Kehidupan
para pertapa : komunitas buddha sangha dhammakaya
NIM :
10120110272
Nama :
Arya dewantoro
Kelas : B1
Dalam setiap agama yang ada di dunia
ini pastilah memiliki nilai-nilai agama yang di junjung tinggi dan di yakini
oleh para penganutnya. Nilai-nilai agama tersebutlah yang di praktekan dalam
kehidupan sehari-hari umat dan menjadi panutan hidup mereka untuk menjalani
hidup di dunia lebih baik dan mencapai surga.
Namun karena keberanekaan ragam
agama yang ada di semua belahan dunia yang memiliki keberanekaragaman budaya
dan latar belakang sosial yang berbeda pula. Menghasilkan kepercayaan/agama
yang beraneka ragam pula. Dengan sudut pandang dan interpretasi yang beraneka
ragam pula dalam memandang Tuhan. Sehingga agama yang ada menjadi sangat banyak
dan beraneka ragam.
Di indonesia terdapat beraneka ragam
suku dan budaya dimana memiliki agama yang berbeda-beda pula. Setidaknya ada 6
agama yang sudah di akui di indonesia yakni: islam, kristen, protestan, hindu, buddha,
konfucius/konghucu. Agama mereka biasanya di dapatkan memalui turun temurun
dari nenek moyang, perkawinan silang/berbeda ras dan agama dan juga melalui
pengalaman pribadi mengenai agama tersebut. Kebebasan untuk memilih agama di
indonesia membuat penduduk indonesia bebas untuk memilih kepercayaannya
masing-masing.
Agama buddha di indonesia adalah
agama yang sangat kecil persentasinya penganutnya bahkan di bandingkan agama
hindu yang juga minoritas. Hanya sekitar 8% - 10% dari penduduk indonesia yang
menganut agama buddha. Namun dari tahun 1960an penganutnya terus bekembang
sampai sekrang bahkan sudah ada (sekolah tinggi agama buddha negri)STABN
Sriwijaya tutur salah satu dosen Sriwijaya.
Pada kesempatan kali ini saya
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pabajja samanera selama 10 hari yang
diadakan di STABN Sriwijaya. Pabajja samanera adalah pelatihan untuk umat(pria)
buddha untuk menjalani hidup sebagai pertapa sementara dalam jangka waktu yang
sudah di tentukan.
STABN Sriwijaya berlokasi di Edutown BSD City tepat
di samping SGU(Swiss german university) dengan di mentori oleh
sangha(perkumpulan biksu) dari dhammakaya(salah satu sekte agama buddha di
thailand) mereka datang dari bangkok untuk membantu 126 orang calon pabajja
samanera (terbanyak di indonesia untuk pertama kalinya) untuk menjalani hidup
seorang pertapa selama 10 hari. Di mulai pada tanggal 21 desember sampai dengan
tanggal 31 desember 2012. Dengan jadwal acara 5hari pelantikan/pelatihan dan
5hari menjadi samanera/pertapa.
Selama 5 hari pertama kita di latih
untuk disiplin dan meninggalkan kehidupan keduniawian. Walaupun belum menjadi
samanera pada tapi peraturan sudah sangat ketat.
Pada hari pertama yang kita lakukan
adalah pendaftaran pada pukul 10:00. Pada saat pendaftaran pertama kali di
minta konfirmasi pendaftaran (acara ini 100% gratis tanpa biyaya karena semua
biyaya di sumbang oleh donatur). Setelah itu pemeriksaan tas dimana barang
duniawi(uang, handphone, parfum, dompet, laptop) akan di amankan selama 10hari.
Karena Pada 5hari pertama kita masih menggunakan baju orang awam karena belum
di tabiskan. Pada pukul 12:00 semua peserta di turunkan ke lapangan untuk
latihan baris berbaris yang di mentori oleh anggota TNI. Walaupun hujan gerimis
peseta tetap melanjutkan latihan baris berbaris dan di lanjutkan di dalam ruangan
karena hujan besar. Mayoritas peserta dapat melakukan baris berbaris dengan
baik. Dan pada 18.00 di lanjutkan dengan memberikan peraturan dan 8 sila (untuk
umat awam 5 sila).
