Pages

Friday, December 28, 2012

Wisata Kampung Betawi, Setu Babakan

NIM : 11140110047
Nama : Engelberta
Kelas : E-1


Mendengar daerah Kampung Betawi, tentunya kita tidak akan asing mendengar istilah “Setu Babakan”. Setu Babakan adalah daerah yang ditetapkan pemerintah Jakarta untuk  dijadikan sebagai tempat wisata yang unik di daerah pinggiran Jakarta, tepatnya Jakarta Selatan. Setu Babakan terletak di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarasa. Dinamakan Kampung Betawi karena perkampungan ini dihuni oleh banyak warga dari daerah Betawi dan kebudayaan asal Betawi.
 Jika menelaah secara lebih mendalam, budaya betawi di perkampungan ini sudah mulai terkikis. Oleh karena itu, orang yang peduli dan juga merupakan sesepuh betawi ingin mengemukakan pendapat mereka kepada pemuda DKI dalam menangani budaya betawi yang banyak orang sudah mulai melupakannya. Dengan bantuan dari pemuda DKI, maka dibuatlah tempat wisata yang murah dan mendidik agar para penerus generasi khususnya para pemuda betawi yang merupakan penduduk inti Jakarta dapat meneruskan budaya betawi ini. Maka, tempat wisata ini dinamakan sebagai Kampung Betawi, Setu Babakan.
Pada mulanya, daerah Srengseng Sawah bukan merupakan tempat wisata yang saat ini dinamakan kampung betawi. Banyak proses yang harus dilalui untuk bisa dijadikan sebagai lokasi tempat wisata yang tergolong unik di daerah pinggiran Jakarta. Karena pada awalnya sudah bukan merupakan tempat wisata, berbagai cara pun dilakukan agar Srengseng Sawah bisa menjadi tempat wisata, yaitu melalui proses musyawarah.
Perjalanan menuju Setu Babakan sangat mengasyikkan karena kekayaan yang dimiliki kota Jakarta tidak hanya berupa bangunan yang mewah, akan tetapi di daerah sudut kota juga terdapat kebudayaan asli Betawi yang bisa dilestarikan di Indonesia. Dengan keunikan itulah, banyak pengunjung yang ingin mengambil gambar atau momen di mana mereka dapat mengenang saat berada di sana. Banyak hal yang mendidik untuk mempelajari kebudayaan asli khas betawi.
Ketika memasuki wilayah itu, para pengunjung akan disambut gapura. Ketika memasuki wilayah setu babakan sangat jarang ditemui gedung yang bertingkat, polusi atupun kemacetan. Anda pun akan menghirup udara yang segar dari kota Jakarta yang membawa pandangan orang terhadap zaman dahulu.
 Kelebihan dari kampung ini juga adalah pendatang juga boleh membeli tanah di daerah perkampungan tersebut dan bukan hanya warga dari daerah betawi sajalah yang dapat menikmatinya. Walaupun pendatang boleh membelinya, struktur bangunan juga harus disesuaikan dengan bentuk fisik seperti perumahan-perumahan betawi pada umumnya. Jadi, pendatang tidak boleh mengubah struktur bangunan yang ditempati seperti perumahan di luar daerah itu.
Kampung ini juga dihuni oleh banyak kepala keluarga di mana ketika sudah memasuki perkampungan itu, kita akan melihat berbagai rumah yang berada di sudut kiri dan kanan dengan ciri khas betawi. Ketika saya menanyakan kepada salah satu pengelola di sana, ada hal yang membuat warga di sana terlihat unik karena perkampungan tersebut tidak hanya dihuni oleh warga yang keturunan dari betawi saja. Namun, mereka juga berasal dari berbagai suku dan dari kepercayaan yang berbeda juga. Maka, saya bisa menafsirkan bahwa kebudayaan betawi di daerah itu sudah tergolong masyarakat yang modern dan tentunya tidak kolot.
