berkaitan dengan karakteristik komunikasi suara dan dengan bagaimana orang-orang menggunakan suara mereka. Parabahasa meliputi seperti cekikikan, tawa, aksen, erangan, mendesah, nada, tempo, volume, dan resonansi. Sebenarnya penelitian menyatakan bagaimana nada suara seseorang dapat mempengaruhi persepsi behubungan dengan kelas sosial dan kreadibilitas. Hal ini juga dapat mempengaruhi pemahaman dari kata-kata yang diucapkan. Apa yang sedang kita bicarakan adalah bagian kecil dari apa yang disebut dengan parabahasa.

Kualitas vocal yang dimiliki oleh orang-orang khas Betawi adalah nada suara dan tempo yang berbeda ketika berbicara dengan lawan bicaranya. Kalau orang Betawi khas dengan nada bicara yang sepintas seperti orang sedang marah-marah dan terkesan nyablak. Itulah ciri dari orang-orang khas Betawi. Ketika saya berada didalam rumah, terdengar suara gaduh antar anggota keluarga tersebut, kedengarannya seperti sedang berantem dan saya pun tersentak kaget.  Kata-kata yang keluar dari mulut mereka keluar sesuai kata hati mereka tanpa ada penyaringan. Dari situlah dapat disimpulkan bahwa ketika kualitas vokal memiliki banyak komponen, perbedaan budaya kelihatan jelas dari volume suara.

Didirikannya Perkampungan Budaya Betawi membuat saya mengerti tentang pandangan suatu budaya dan keakuratan dapat diprediksi dalam dimensi yang lain, dimana merupakan cara saya untuk memahami bagaimana orang lain memandang dunia ini dan berkomunikasi di dalamnya. Contohnya masyarakat yang menetap di Perkampungan Budaya Betawi sangat menjaga karya fisik maupun non fisiknya seperti kesenian, adat istiadat, foklor, sastra, kuliner, pakaian serta arsitektur yang bercirikan kebetawian. Mereka ingin menyebarluaskan upaya mereka kepada masyarakat DKI Jakarta bahwa Budaya Betawi patut dilestarikan agar tidak di klaim oleh negara lain. Keramah-tamahan mereka juga membuat para pengunjung atau wisatawan betah untuk kembali lagi ke perkampungan ini. Dengan cara pandang tersebut dapat menghasilkan sikap yang berbeda pula.

Masyarakat Betawi memiliki pandangan religious dan non-religius dengan sejumlah pernyataan yang berbeda, dan masing-masing mempunyai jawaban berbeda pula tentang hal-hal mengenai kehidupan, kematian, sifat manusia, pola pikir, dan lain-lain. Dalam beberapa budaya, orang melihat kematian sebagai suatu hal yang natural atau alami dan tidak dapat dihindari. Menurut salah satu penduduk di Perkampungan Budaya Betawi kalau orang Betawi itu jika ada orang yang meninggal, untuk orang yang beragama muslim mengadakan pengajian selama 3 hari 3 malam, sedangkan kalau orang yang level ekonominya dari menengah-keatas bisa sampai seminggu mengadakan pengajian tersebut.

Budaya Betawi juga memiliki berbagai ritual seperti upacara pernikahan, sunatan, aqiqah, khatam Qur’an, nujuh bulanan, injak tanha, ngederes, dan lain-lain. Ritual tersebut baik kecil maupun penting dipraktikan dalam semua agama di dunia. Dengan terlibat dalam ritual, setiap anggota tidak hanya mengigat dan menegaskan kepercayaan penting, tetapi mereka juga merasa terhubung secara spiritual dengan agama dankepercayaan mereka masing-masing. Selain itu dapat mengembangkan rasa identitas dengan meningkatkan ikatan sosial dengan siapa mereka berbagai pandangan dan kenyataan bahwa hidup mereka memilih arti dan struktur. Contohnya di upacara perkawinan Budaya Betawi, untuk calon pengantin wanita sebelum melaksanakan acara akad nikah, harus melewati masa yang namanya dipiare, acara mandiin, dan acara tangkas yang tujuannya untuk membersihkan tubuh, dan masa yang terakhir adalah acara ngerik. Pada acara ngerik tersebut, calon pengantin wanita bersama calon pengantin lakinya saling menghias kuku tangan dan kaki. Ritual tersebut dilakukan agar penampilan si calon pengantin wanita terlihat cantik pada saat acara akad nikah digelar. Konon katanya jika ritual tersebut dilakukan dapat membuat aura calon pengantin wanita lebih terpancar. Pernikahan antarbudaya, bahasa memainkan peranan yang penting dalam sutu komunikasi dan dapat juga mempengaruhi identitas dan hubungan kekuasaan.

Dalam kehidupan keseharian masyarakat Betawi, mereka berkomunikasi satu sama lain tidak hanya dengan lingkungan tempat tinggal mereka saja, melainkan pada saat wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang berkunjung. Ada beberapa orang yang mengaku kadang kesulitan menghadi hal tersebut. Misalnya pada waktu itu saya sedang beli cilok dan pedagangnya adalah orang Sunda, ketika itu ada ibu-ibu datang dengan bahasa yang nyablak dan dengan nada suara yang lantang seperti orang sedang ngajak rebut, tetapi itulah orang Betawi. Ibu-bu itu ingin membeli juga tetapi dia tidak sabaran, saya pun mengalah dan pedang cilok itu hanya ketawa saja melihat ibu-ibu itu. Maka dari itu, bahasa bagaimanapun berperan besar dalam membentuk dan menyatakan identitas lebih dari yang kita bayangkan.

Dari hasil observasi saya secara keseluruhan, Budaya Betawi memang patut untuk dilestarikan, baik segi kesenian, adat istiadat, kuliner, sampai pakaian khas Betawi. Karena bagaimanapun, Budaya Betawi adalah salah satu budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Masyarakat betawi juga bisa dibilang sebagai masyarakat asli dari ibukota DKI Jakarta ini dan dengan akulturasi juga yang secara tidak langsung membentuk dan memberi pengaruh kepada Budaya Betawi. Walaupun zaman sekarang sudah modern dan perkembagan teknologi maju pesat, tidak membuat masyarakat di Perkampungan Budaya Betawi mundur. Malahan sekarang mereka ikut mengimbangi arus globalisasi tanpa menghilangkan sedikitpun ciri khas Budaya Betawi. Terima kasih telah membaca tulisan saya dan semoga bisa bermanfaat.

No comments:

Post a Comment