8 sila tersebut adalah : tidak boleh
berbohong, asusila, minuman keras, membunuh, mencuri , mendengarkan lagu,
menyanyikan lagu, dan tidak boleh makan setelah jam12 siang. Hari pertama di
lanjutkan dengan meditasi dan ceramah dan kita istirat pukul 22:00
Hari ke2 bangun pukul 4:00 dan
langsung kebaktian dan meditasi pukul 4:30 dan sarapan 7:00 sampai pukul 8:00
setelah sarapan kita latihan baris berbaris lagi dan menghapalkan lafalan untuk
upacara pentabisan.pukul 11:00 makan siang menggunakan alat makan plat/piring
besi dengan makanan sumbangan dari para donatur. Pada saat makan di lakukan
dengan perhatian tidak boleh berisik dan meninggalkan sisa makanan.karena
piring bekas makan harus kita cuci sendiri dan meletakan piring dengan rapih
dan teratur. Pukul 13:00 sampai 14:00 adalah waktu beres-beres ruangan dan
istirahat.
Semua peserta memiliki nomor urut
dan group A,B,C,D,E yang kemudian di bagi menjadi bagian kelompok kerja seperti
: kelompok cuci baju, bersih-bersih toilet, dan juga kelompok bersih-bersih
ruangan. masing-masing kelompok mengerjakan tugasnya bersama-sama saling membantu
satu sama lain sampai hari akhir. Sore pukul 15:00 sampai 17:00 pemberian materi pelajaran. Dan sisanya
sama seperti hari sebelumnya.
Pada hari ke3 adalah hari yang
paling menegangkan karena hari ini adalah pencukuran rambut. Seluruh peserta
pada bagi hari di brefing dan memasuki lapangan pada pukul 6:00 (sarapan
superkilat hanya dengan roti dan tehkotak). Setelah sarapan kami memasuki
lapangan dan duduk di tempat yang sudah di sediakan.
(upacara sebelum di pencukuran
rambut dengan daun teratai simbolis diri yang suci)
(karena pada saat pelatihan peserta tidak boleh membawa
hp/kamera jadi proses dokumentasi agak sulit jadi pada saat pertama kali di
gunduli tidak dapat shootnya)
Proses pembotakan di mulai oleh 10
bante dari dhamakaya. Seluruh bante terlihat sibuk dan kerepotan menggunduli
100orang lebih. Walaupun sudah di botak tapi status peserta belum menjadi
samanera melainkan upasaka/calon samanera dengan memegang 8sila. Jadwal Hari
ini masih sama dengan kemarin.
Pada hari ke empat para bante menegaskan
peserta harus menghapalkan diluar kepala parita(doa untuk mengajukan permohonan
menjadi samanera) karena di hari ke lima kita akan di takhbiskan untuk menjadi
samanera di depan bante senior(pemimpin sangha dhamakaya dari thailand) dan
juga umat dan orang tua peserta. Hal ini membuat para peserta menghapal
mati-matian di sela-sela kesibukan meditasi dan kerja bakti mereka menghapalkan
setiap ada waktu luang/istirahat dan sebelum tidur. Hari ini adalah hari
pertama kalinya kita melepaskan hal yang paling berharga yaitu bagian bari
anggota tubuh kita yaitu rambut. Rambut adalah simbol dari mahkota tubuhmanusia
yang mana dapat mempertampan/mempercantik diri dengan hilangnya rambut dari
kepala kita adalah suatu pengorbanan diri untuk menempuh hidup pertapa yang
bebas dari hiruk pikuk duniawi.
(upasaka mengenakan baju putih dan
sabung/sarung putih)
Ketika proses pencukuran rambut
menggunakan alat cukur sederhana yang biasa di gunakan untuk mencukur jenggot.
Sebelum di lakukan pencukuran rambut peserta membasahi rambut dengan sabun agar
mudah di cukur kemudian bante akan mencukur rambut secara perlahan dan terakhir
mencukur alis dengan mengatakan “okay here we go” hehe mayoritas bante sudah
dapat bebicara bahasa inggris karena mereka bukan hanya berasal dari bangkok
tetapi ada pula yang berasal dari amerika, nepal, singapura, dan negara
lainnya.
Pada hari ke lima. Adalah hari
penakbisan dari upasaka menjadi samanera. Saya masih ingat bagaimana para
peserta bersemangat menghapalkan parita permohonan penabisan. Yang di lakukan
siang dan malam. Mereka dengan lantang menghapalkan:
“Ukasa, kami semua berkumpul disin,
berlutut untuk mengucapkan perpisahan kepada ayah, ibu, kakak, adik dan seluruh
perwakilan agama buddha disini. Kami akan mentahbiskan diri sebagai samanera.