Memasuki kampung betawi, saya semakin mengerti bahwa kebudayaan Indonesia yang beragam dan unik harus dilestarikan. Setiap budaya pasti mencerminkan kekhasan dari suatu suku yang beragam. Anda akan melihat sendiri budaya yang dimainkan suku betawi ini pada hari Minggu dari pukul 14.00-16.00. Di sana, anda akan menikmati berbagai seni berupa musik, tarian, dan teater. Banyak warga asli maupun dari luar yang menikmati nuansa keindahan budaya di perkampungan itu.
Tak hanya seni yang ditonjolkan, kita juga bisa melihat ada wisata air yang tersedia. Wisata ini selalu ramai dikunjungi orang-orang di mana mereka bersama dengan keluarga, kekasih, dan teman. Wisata air ini terdapat fasilitas berupa  perahu genjot atau jika hanya ingin menikmati pemandangannya saja, fasilitas tempat duduk juga tersedia.
Kemudian, tempat wisata ini juga menyediakan paket wisata yang bisa disesuaikan dengan pengunjung. Jadi, semua tergantung kepada pengunjung yang ingin menikmati kekayaan budaya dan alam mana saja, maka pemandu akan bersiap untuk membantu para pengunjung berkeliling di sekitar daerah setu babakan. Dengan tarif harga yang juga akan ditentukan oleh para pengunjung karena belum ada standar yang ditentukan atau baku.
Selain itu, perkampungan ini pun juga menyediakan tempat jajanan pasar  yang merupakan khas betawi, seperti : gado-gado, soto betawi, kerak telor, serabi, semur jengkol, es campur, kredok, asinan, es selendang mayang dan masih banyak lagi. Kita tidak perlu menunggu pekan hari raya untuk bisa menikmati makanan khas betawi karena di berbagai sudut terdapat banyak jajanan pasar. Banyak warga yang juga menikmati hidangan yang lezat  itu.
Dalam aktifitas tempat jajanan pasar, setu babakan merupakan wilayah yang sangat ketat dengan aturan. Selain jajanan pasar dari betawi yang hanya boleh diperjualkan kepada pembeli, ternyata minuman keras dilarang untuk diperjualbelikan. Ada lagi yang menarik. Perkampungan tersebut tak hanya ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal. Namun, wisata dari mancanegara juga ikut meramaikan suasana di perkampungan itu.
Selain ada paket-paket wisata yang ditawarkan seperti contoh di atas, ada lagi yang sangat menarik dan unik. Nama paket wisata ini adalah wisata agro. Wisata agro di mana para pengunjung tidak akan diajak untuk pergi ke tempat perkebunan atau tempat pertanian. Namun, pengunjung akan pergi dan berkeliling di setiap rumah yang terdapat berbagai macam buah yang ditawarkan. Bahkan, buah-buah tersebut dapat dipetik sendiri dari pengunjung sebagai tanda penghormatan, tentunya harus melakukan transaksi pembayaran. Buah-buah tersebut seperti buah belimbing, durian, rambutan, dan termasuk buah langka yang sulit didapatkan, termasuk buah krendang.
Aktifitas tradisional juga ditunjukkan lewat tarian dan budaya asal betawi ini. Ketika saya berada di sana, tentunya saya sangat tertarik pada keindahan budaya betawi seperti dari tariannya. Mereka memainkannya dengan baik sehingga banyak wartawan yang juga meliputnya. Tak hanya sebagai tempat liputan untuk mendapatkan berita, wilayah tersebut juga sempat dikunjungi oleh para bintang film yang ingin memainkan sebuah drama di lokasi tersebut.
Ketika saya menyaksikan tarian betawi di sana, saya menjadi penasaran ingin membeli salah satu makanan berupa roti buaya isi cokelat. Rasanya hampir sama dengan roti pada umumnya yang tergolong cukup enak.


