Pages

Wednesday, January 16, 2013

^^ SEMARANG ^^

Nama : Oktavia Susanti Hadi

Nim : 111 4011 0241

Kelas : E 1





                     Hai teman-teman dari seluruh penjuru kota! Kita tahu bahwa Indonesia mempunyai berbagai macam dan ragam kepulauan dan kota - kota. Ada  kota Jakarta, Bandung, Medan, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Gorontalo, Bali, Semarang, Surabaya, Bogor, Cibubur, Tegal, Pekalongan, Jepara, dan masih banyak kota yang belum bisa di sebutkan satu per satu. Nah, bagi kalian nih yang tinggal di Pulau Jawa pasti tahu kan Pulau Jawa itu luas banget .. Ada Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Di dalam kepulauan tersebut masih di bagi lagi menjadi kota – kota dengan berbagai macam kebudayaan yang unik. Kebudayaan mana yang akan saya kupas habis? Kebudayaan Jawa Tengah, lebih tepatnya adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah yaitu SEMARANG. Pada paper ini saya akan mengupas habis tentang kota Semarang. Siapa sih yang ga tahu kota Semarang ..










Jalanan di kota S
Yuk kita kita mulai membahas habis Kota Semarang.,





Kota Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa. Budaya dan bahasa nya masih sangat kental. Kota yang di juluki Venice van Java ini  merupakan kota yang penuh dengan sejarah dan peninggalan - peninggalan.
Misalnya saja, Pertempuran Lima Hari di mana terdapat pertempuran masyarakat kota Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersih kukuh untuk tidak menyerah kepada pasukan Republik.

Kompleks Bank

Selain kota yang penuh dengan sejarah dan peninggalan,

Museum Mandala Bakti


kota Semarang ini juga terkenal dengan kota lama dan juga kuliner nya lhoo ..
Lumpia Mataram














 Bagi kalian nih yang suka tempat – tempat bersejarah, ada beberapa tempat di Semarang yang bisa kalian kunjungi dan tidak boleh di lewatan: bangunan Lawang Sewu, Tugu Muda, Museum Mandala Bakti, Museum Ronggowarsito, Museum Jamu Jago, Museum Nyonya Meneer, dan Muri. Untuk bangunan bersejarah agama kalian dapat mengunjungi:  Masjid Agung Semarang, Gereja Blenduk, Gereja Randusari Katedral Semarang,  dan Klenteng Sam Poo Kong. Ada juga tempat wisata bermain untuk anak – anak dan keluarga: Wonderia dan Istana Majapahit. Jangan lupa untuk melihat keindahan alam Semarang yaitu Goa Kreo, Agro Wisata Sodong serta Kampung Wisata Taman Lele .
Tugu Muda
Budaya masyarakat semarang masih sangat kental dengan budaya Jawa. Dari cara berbicara, bahasa, cara duduk, cara berpakaian, makanan, minuman, sampai dengan cara menatap orang yang lebih tua pun masih ada budayanya. Cara berbicara masyarakat semarang tidak boleh bernada tinggi dan harus sopan, apalagi jika berbicara dengan orang yang lebih tua tidak boleh menatap mata nya karena di anggap menantang dan tidak sopan. Orang semarang terkenal ramah, suka tersenyum, dan sopan. Semarang sudah banyak orang Tiong Hoa nya juga tetapi disini kami tidak boleh membeda-bedakan dan memiliki hak yang sama. Bahasa yang digunakan sehari – hari adalah bahasa jawa halus yang bercampur dengan bahasa Indonesia. Walaupun sama – sama di Jawa Tengah tetapi lihat saja, antara kota Semarang dengan Solo pun sudah berbeda bahasa nya. Sama – sama bahasa jawa tetapi Semarang lebih halus bahasanya. Semarang memiliki ke khas an nya sendiri yang unik dalam budaya kehidupan sahari – hari. Makanan Semarang pun tidak pernah meninggalkan cirri khas nya yaitu manis. Makanan khas semarang cenderung manis – manis dan budaya orang Jawa kalau minum cenderung minum teh. Pagi – pagi pun masyarakat Semarang kebanyakan masih membudayakan membaca Koran dan tidak pernah melewatkan segelas teh manis hangat. Kebudayaan itu masih mendarah daging di masyarakat Semarang. Nah, sekarang mari kita bahas makanan khas di kota semarang..