Jika pada masa kehidupan yang pernah kami jalani yang tidak terhitung
jumlahnya, kami pernah menyakiti siapapun dari anda, disadari atau tidak,
disengaja atau tidak, yang mampu kita ingat ataupun tidak, dengan ini kami
mohon maaf. Mohon hadirin sekalian memaafkan kesalahan kami, sehingga kami dapat
ditahbiskan sebagai diri yang suci, tidak tercela dalam kehidupan suci kami dan
dalam upaya kami mencari jalan menuju nibanna pada masa kehidupan ini.”
(Para Upasaka menggunakan bunga
teratai sebagai simbolis diri yang suci. Mengapa menggunakan daun dan bunga
teratai, kareana teratai yang indah tumbuh di antara lumpur dan lumut yang
kotor. Layaknya jiwa yang bersih kesadaran yang tumbuh dari diri yang
sebelumnya penuh kekotoran keduniawian.)
Namun pada waktu hari pelaksanaan
sura para peserta tidak sekencang saat waktu latihan mungkin karena terharu
atau karena grogi atau bahkan lupa hehehe. Namun semua prosesi berjalan dengan
lancar. Setelah semua peserta mendapatkan jubah dan mengenakan jubah kuning
status mereka masih belum menjadi samanera karena belum mengajukan 10sila /
dasasila kepada para bante hal ini sangat penting karena bukan hanya 10 sila
namun kita para samanera di tuntut menjalankan 75 vinaya/peraturan yang tidak
tertulis namun harus di lakukan oleh para samanera.
Setelah mendapatkan jubah dan
bowl/tempat makan para peserta mengenakan jubah semua peserta berkumpul di aula
dan bersiap untuk upacara pentakbisan yang dilakukan untuk mendapatkan 10 sila
dan melakukan permohonan untuk menjadi murid sang buddha/ sangha dengan
dilakukan nya upacara ini para peserta harus lebih mawas diri dan berhati hati
dalam bertindak dan berprilaku agar mendapatkan manfaat yang baik dari
pelatihan ini.
Tugas para pertapa atau bante atau
biksu adalah menjalankan hidup suci dengan melakukan meditasi, menjalan kan
sila/peraturan yang sudah di tetapkan dan membabarkan dhama atau ajaran sang
buddha. Dengan pikiran yang jernih dan tingkah laku yang baik seorang pertapa
harus dapat menjadi contoh / prototipe / model dari agama buddha dan sang
buddha. Dengan begitu umat dapat mencontoh disiplin dan halbaik lainnya dari
pertapa dan membuat karma baik dengan berdana dan membantu menyokong kehidupan
sangha agar tetap dapat menyebarkan dhamma kepada setiap orang.
Pada malam hari pertama di takbiskan
banyak samanera yang merasa, melihat dan di ganggu oleh makhluk halus. Banyak
pula yang jatuh sakit dan mengalami kecelakaan kerja pada hari berikutnya.
Bante prapan bercerita kalau pada masa sang buddha parapetapa menggunakan hutan
sebagai tempat tinggal mereka dimana yang dihuni/di tinggali oleh makhluk yang
ada di alam bawah seperti hantu dan binatang mereka kelaparan dan penuh dengan
penderitaan karena timbunan karma baik yang sedikit maka mereka hidup di alam
bawah. Melihat para petapa mereka iri dan mulai mengganggu untuk mengusir
petapa dari hutan. Para biku menceritakannya pada sang buddha dan buddha
berkata bagilah kebahagian kepada mereka. Dengan begitu para biku dan buddha
membacakan parita etavata dan karania metta suta yang berisikan tentang
pelimpahan jasa dan cinta kasih untuk mendamaikan dan mendoakan makhluk yang
ada di sekitar kita agar mereka pun dapat mendapatkan manfaat dari para petapa.
Pada hari ke dua setelah pentakbisan kegiatan
hari dimulai dengan meditasi dan berdoa seperti jam biasanya pukul 4:00 dan
memulai sarapan pukul 7:00 dengan memakai jubah cara makan kita pun harus lebih
rapih dan anggun dari sebelumnya karena kita adalah model/prototipe dari agama
buddha dan sang buddha adalah mantan pangeran jadi memiliki norma-norma
kebangsawanan. Pada saat makan kita harus duduk tegak dan konsentrasi pada
makanan. (Kami makan untuk menyambung hidup bukan untuk kesenangan dan
memperindah tubuh.) kemudian menggabil makanan yang di berikan dengan porsi secukupnya.