Adapun dodol khas betawi yang ditawarkan dengan berbagai macam rasa, seperti : Durian, original, ketan hitam, dan wijen. Dodol ini tergolong cukup murah di mana sebungkus dijual Rp 10.000.

   Makanan dan minuman khas betawi
1.      Soto mie

2.      Es Selendang Mayang

3.      Kerak Telor

4.      Es Campur A-B-G

5.      Gado-gado, kredok, dan asinan

6.      Lepet

7.      Onde

Bentuk kesenian
1.      Tari Rebana Biang










2.      Seni ( Menyanyi) 












Tarian Rebana Biang yang unik membawa sejuta keindahan dan makna yang ditonjolkan dari para penari tersebut. Rebana biang berasal dari Banten. Jika kita meneliti secara mendalam, ternyata tarian ini memiliki sejarahnya. Tarian rebana biang bisa masuk di perkampungan betawi karena dikenalkan oleh pasukan Mataram yang merupakan pimpinan Sultan Agung. Pada zaman dahulu, tarian ini digunakan sebagai media hiburan dan dalam tarian ini juga mengandung unsur tarekat atau syair-syair islam. Pada zaman itu, tarian ini dipercayai sudah masuk ke perkampungan betawi sebelum agama islam masuk ke perkampungan itu.
Di dalam tarian itu, biangnya lebih besar dari pada rebana. Jadi, dalam rebana biang terdapat tiga dalam satu set rebana biangnya. Tiganya dalam satu set itu meliputi rebana biang, rebana kotek dan rebana kedu.
Rebana ini seolah-olah memiliki ketentuan dalam menari seperti saat memainkan sambil duduk, rebana yang digunakan semestinya berukuran kecil. Saat rebana tersebut dimainkan dengan menggunakan telapak kaki beserta lutut, maka rebana yang digunakan adalah besar. Begitulah asal mula tarian rebana biang ini bisa masuk di daerah setu babakan.
Ketika saya berada di ruang informasi, saya sempat berbincang-bincang kepada salah satu pengelolanya. Banyak hal yang bisa saya dapatkan tentang kebudayaan betawi walaupun suasana di luar sangat tidak menguntungkan dalam segi visualisasinya.
Selain para pengunjung dapat menikmati wisata air, pagelaran, jajanan pasar, ataupun dalam bentuk seni, orang-orang juga bisa menikmati setiap atraksi yang dilakukan yaitu atraksi upacara dan prosesi budaya. Atraksi dan prosesi budaya itu meliputi upacara pernikahan, acara sunatan, acara yang beridentiaskan islam seperti akekah dan masih banyak hal yang bisa diambil. Para pengunjung dapat menyaksikan agenda kegiatan tersebut pada bulan Juli yang dilakukan setiap tahun.
Selain daripada atraksi yang ditonjolkan, pengunjung juga dapat menyaksikan tarian dan drama serta silat yang diperankan oleh remaja ataupun anak-anak. Ketika memasuki daerah perkampungan betawi, pengunjung juga tidak perlu mengeluarkan ongkos sedikit pun untuk biaya tiket masuk, hanya saja untuk parkir.
Di perkampungan betawi ini terdapat agenda kegiatan :
1.      Agenda tahunan
-          Pekan nuansa islami
-          Pekan lebaran
2.      Agenda rutin
-pergelaran rutin (seni, hari sabtu dan minggu)
      3.  Agenda / kegiatan insidentil
            Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat umum, pemerintah atau swasta untuk kegiatan hiburan, pertemuan pengembangan dan pembinan yang tidak menyimpang dari visi dan misi Perkampungan Budaya Betawi.
 Wilayah kampung betawi merupakan wilayah yang memiliki berbagai macam latar belakang budaya yang berbeda. Oleh karena itu, dari perbedaan budaya itulah yang menjadikan warga yang satu dengan warga yang lain menciptakan suasana komunikasi yang berbeda-beda. Pada umumnya, memang rata-rata penduduk di daerah ini sudah menggunakan bahasa Indonesia. Namun, jika saya meneliti kembali, sebenarnya banyak istilah yang mungkin didengar orang pada umumnya tidak akan mengerti. Bahasa itulah yang hanya dapat diketahui oleh penduduk yang tinggal di sana. Itulah yang dinamakan bahasa betawi. Dari latar belakang budaya yang berbeda ternyata juga bisa menciptakan aktifitas komunikasi yang berbeda pula.
Budaya mempengaruhi bagaimana seharusnya berperilaku dan menyatakan identitas diri dari budaya yang dianut. Mungkin secara garis besar bahwa penduduk di daerah perkampungan betawi sudah menganut budaya yang modern. Tidak semuanya yang sudah lama menetap memakai bahasa tertentu. Sebagian penduduk juga merasa bahwa mereka sudah selayaknya berpikir modern dan terbiasa menggunakan bahasa Indonesia.
Dalam wisata ke kampung betawi, para pengunjung juga harus mentaati peraturan. Salah satu peraturannya adalah pengunjung harus sudah tidak berada di lokasi itu saat jam sudah menunjukkan pukul 18.00 karena menurut salah satu pengelola di sana, jika pengunjung masih berada di lokasi tersebut, mungkin niat yang timbul dari pengunjung sudah bukan untuk berekreasi, akan tetapi hanya untuk melakukan tindakan yang negatif.
      Wisata Kampung Betawi sangat terkenal di kawasan Jabodetabek. Beberapa pihak mengungkapkan bahwa tempat wisata seperti ini jarang terdapat di kawasan elit dekat pusat pemerintahan sehingga menyebabkan kawasan ini ramai dikunjungi, khususnya bagi para penggemar kebudayaan Indonesia. Kawasan ini secara tak langsung menyuguhkan kesenian hebat milik rakyat Indonesia yang dipentaskan langsung oleh anak-anak Betawi. Tak heran kesenian-kesenian khas Betawi yang dipentaskan disini sangatlah populer. Kebudayaan-kebudayaan di Kampung Betawi dapat dilestarikan dengan baik di kawasan ini, karena banyak sumber daya manusia yang dapat meneruskan budaya dan kesenian Betawi ini.
    Pementasan kesenian ini kebanyakan dilakukan saat banyak para wisatawan berkunjung kesana. Anak-anak asli Betawi dengan sigap mementaskan keahliannya masing-masing, memaksa penonton untuk berdecak kagum dan berucap “Wah!” dalam hatinya. Sebagai anak-anak asli Betawi, mereka sudah terlatih dengan baik untuk melakukan pementasan kesenian betawi dengan amat baik. 