“ Tentang Kuliner “
Yaakkk .. Apa yang terlintas di pikiran kalian jika mendengar oleh – oleh dari Semarang? Pastinya adalah Lumpia Semarang dan ikan Bandeng Presto. 2 makanan khas Semarang ini yang paling banyak di cari ketika di Semarang, selain itu juga ada mochi, nasi ayam, mie kopyok, gado – gado, es pankuk, tahu pong, mie titee, wingko babat, dan masih banyak lagi.

 Yang paling di cari oleh wisatawan pasti lah Lumpia atau yang sudah biasa di “panggil” Lumpia Semarang. Mengapa bisa disebut makanan khas Semarang? Karena lumpia ini sangat unik sejarahnya, yaitu perpaduan dari cita rasa orang Tiong Hoa dan Indonesia, asal mulanya di buat oleh orang Tiong Hoa yang menetap dan menikah dengan orang Semarang.


Makanan ini mulai di kenal dalam pesta olahraga GANEFO pada masa pemerintahan Soekarno. Apa saja isi dari Lumpia? Lumpia Semarang berisi Rebung, telur, dan daging yang jadi satu di gulung dengan kulit lumpia. Ada 2 macam lumpia: goreng dan basah. Makanan ini tidak bisa tahan lama, apa lagi yang basah karena makanan ini tidak di beri pengawet sama sekali dan paling enak di nikmati saat baru matang dengan cocolan saus manis kental ala Semarang beserta cabai, bawang merah, dan acar mentimun. Hmm.. yummy.. Harganya pun tidak terlalu mahal, hanya sekitar Rp. 8.000 – Rp. 10.000 per biji. Lumpia Semarang ini sangat mudah di temukan di sepanjang Jalan Mataram.

Cukup dengan lumpia, sekarang gantian si Ikan Bandeng Presto . Ikan Bandeng Presto tidak kalah laris dan di cari oleh para wisatawan, karena cara bumbu dan cara memasak nya yang unik. Bumbu nya sangat sederhana, hanya dengan bawang putih, kunyit, dan garam. Nah, cara memasaknya ini yang unik, yaitu dengan cara Presto : dialasi dengan daun pisang, lalu ditaruh dalam panci yang berisi air. Air yang terdapat dalam panci dipanaskan dengan tekanan tinggi dan uap air yang dihasilkan itulah yang membuat ikan Chanos chanos ini matang dan membuat duri – duri tersebut sangat lunak.

Bandeng Presto


Oleh-oleh khas semarang ini bisa dibeli dengan mudah, karena di sepanjang jalan Pandanaran menjadi tempat pusat oleh-oleh Semarang. Biasa nya yang jual Ikan Bandeng Presto pasti ada jualan “gandengannya” yaitu wingko babat. Jadi ga repot deh mencari oleh – oleh khas Semarang.


Jl. Pandanaran


“ Tentang Kota Lama “

gereja blenduk

Kota lama, kota peninggalan, kota bersejarah. Mengapa disebut kota lama? Pada abad ke 18 (era pemerintahan Hindia Belanda), Kota Lama menjadi pusat perekonomian dan budaya masyarakat Jawa Tengah yang begitu kental. Contohnya, daerah utara dihuni oleh masyarakat kampung melayu yang mayoritas beragama Islam dengan bukti Masjid Layur (masjid Menara).


Rumah di Kota Lama
Di daerah barat diuni oleh orang Jawa Islam dengan bukti Masjid Kauman Semarang. Di daerah selatan dihuni oleh masyarakat keturunan Tiong Hoa yang membentuk daerah Pecinan Semarang. Dan yang terakhir adalah Kota Lama dengan bukti banyak bangunan unik yang bisa kita lihat, misalnya Gereja Blenduk. Gereja Blenduk yang bersejarah itu sekarang mulai bisa di masuki dan terbuka untuk umum. Jadi kalau penasaran seperti apa sih bangunan Gereja Blenduk dari dalam, sekarang sudah tidak perlu bertanya – Tanya dan langsung masuk saja. Dan sekarang kawasan kota lama pun sudah mulai hidup kembali dengan ada nya kantor pos, stasiun kereta api, kantor polisi, bank Mandiri, rumah makan Ikan Bakar Cianjur, Sate dan Gulai kambing 29, dan lain - lain.