Ketika menyendok makanan tidak boleh berlebih harus pas dengan sendok agar
tidak ada makanan yang jatuh dari mulut. Cara memakan jeruk dan pisang harus di
potong pakai sendok baru di makan tidak boleh langsung di gigit. Hal-hal detail
tersebut terdapat pada vinaya agar para
biku hidup dengan penuh mindfullness. Kegiatan siang dan sore seperti biasanya
bersih=bersih yang dilakukan gotong royong dan meditasi untuk melatih pikiran
agar tetap tenang dan jernih. Pada malam hari biku senior memberikan materi
pelajaran mengenai pikiran dan kebiasaan/mind and habbit dimana badan adalah
bagian yang tangible/nyata dan pikiran adalah yang intangibel/tidak terlihat.
Pikiran kita adalah bagian dari kita yang paling susah di atur karena tak
terlihat sifatnya melayang-layang seperti ikan di dalam botol, the harder to
push the harder to bounce back. Semakin kencang kita menekan pikiran kita maka
pikiran kita akan semakin melawan. Pikiran memiliki 4 lapisan :
1.
Presepsi (menerima signal dari 5
indra)
2.
Memori (merekan data)
3.
Kognisi (mengolah data dengan
pengalaman yang ada)
4.
understanding (memahami sesuatu)
bila kita menginginkan sesuatu
tetapi kita tidak mendapatkanya = menderita
bila kita sudah memilikinya dan
benda itu berubah (menjadi usang/tua) = menderita
bila kita sudah mendapatkanya dan
ingin melepaskanya = menderita
kilesa/kekotoran batin yang menutupi
pikiran kita, yang membuat kita tidak dapat berfikir dengan jernih dikarenakan
4lapisan pikiran dengan pengalaman yang ada selalu membuat kita berpresepsi
buruk akan sesuatu. Hal ini sangat sulit di hilangkan karena posisinya sudah
seperti garam dalam air /kacamata yang sudah lama sekali tertutup dengan debu
kotoran yang sudah melebur menjadi satu dalam pikiran kita. Bagai manakah
mengatasinya? Dengan membersihkan sedikit demi sedikit kaca yang ada yang dapat
membuat kita melihat dengan jelas.
Hari itu pun berlalu tanpa terasa
tinggal 3hari tersisa memakai jubah ini.
Pada
hari ke tiga hari ini adalah hari yang cukup melelahkan karena jadwal kita
sangat padat hari ini pertama menggunjungi dan bersih-bersih di lingkungan
vihara sidharta di bsd serpong kemudian sore hari akan melakukan puja lilin
sampai malam dan di sambung dengan meditasi sampai tengah malam untuk
memperingati hari bulan purnama. Dimulai pada pagi hari dengan empat buah bus
yang mengantar para samanera dan biku ke vihara sidarta pada saat berangkat
rombongan kami di berkati dengan gerimis namun saat di perjalanan cuaca menjadi
cerah sampai tujuan pun gerimis dan kami masuk untuk kebaktian dan di lanjutkan
dengan kerja bakti dan makan siang.para umat yang berdana makanan terlihat
sangat gembira terlukiskan di raut senyuman wajah mereka ketika kami pulang
yang di iringi dengan hujan gerimis.Kemudian sepulangnya kami dari sana kami
bersiap bersih-bersih lokasi puja lilin dan mandi sore.
Ritual puja lilin ini dilakukan untuk memperingati hari
bulan purnama dimana sangbuddha mencapai penerangan sempurna. Lilin sebagai
simbolis jiwa yang terang menerangi kegelapan batin. Pada saat kegiatan ini
berlangsung hanya hujan hanya gerimis dan selesai acara hujan besar turun
mengiringi meditasi yang di lakukan sampai jam 12 dan barulah waktu
istirahat.(karena kehujanan terus menerus kondisi fisik saya menurun selama
2hari kedepan)
Pada hari ke empat badan meriang dan flu melanda karena
kemarin kehujana seharian namun tekad sudah bulat mengingat tinggal 1 hari lagi
ketika sarapan pagi saya menemukan makanan yang sangat cocok untuk kondisi flu
entah namanya sup yang rasanya pedas namun menyegarkan badan. Membuat badan saya
merasa lebih baik dari kemarin. Aktivitas masih sama dengan hari-hari
sebelumnya dengan di isi materi pelajaran oleh bante pasura mengenai hidup yang
teratur. Dengan menjalankan sila, samadhi, panya:
1. Sila dengan aturan hidup seseorang
akan lebih teratur, dengan teratur tidak ada barang yang berserakan dan
menjauhi tindakan yang merugikan dengan tidak
membunuh,mencuri,berzina,mabuk-mabukan,dan berjudi
2. Samadhi atau meditasi dapat membuat
orang dapat lebih sabar dan bijaksana karena jiwanya lebih tenang dan tidak
gegabah dalam berprilaku.
3. Pannya atau kebijaksanaan dapat
membedakan yang benar dengan yang salah dan menghargai seseorang tidak hanya
melihat orang dari sisi buruknya saja.
Dengan
menjalan ketiga hal tersebut manusia dapat hidup lebih bahagia dan menghindari
hidup yang sengsara dan berantakan/broken home.
1. Orang yang tidak menjalankan sila
dia akan membunuh,mencuri,berzina,mabuk-mabukan,dan berjudi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dan mengakibatkan seseorang malas, tidak perduli dan berbuat
sesuka hati.
2. Ketika orang sudah berprilaku buruk
maka pada lingkungan sosial akan menjadi minoritas dan berteman dengan
orang/lingkungan yang sesuai dengan mereka yaitu para pemabuk,penjahat,dan
pemerkosa.
3. Mereka sudah tidak dapat melihat
dengan jelas lagi mana yang benar dan salah pada akhirnya hidup dalam kebodohan
dan hanya mengejar hawa nafsu yang hanya sesaat. Pada akhirnya perbuatan buruk
yang banyak akan menuntun kepada hidup yang sengsara.
Kemudian
setelahh materi peseta bermeditasi dan istirahat pada malam hari
Hari ini adalah hari terakhir
memakai jubah semua peserta kepalanya yang seula botak sudah mulai terlihat
menghitam dengan rambut tipis di atasnya. Pada pagi hari masih seperti biasa
meditasi sembahyang dan makan.kemudian dilanjutkan dengan ceramah oleh biku
senior satu pesan yang ia tekankan JANGAN CEROBOH dalam melakukan segala
tindakan karena setiap tindakan yang kita lakukan memiliki akibat. You get what
you give. Dan berpesan agar jangan putus sampai disini latihan kalian dalam
bermeditasi. Selesai itu kami melakukan upacara pelepasan samanera dengan
meminta kembali 5 (lima) sila dan mengembalikan jubah.
Para peserta di berikan sertifikat
dan photo dengan nama buddhis di dalamnya. Saya mendapat nama cattamalo yang
berarti pikiran yang jernih. Semua peserta terlihat sangat senang dengan nama
yang mereka dapatkan begitu pun dengan keluarga mereka yang menjemput
kepulangan mereka. Namun tidak hanya sampai disitu hari ini kita masih harus
merapihkan seluruh peralatan dan kamar yang kita gunakan selama kegiatan
berlangsung.
Saya sempat bercengkrama dengan biku
yang paling muda berumur 20 tahun bernama bante buchai .dia berasal dari USA
namun orang tuanya masih berdarah thailand saat ini dia masih kuliah dan
mengambil cuti selama satu tahun. Awalnya ia hanya ingin mencoba mengikuti
samanera beberapa bulan namun lanjut sampai menjadi bante. Ketika saya tanya
bagaimana dengan kelanjutan kuliah anda? Dia bilang saya akan melanjutkan
kuliah saya. Bagaimana dengan biku anda? Saya juga akan tetap menjadi biku.
Sambil kuliah. Whaa thats great saya bilang. Walaupun masih muda dia sangat
pintar dan fasih dalam berceramah dan disiplinnya sangat tinggi dalam melakukan
sesuatu . dia mementori bagian cucian baju dalam mencuci kita di ajarkan agar
mencuci bersih dan menjemur secara rapih dan teratur.
Note : Yang saya hitung selama
kegiatan ini kita kurang lebih sujud 600kali dalam 10hari dan meditasi 50jam
dalam 10hari makan hanya 20kali dalam 10hari mencuci paling tidak 25kali sesi
cuci dalam 10 hari hal yang tidak pernah
saya lakukan sebelumnya dalam 10hari. Namun
kebersamaan membawa kebahagiaan semua hal yang kami lakukan tidak terasa berat
bila di lakukan bersama-sama. Akhir kata sabesatta bavantusukitata semoga semua
mahkluk berbahagia.