Tuesday, December 18, 2012

[CONTOH] Sekilas Tentang Masjid 1000 Pintu

[CONTOH] NIM : 11140110XXX
[CONTOH] Nama : Pelangi Pagi
[CONTOH] Kelas : G1



Sudah merupakan hak dan kewajiban setiap insan manusia untuk memeluk agamanya masing-masing sesuai dengan kepercayaannya. Tak dapat dimungkiri apabila terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan yang ada di dunia. Di Indonesia sendiri, terdapat 6 agama besar, yakni Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindhu, dan Konghucu.
Pada dasarnya, tidak ada yang salah dari menganut agama di atas karena semuanya mempunyai satu tujuan yang sama, yakni Allah sendiri. Indonesia pun memiliki berbagai macam keunikan dan tradisi turun-temurun sesuai agama yang dianunt. Contoh: setiap umat Katolik merayakan Misa Inkulturasi Nusa Tenggara Timur di gereja. Tujuannya adalah saling bertoleransi akan kebudayaan yang ada sekaligus memperkenalkan kita kepada berbagai macam budaya yang mungkin belum pernah kita sentuh sebelumnya.
Pada Misa Inkulturasi Nusa Tenggara Timur tersebut, perayaan Ekaristi akan dipimpin oleh Uskup, Pastor, atau Frater dari NTT. Budaya khas NTT seperti tarian Kataga. akan diperkenalkan dalam suatu sajian menarik yang pastinya akan membuat kita semakin bangga. Bangga karena Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang tak kalah bagusnya dengan budaya-budaya asing. Dahulu, tarian ini digunakan untuk menyambut pahlawan yang pulang sehabis berperang. Akan tetapi, tari Kataga ini sering dipertunjukkan dalam acara penyambutan tamu agung pada acara-acara khusus tertentu. Tari tradisional asal Sumbawa ini dibawakan sekelompok pria dengan parang dan tameng berbalut kain adat. Nah, dalam tarian ini, terdapat pekikan khas yang disebut Kakalak untuk membangkitkan semangat.
Kemudian, seperti yang kita ketahui… mayoritas penduduk Indonesia menganut agama Islam. Sejak hadirnya era Kesultanan Banten, nuansa rohani sangat kental mewarnai keseharian masyarakat Banten. Ya… hal itu wajar karena Banten merupakan pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Islam merupakan agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Islam berarti penyerahan diri sepenuhnya kepda Tuhan. Pengikut ajaran Islam kita ketahui sebagai Muslim, artinya tunduk kepada Tuhan. Allah menurunkan firman-Nya kepada setiap insan manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya. Mereka meyakini kalau Nabi Muhammad S.A.W. adalah rasul terakhir yang diutus Allah ke dunia.
Diperkirakan, terdapat 1.250 juta sampai 1,4 miliar umat Muslim yang tersebar di seluruh dunia. Sekittar 18% hidup di Arab, 20% di Afrika, 20% di Asia Tenggara, dan 30% di Asia Selatan. Di negara kita sendiri pun dapat ditemui popoulasi Muslim dengan jumlah yang amat besar. Selain itu, ada Cina, Amerika Serikat, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia. Pertumbuhan Muslim diyakini mencapai 2,9% per tahun. Perlu dicatat bahwa Islam merupakan agama yang pertumbuhan pemeluknya terhitung cepat di dunia.
Setiap agama-agama di dunia pasti memiliki tempat ibadahnya masing-masing. Seperti yang telah kita ketahui, tempat ibadah para umat yang beragama Islam adalah masjid. Mereka akan bersujud di hadapan Allah SWT guna berdoa. Selain itu, umat Muslim akan berkumpul bersama untuk melakukan salat fardlu lima waktu serta salat sunnat. Namun, selain digunakan untuk melakukan kegiatan ibadah sosial atau Muamalah, tahukah Anda bahwa terdapat masjid yang dijadikan sebagai tempat rekreasi atau wisata? Ya…. Sebut saja Masjid Seribu Pintu.



Masjid Seribu Pintu merupakan bukti nyata keagungan Allah di zaman yang semakin berkembang dari hari ke hari ini. Masjid yang sangat unik dari segi struktur dan bangunannya ini sempat dikunjungi oleh jalansutra pada awal 2004. Berlokasi di Kampung Bayur, Priuk Jaya, Jatiuwung, Kabupaten Tangerang, Banten, masjid ini beridiri di atas tanah seluas 1 hektar.
Untuk menjangkaunya, kita harus memasukki pedesaan dengan jalan sempit yang berliku-liku. Mungkin hanya muat untuk satu mobil dan satu motor. Butuh beberapa menit untuk sampai di Masjid Seribu Pintu dari pusat Kota Tangerang.
Pada paper ini akan dibahas mengeni seluk-beluk Masjid Seribu Pintu yang belum diketahui masyarakat, keunikannya yang tak dimiliki tempat ibadah lain, sejarahnya, sampai kaitan budaya yang ada di sekitar Masjid Seribu Pintu tersebut.


***

Masjid Seribu Pintu yang pada awalnya bernama Masjid Nurul Yakin merupakan salah satu objek wisata terkenal yang ada di Tangerang. Disebut Masjid Seribu Pintu karena memiliki begitu banyak pintu di dalamnya. Bahkan, pengelola masjid pun tidak tahu persis berapa jumlah pintu yang ada di sana.
Didirikan oleh seorang warga keturunan Arab pada 1978 bernama Al-Faqir yang merupakan murid dari Syekh Hami Abas Rawa Bokor. Warga sekitar memberikan gelar kepadanya, Mahdi Hasan Al-Qudratillah Al-Muqoddam sebagai rasa hormat telah mendirikan masjid yang begitu megah. Al-Faqir pun juga telah membangun masjid dengan keunikan serupa di daerah Karawang, Madiun, dan beberapa kota lain di Indonesia.
Pembangunan tempat ibadah bagi umat Muslim ini tidak memiliki desain khusus. Tidak ada juga desain yang menampilkan corak arsitektur tertentu. Pintu gerbang yang terdapat di sana sangatlah ornamental dan mengikuti ciri arsitektur zaman Baroque juga arsitektur Maya dan Aztec.
Pada Senin, 1 Oktober 2012 yang lalu, kelompok kami yang semuanya beranggotakan perempuan pergi mengunjungi Masjid Pintu Seribu untuk melakukan observasi sebagai pengajuan nilai Ujian Tengah Semester. Sempat tersasar beberapa kali karena kami belum tahu arah pasti menuju tempat wisata tersebut. Terlebih lagi, waktu itu adalah kali pertama bagi kami mendatangi kawasan  yang belum pernah kami kunjungi sebelumnya.
Dari Gading Serpong, kami menempuh waktu sekitar satu jam dan sampai di Masjid Seribu Pintu pada pukul satu siang. Takjub rasanya kami melihat suatu bangunan megah dengan arsitektur bangunan yang cukup unik dan menarik untuk diamati.
Hari Senin itu nyatanya tidak terlalu ramai. Hanya terdapat beberapa pengurus masjid yang berlalu-lalang di sekitar masjid. Warga yang tinggal di daerah sana juga tidak terlihat aktivitasnya. Kami pun menyambangi objek wisata tersebut sembari mengabadikan momen-momen menarik yang ada di sana.
Yang menarik dari Masjid Nurul Yakin atau Masjid Seribu Pintu ini adalah banyaknya pintu yang tak terhitung jumlahnya. Pada mulanya, sebutan Masjid Seribu Pintu ini diberikan oleh seorang wartawan majalah yang kebetulan datang berziarah ke tempat itu pada 1988. Ia hendak meliput seluk-beluk Masjid yang memiliki pesona tiada tara tersebut.
Sejak liputan wartawan tersebut diketahui khalayak luas, lantas banyak orang yang datang karena penasaran dengan tempat ibadah yang memiliki luas tanah sebesar 6.375 m2. Karena pintu yang jumlahnya sangat banyak dan tak terhitung jumlahnya, wartawan majalah tersebut menyebutnya sebagai Masjid Pintu Seribu, Penamaan tersebut terkenal hingga sekarang oleh seluruh masyarakat di seluruh pulau.
Kemudian, ketika kita memasukki gerbang utamanya, ada banyak kaligrafi Al-Quran di setiap dinding yang semakin menunjukkan keislamian dari bangunan tersebut. Kaligrafi tersebut dapat kita temui di seluruh dinding Masjid Seribu Pintu ini. Selain kaligrafi, ada gambar para Wali Songo dan juga gambar-gambar yang menunjukkan asal-usul Masjid Seribu Pintu ini.



Pengurus masjid ini ternyata ada banyak dan mereka pun tinggal di dalam masjid tersebut. Ada pintu-pintu lain di dalam masjid yang bentuknya menyerupai pintu rumah biasa. Nyatanya, di dalam sanalah para pengurus masjid itu tinggal. Rasanya seperti masjid dan rumah menjadi satu tempat bagi mereka.
Di dalam tempat ibadah ini pula bisa kita temui tempat wudhu wanita, tempat wudhu pria, dan banyak ruangan untuk beribadah. Di bagian belakang masjid dekat dengan taman belakang, terdapat ruang salat di mana terdapat bedug, mimbar, jam, dan sajaddah. Ternyata, ruang ibadah tersebut menyatu dengan ruangan terbuka di mana terdapat makam sang pendiri masjid unik tersebut. Di sekitar makam, terdapat dua tasbih berukuran besar dan beberapa buku rohani di sekitarnya. Ternyata, ia telah berusaha mendirikan Masjid yang serupa di kota lain seperti di Sukabumi, Bogor, Bengkulu, Madiun, dan Karawang.
Pembangunan tersebut menggunakan uang sendiri dan bantuan dari penduduk sekitar. Hingga saat ini, bangunan tua tersebut masih terus dibangun walaupun secara bertahap. Bisa kita buktikan dari dinding-dinding masjid yang masih berbentuk tumpukkan bata dan belum dicat. Ada juga fondasi bangunan yang belum selesai. Tembok-tembok yang kotor menunjukkan kalau masjid ini tidak terawat dengan baik. Padahal, Masjid Seribu Pintu merupakan objek wisata yang seharusnya bisa menajdi daya tarik tersendiri bagi masyarakat di seluruh Indonesia, bahkan mancanegara.
Pada mulanya, tujuan dari pembangunan Masjid Seribu Pintu ini hanyalah untuk membangun sebuah masjid dengan konsep yang berbeda dibandingkan dengan masjid lain. Pintu dan lorong dengan jumlah banyak, ditambah suasana yang sengaja digelapkan guna mengingatkan kembali manusia akan alam kubur menjadi ciri khas tersendiri yang dimiliki.
Kami pun menyempatkan diri untuk memasukki Ruang Ziarah yang berada di bagian luar masjid. Kami harus berjalan memanjang seperti ular ke belakang dan saling memegang pundak teman kami. Gelap gulita. Tidak ada cahaya sedikitpun yang ditangkap oleh kedua mata kami. Berbekal tuntunan dari pemandu kami yang ternyata merupakan putra ketiga dari Al-Faqir dan dua senter kecil di genggaman, kami berusaha menyusuri lorong sempit berbatu yang sangat gelap.
Rasa takut kerap menghampiri kami. Kami berjalan terburu-buru mengikuti pemandu kami hingga akhirnya kami sampai di ruang ziarah. Pengap… panas… sempit… dan gelap. Itulah yang sungguh-sungguh dirasakan. Memang benar, pintu yang kecil dan lorong yang sempit tanpa pencahayaan itu menyadarkan kami akan perjalanan hidup yang memang tak mudah. Lika-liku harus terus dilalui guna mencapai tujuan di masa mendatang. Perjalanan yang panjang dan gelap membuat kami merasakan bagaimana rasanya di alam kubur nanti, walaupun kami tahu kalau yang kami rasakan belum seberapa dibandingkan dengan yang aslinya. Kami hanya bergidik ngeri.
Lalu, tibalah kami di suatu ruangan berubin putih bernama Ruang Tasbih. Di sini, kami banyak bertanya kepada pemandu kami. Sayangnya, narasumber kami tidak berkenan kalau mukanya kami rekam sehingga dengan terpaksa kami hanya merekam suaranya saja. Begitu banyak pertanyaan yang kami lontarkan karena kami penasaran dengan keunikan dan keindahan Masjid Seribu Pintu tersebut.
Biasanya, ruang tasbih tersebut digunakan untuk berdoa, bertasbih, dan merenung. Perenungan dapat dilakukan setiap hari dengan waktu yang tak terbatas. Di dalam ruang tasbih tersebut, terdapat beberapa ruang bersekat yang membentuk ruangan seperti mushola. Luasnya sekitar 4 meter. Ruang tersebut diberi nama Fathulqorib, Tanbihul-Algofilin, Safinatul-Jannah, Fatimah, dan lain-lain. Meskipun bangunannya yang sudah tua, tetapi masih layak untuk disinggahi oleh para wartawan maupun wisatawan. Semua lorong itu menuju pada ruang terbuka yang mirip stadion sepak bola yang biasanya dilakukan untuk salat berjamaah.
Di salah satu ruang, terdapat sebuah tasbih berukuran besar yang bersubstansi kayu dengan diameter 10 sentimeter. Pada 99 butir tasbih itu tertuliskan Asmaul Husna. Ruang tersebut biasa digunakan Al-Faqir untuk berdzikir. Katanya, tasbih tersebut merupakan yang terbesar di Indonesia.
Biasanya, orang yang datang untuk berziarah diajak untuk berdoa bersama di Ruang Tasbih tersebut. Mungkin, hal ini merupakan perjalanan dan pengalaman spiritual yang tidak ditemui di tempat lainnya. Sungguh pengalaman yang berkesan.
Keunikkan lain yang bisa ditangkap dari Masjid Seribu Pintu ini tampak ornamen dengan angka 999 yang akan sangat sering kita temui. Mungkin, kita akan bertanya-tanya apa maksud dari angka 999 tersebut sebab kkita bisa menemuinya di pintu gerbang, dinding, tembok, pintu, speaker, guci air, bahkan kotak amal. Angka 99 berarti Asmaul Husna (nama-nama baik Allah) dan angka 9 lainnya merupakan jumlah dari para Wali Songo, yang terdiri dari Sunan Gresik, Sunan Amper, Sunan Derajad, Sunan Bonang, Sunang Klaijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati.
Ada kabar beredar yang menyebutkan bahwa sejumlah ruangan di Masjid Seribu Pintu ini memiliki daya tarik magis, terutama ketika doa-doa dilantunkan di dalam ruangan tersebut. Mushola yang terdapat di dalam masjid pun digunakan untuk Tawsul Dzikir dan pengajian rutin. Masjid tersebut diyakini sebagai salah satu tempat penyebaran agama Islam. Penyebarannya dilakukan dengan membagikan sembako untuk fakir miskin dan anak yatim piatu.
Biasanya, Masjid Seribu Pintu ini ramai dikunjungi pada hari Minggu dan liburan, terutama saat bulan Haji. Masjid ini juga sering mengadakan acara, terutama untuk merayakan hari Idul Fitri, Maulid Nabi, Idul Adha, Bulan Muharam, Rajab, dan tentunya Sholat Ied. Di sekitar Masjid seribu Pintu, terdapat beberapa masjid lainnya yang digunakan untuk sembahyang.
Pada Jumat, 26 Oktober 2012 yang lalu, bertepatan dengan Perayaan Idul Adha, kami kembali mengunjungi Masjid Seribu Pintu ini dan mengamati apa yang dilakukan orang-orang di sana. Pada pukul 7 pagi, dilakukanlah salat Ied di Masjid Seribu Pintu, akan tetapi, masjid tersebut hanya digunakan khusus oleh wanita, sedangkan pria salat di masjid lain yang tak jauh dari sana.



Setelah salat, dilakukan pemotongan kurban, yakni 3 kambing. Kemudian, dibagikan kepada 70 warga sekitar. Kami sempat mengikuti Pak Basri, salah satu panitia yang bertugas membagikan hewan kurban tersebut untuk berkeliling ke rumah-rumah warga. Ternyata, mereka lebih memilih untuk mendatangi rumah satu per satu dan membagikannya kepada mereka dibandingkan menggunakan sistem kupon di mana warga datang sendiri untuk mengambil bagiannya. Mengapa? Karena untuk menghindari ricuh antarwarga sehingga para panitia memutuskan untuk membagi-bagikan hewan kurban tersebut secara langsung.
Di sisi yang bersebelahan, menurut tradisi Islam, wajib pula dilakukan salat Jumat oleh para pria. Pada pukul 12 siang, para warga sudah berkumpul di masjid dan siap mengikuti salat Jumat tersebut. Ternyata, salat Jumat tidak dilakukan di Masjid Nurul Yakin, tetapi di masjid lain ada di kawasan tersebut.
Pada perayaan Idul Adha tersebut, ternyata diadakan pemotongan sapi seusai salat Jumat pada pukul 1 siang. Para warga, khususnya lelaki keluar rumah dan ikut membantu proses pemotongan kurban tersebut. Sapi berwarna putih itu digiring menuju rumah belakang warga di mana terdapat tanah yang agak lapang. Sapi tersebut diikat kepala dan kakinya, lalu digulingkan hingga jatuh ke tanah. Sebelum disembelih, diucapkanlah serentetan doa-doa hingga akhirnya sapi itu dipotong. Suasana panas dan terik nyatanya tak menghalangi mereka untuk merayakan kebersamaan dalam Hari Raya Idul Adha. [CONTOH END]


Monday, December 17, 2012

Mekanisme Tugas

  1. Upload video ke http://www.youtube.com
  2. Dalam video harus terdapat NIM, NAMA dan KELAS.
  3. Durasi video 10 – 15 menit.
  4. Postinglah sebuah new post pada http://tugasKAB.blogspot.com
  5. Pada bagian atas (header) post harus terdapat NIM, NAMA dan KELAS. Jika tidak terdapat salah satu maka tugas tidak akan dinilai.
  6. Kemudian embed-lah video dari Youtube tadi ke New Post di Blogspot. Blog post harus terdiri dari video, foto dan laporan tertulis.
  7. Laporan dapat ditulis dengan gaya bahasa yang santai dan tidak harus terlalu ilmiah, namun demikian dalam laporan tertulis wajib dimasukkan konsep-konsep KAB yang ada pada textbook.
  8. Laporan tertulis harus terdiri dari minimal 2000 kata.
  9. PLAGIARISME akan menyebabkan tugas mendapat nilai NOL.
  10. Contoh post dapat dilihat dalam blog ini.
  11. Penilaian berdasarkan tingkat kedalaman observasi (tidak hanya wawancara) dan juga integrasi dari video, foto dan laporan tertulis ke dalam satu kesatuan pesan.
  12. Deadline pengumpulan materi 14 Januari 2013 pukul 24.00


Definisi Tugas

  1. Tugas merupakan tugas individu/perorangan.
  2. Tugas merupakan pengganti dari Ujian Akhir Semester.
  3. Tugas merupakan observasi kelompok/suku/etnis yang dianggap menarik dan melakukan pendekatan observasi etnografi (tidak hanya dengan wawancara).
  4. Kelompok/suku/etnis dapat diobservasi secara kelompok untuk mempermudah namun masing-masing melakukan pendekatan secara individu/perorangan.
  5. Tugas merupakan kombinasi dari video, foto dan laporan tertulis yang kemudian diposting di blog.