“ Tugu Muda “
Tugu Muda
Tugu muda adalah suatu monumen yang sengaja dibuat untuk mengenang jasa para pahlawan yang berani berjuang dan gugur dalam Pertempuran 5 Hari di Semarang. Monumen ini menggambarkan semangat para pejuang, khususnya para pemuda yang gigih mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Monumen yang di desain oleh Salim dan reliefnya dikerjakan oleh Hendro ini di resmikan pada tanggal 20 Mei 1953 oleh Ir. Soekarno. Tugu Muda berbentuk seperti lilin yang berarti bahwa semangat para pejuang tak akan pernah padam dan bersanggahkan 5 pilar yang melambangkan Pancasila dan relief tersebut berupa: Hongerodeem, pertempuran. Penyerangan, korban, dan kemenangan.. Monumen ini terdiri dari 3 bagian, yaitu landasan, badan dan kepala. Dan untuk memperindah monumen tersebut maka dibuatkan taman kecil disekitar tugu dan di desain dengan adanya lampu, air mancur, pohon cemara, dan ornamen-ornamen  lainnya. Bangunan ini dikelilingi oleh bangunan bersejarah: Lawang Sewu, Gedung Pandanaran, Museum Mandala Bakti, Gereja katedral Semarang.


Di Semarang ternyata juga ada sejarah peninggalan Belanda lho yaitu Lawang Sewu atau pintu seribu.
Lawang Sewu

Maklum orang semarang masih sangat kental budaya nya kalau berbicara bahasa dan bahasa sehari – hari nya memakai bahasa jawa halus bercampur dengan bahasa Indonesia , jadi bangunan seribu pintu lebih di kenal dengan Lawang Sewu yang terletak di bundaran Tugu Muda yang pada jaman dahulu kala disebut Wilhelminaplein. Bangunan bersejarah ini di bangun oleh pemerintahan kolonial Belanda, pada 27 Februari 1904 dan selesai di bangun pada tahun 1907. Wali kota Semarang memutuskan untuk mencatat bangunan Lawang Sewu ini masuk dalam bangunan kuno / bangunan bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi dan di lestarikan.


Lawang sewu ini pertama kali didirikan tujuannya adalah untuk dipakai sebagai kantor pusat perusahaan kereta api penjajah belanda (Nederlandsch Indishe Spoorweg ( NIS ) ). Gedung ini terdiri dari 3 lantai dengan style art deco. Bangunan karya Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag ini terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang atau bisa disebut juga Monas nya kota Semarang. Mengapa bisa disebut Lawang Sewu? Karena bangunan ini memiliki pintu yang sangat banyak, tetapi kenyataannya jika dihitung tidak mencapai 1.000 pintu. Pintu – pintu yang terlihat dari luar bangunan ternyata itu adalah jendela dari dalam bangunan, tetapi karena jendela tesebut tinggi, lebar, dan banyak maka menyerupai pintu dan disebut sebagai bangunan Lawang Sewu / pintu seribu. Bangunan ini mempunyai 2 sayap (ke kanan dan ke kiri).

Jika kita masuk ke bangunan utama, makan akan langsung menemukan tangga besar menuju lantai 2. Di antara tangga, ada kaca besar yang bergambar 2 wanita muda Belanda. Konon katanya bangunan ini menyimpan berbagai kisah misterius. Gedung yang terdiri dari 3 lantai ini dipakai sebagai tempat untuk menyiksa juga pada masa Belanda. Sekian lama bangunan tersebut menjadi mistis, akhirnya pemerintahan kota Semarang melakukan pergerakan yang cukup berani untuk membuka Lawang Sewu untuk umum. Resmi dinuka pada tanggal 5 Juli 2011 oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono dan berlangsung juga event Pameran Kriya Unggulan Nusantara.
Bagi kalian yang masih penasaran, ada testimony dan cerita singkat yang menceritakan pengalaman nya yang sangat seru sewaktu berkunjung ke Lawang Sewu:

http://ngacir.com/misteri-lawang-sewu-percayakah/

“ Gereja Randusari Katedral Semarang “

Gereja Randusari Semarang terletak di Jl. Dr. Soetomo dimana letaknya berdekatan dengan Lawang Sewu, Museum, dan Gedung Pemerintahan Kota Semarang. Bangunan ini pertama-tama bukan dibangun untuk Gereja, melainkan sebagai gedung kesehatan “Dienst voor Volkgezondheid”. Lalu gedung ini di beli dan di renovasi pada tahun 1926 oleh pengurus gereja.  Setelah renovasi selesai, gereja ini di sah kan oleh Mgr. Antonius van Velsen, vicanis apostolik Batavia dan menjadi gereja paroki pada tahun 1930. Gereja mengalami perluasan kawasan pada tahun 1937 dan resmi menjadi gereja katedral pada tahun 1937 bersamaan dengan diangkatnya Albertus Soegijapranata sebagai vikaris apostolik yang pertama diSemarang. Bangunan yang di desain oleh T.H.van Oyen dan anemer Kleiverde ini serupa dengan sebuah kompleks yang sekarang terdiri dari gedung gereja, gedung pertemuan inti, dan Sekolah menengah Pertama Dominico Savio dan Sekolah Dasar Bernadus. Terdapat 3 pintu masuk gereja, masing – masing berada di sebelah utara, selatan, dan pintu utama nya terletak di bagian barat.



Bangunan dan tatanan gereja menganut budaya barat, yaitu tempat duduk jemaat memanjang kebelakang dan altar di depan nya menjadi seperti studio. Atap dari gereja pun berbentuk limas yang di tutup dengan genteng. Pada puncak limas, terdapat menara yang dilapisi dengan plat logam. Pintu utama menggunakan kayu tebal dan berdaun ganda, jadi sinar matahari dapat langsung masuk kedalam gereja. Jawa Tengah diresmikan sebagai Vikaristapostolik pada 9 Agustus 1940 oleh Mgr.A.Soegijopranoto,S.J yang menjabat sebagai Uskup Agung pertama di Indonesia.
Nama asli dari gereja ini adalah Santa Perawan Maria Ratu Rosario Suci dan berkembang menjadi Gereja Katedral.


Perbincangan dengan Romo Alib mengatakan bahwa Gereja Randusari Semarang ini masih memiliki ke khas an nya sendiri dibanding Gereja Katolik yang lain. Romo yang berasal dari Jogja ini menyatakan bahwa kebudayaan kota Semarang bisa dilihat dari bahasa nya. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia karena sebagian besar penduduk Semarang berbahasa Indonesia. Sedangkan ada juga Gereja yang memakai bahasa Jawa karena penduduk lokal di sekitar sana lebih memakai bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari. Kebudayaan sangat berakar dengan masyarakat dan tidak bisa dipisahkan. Kebudayaan berasal dari kata Budi dan Daya, hasil dari cita rasa manusia. Dalam konteks gereja yang di maksud dengan kebudayaan adalah titik dimana beriturgi sampai dengan memuji Tuhan. Prinsip ketika di tasbihkan menjadi imam adalah Ketaatan pada pemimpin (Uskup Agung). Jadi Romo tidak bisa berpindah tempat atau rolling tanpa sepengetahuan pemimpin dan hanya Uskup Agung yang mempunyai wewenang untuk me-rolling para  romo. Seperti Romo Alib yang selama  3 tahun berada di Solo untuk melayani dan pada juli 2011 lalu diminta untuk melayani Gereja Katedral Semarang. Jangka waktunya memang tidak bisa ditentukan, tetapi selalu berpegang pada prinsip utama, yaitu selalu taat pada pemimpin kemanapun kita diminta untuk melayani.
Mengapa Gereja Randusari disebut Gereja Katedral? Karena gereja ini memiliki simbol dalam rupa kursi Tahta Uskup.
Jika kita lihat ke dalam gereja, ada 3 tempat duduk dan yang 1 ditengah itu berbeda dari 2 lainnya. Itulah bukti simbol Uskup Agung memiliki tahta kepemimpinan sebagai Uskup di Keuskupan Agung Semarang. Lewat simbol kursi ini yang membuat suatu ciri khas tersendiri dari gereja Katedral. 


Dari observasi saya di Semarang bisa disimpulkan bahwa kebudayaan Kota Semarang masih begitu kental walaupun penduduk aslinya bukan hanya orang Jawa tetapi juga orang-orang keturunan Tiong Hoa. Hidup saling menghormati dan menghargai orang lain masih begitu tertanam di kehidupan sehari-hari orang Semarang.
Sekian dan terima kasih ..

2 comments: